Imbas Protes Lawan Rasisme, Patung Pendiri Pramuka di Inggris Bakal Dicopot Sementara

Tak hanya patung pendiri pramuka, tetapi juga pendiri rumah sakit di pusat London, terancam dirobohkan karena mereka dianggap terkait dengan rasisme

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Jun 2020, 14:22 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 14:01 WIB
Robert Baden-Powell
Patung penemu pramuka, Robert Baden-Powell, di Bournemouth, bagian selatan Inggris. (GLYN KIRK / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Patung pendiri gerakan pramuka, Robert Baden-Powell, dilaporkan akan dijaga selama 24 jam sampai nantinya untuk sementara diangkat dari lokasi sekarang. Mengutip laman The Sun, Jumat (12/6/2020), memorial pernghargaan akan jasa Baden-Powell ini telah ada di Poole, Dorset, Inggris sejak 12 tahun lalu.

Dilatarbelakangi kekhawatiran akan ancaman pengrusakan pada patung tersebut karena figur Baden-Powell dianggap rasis, homofobik, dan pendukung Adolf Hitler, dewan kota setempat memutuskan untuk sementara mengangkat patung tersebut. 

Menurut Wakil Kepala Dewan Kota, Mark Howell, pihaknya akan mengadakan pengamanan rutin sampai patung tersebut diangkat atau ancaman pengrusakannya tak lagi ada. Karena fondasi yang ternyata lebih dalam dari perkiraan, pengangkatan patung ini butuh waktu lebih dari satu hari.

"Pengangkatan ini tentu bersifat sementara karena kami dinotifikasi bahwa patung Baden-Powell bakal jadi target para demonstran anti-rasisme. Kami merasa ini jadi tanggung jawab kami, supaya generasi mendatang bisa tetap melihat dan menikmati memorial ini," ucap Howell.

Selain Baden-Powell, patung dari dua figur lain yang lekat dengan sejarah Guy dan Rumah Sakit St Thomas juga akan sementara diangkat, sebagaimana dikonfirmasi Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust.

Patung Robert Clayton dan Thomas Guy akan diangkat akibat asosiasi mereka dengan perdagangan budak. Clayton disebut punya kaitan dengan Royal African Company yang mengangkut para budak ke Amerika, sementara Guy berinvestasi di South Sea Company, pihak yang juga terlibat dalam perdagangan tersebut,

"Seperti banyak organisasi di Britania, kami tahu kami punya tanggung jawab untuk menyebut peninggalaan kolonialisme, rasisme, dan perbudakan dalam pekerjaan kami. Kami tentu sangat memahami sakit hati dan kemarahan publik," begitu bunyi keterangan resmi dari pihak organisasi.

"Kami sendiri sudah melihat efek buruk dari struktur rasisme setiap hari. Orang kulit hitam punya kondisi kesehatan yang umumnya lebih buruk, dan ini hanya satu dari sekian banyak efek rasisme dalam jangka panjang di lingkungan sosial kita," sambung mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pro-kontra Pengangkatan Patung

Thomas Guy
Patung Thomay Guy di halaman depan Guy's Hospital di London, Inggris. (TOLGA AKMEN / AFP)

Aktivis di seantero Inggris Raya telah menyusun daftar monumen Topple the Racists yang bakal mereka tanggalkan setelah melakukan protes sebagai upaya melawan rasisme dipicu kematian George Floyd di Amerika Serikat.

Demonstan telah menaggalkan patung figur terkait perdagangan budak Edward Colston, berikut memorial untuk Winston Churchill yang dicoret dengan kata 'rasis'. Sementara, mantan anggota pramuka, Len Bannister, bersama sekian banyk orang tampak melindungi patung penemu pramuka.

Mereka yang notabene datang dari berbagai kota di Britania itu menggelar semacam aksi penghormatan pada patung Baden-Powell. Beberapa di antaranya menganggap pengangkatan patung tersebut bukanlah ide bagus, kendati ada ancaman pengrusakan.

Padahal, protes dan sejumlah aksi kekerasan akan pengrusakan patung telah terlihat di beberapa aksi protes sejak minggu lalu di Britania Raya.

"Kami sadar akan beberapa aspek kehidupan Robert Baden-Powell yang bisa dikatakan tak bisa diapreasiai. Bagaimanapun, pengangkatan patung ini membuat kami bisa melakukan diskusi lebih lanjut dengan berbagai pihak tanpa memenangkan kepentingan tak seharusnya," ungkap Ketua Dewan Kota Vikki Slade.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya