Kate Middleton Tuntut Majalah yang Beritakan Dirinya Kelelahan Akibat Meghan Markle dan Pangeran Harry

Kate Middleton merasa dikhianati oleh salah satu teman yang dikenalnya sejak kuliah akibat pemberitaan yang disangkutkan pada Meghan Markle.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 04 Jun 2020, 09:03 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 09:03 WIB
Gaya Kate Middleton dan Meghan Markle Saat Natal
Duchess of Cambridge, Kate Middleton dan Duchess of Sussex, Meghan Markle berbincang saat menghadiri perayaan Natal kerajaan di Gereja St Mary Magdalene di Sandringham, Inggris (25/12). Keduanya tampil cantik mengenakan gaun. (AFP Photo/Paul Ellis)

Liputan6.com, Jakarta - Kate Middleton dibuat tambah sibuk di tengah tingginya beban kerja sebagai anggota senior Kerajaan Inggris. Hal itu berkaitan dengan pemberitaan yang menyebutnya kelelahan akibat harus mengambil alih tugas yang ditinggalkan Pangeran Harry dan Meghan Markle yang resmi mundur sejak akhir Maret 2020.

Dikutip dari laman The Sun, Kamis (4/6/2020), pemberitaan sebuah majalah gaya hidup itu menampilkan Kate Middleton sebagai headline dengan judul Catherine The Great. Sejumlah pernyataan yang ditulis dalam artikel tersebut dinilai merendahkan istri Pangeran William itu.

Ia disebut merasa kelelahan, terjebak, dan sangat marah dengan beban kerja ekstra setelah Harry dan Meghan pindah ke Los Angeles. Ia juga disebut merasa anak-anaknya telah 'dikhianati' dengan alasan yang sangat egois. 

Dalam artikel tersebut, sumber yang disebut sebagai teman telah mengatakan, "tidak tahu siapa dia', dan menggambarkan Kate sebagai seseorang yang tidak bisa ditembus. Sementara, si penulis, jurnalis Anna Pasternak menggambarkan Duchess of Cambridge memiliki 'aura kebodohan'. 

Penulis artikel itu juga mengkritik Kate membuat-buat aksen 'posher' setelah dilahirkan sebagai orang biasa. Pasternak juga menyinggung ibunda Kate, Carole Middleton sebagai orang yang bertanggung jawab atas desain kediaman Kate dan William di Norfolk menjadi seperti Buckingham.

Buntutnya, pasangan kerajaan itu mengambil tindakan hukum atas Tattler karena pemberitaannya dianggap tidak akurat dan salah mengartikan. Orang dalam kerajaan menuduh Meghan yang memengaruhi pemberitaan tersebut lewat peran ipar teman baiknya yang juga mantan jurnalis di majalah tersebut.

Nada artikel tersebut sangat mengejutkan Kate mengingat majalah tersebut sebelumnya menampilkan sosoknya sebagai ikon masyarakat. Apalagi, editor artikel tersebut diketahui sebagai teman lama Kate Middleton sejak mereka sama-sama berkuliah di St Andrews University.

Merasa Dikhianati

Kerajaan Inggris
Pangeran Charles, Camilla, Pangeran William, Kate Middleton, Pangeran Harry, dan Meghan Markle menghadiri pelayanan Commonwealth Day di London, Inggris, 9 Maret 2020. (PHIL HARRIS / POOL / AFP)

Hubungan Kate dan editor itu bisa terbilang dekat. Mereka pernah berlibur bersama dua kali, bahkan sang editor sempat membagikan foto keakrabannya dengan ibu tiga anak itu yang belakangan dihapusnya

"Kate merasa terluka dan kecewa karena artikel tersebut. Itu sangat tidak menyenangkan. Dia juga merasa dikhianati karena pria itu adalah temannya sejak di St Andrews. Kate tak pernah menduganya," kata seorang sumber.

Editor tersebut juga diyakini ada dalam barisan tamu yang diundang dalam pernikahan Kate dan William pada 2011 lalu. Saat itu, lelaki itu menyebut Kate sebagai orang yang sangat terukur dan terkontrol.

"Ada sebuah klub malam yang sangat populer bernama Boujis dan dia terkenal selalu ke kamar mandiri, mengecek rambut dan makeup-nya sebelum ia meninggalkan tempat itu karena ia tahu fotografer telah menunggunya di luar," katanya saat itu. 

Karena itu, sumber tersebut menyatakan banyak pertanyaan yang tidak terjawab, khususnya terkait pernyataan yang dianggap tak benar yang diunggah Tattler. "Karena teman-teman baiknya tidak akan pernah berkata demikian tentang Kate," sambung dia.

Artikel itu juga menyinggung Pangeran William yang disebut melihat Carole sebagai ibu yang selalu ia inginkan. Belum lagi soal tudingan miring atas bentuk tubuh ramping Kate yang disebut sangat kurus. 

Sementara, Pasternak dikenal sebagai penulis buku Princess In Love yang diterbitkan pada 1994. Ia juga menulis buku tentang Wallis Simpson, seorang perempuan berdarah Amerika Serikat yang dinikahi Raja Edrward VIII. Ia juga diketahui menulis headline berjudul, "Agar Sejarah Tak Berulang, Meghan Harus Belajar dari Wallis Simpson."

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya