Liputan6.com, Jakarta - Para penggemar brand Gucci sepertinya harus siap merogoh kocek lebih dalam jika ingin membeli produk label asal Italia tersebut. Dampak pandemi corona Covid-19, Gucci memutuskan menaikkan harga untuk koleksi tas mereka.
Melansir laman Hypebae, Selasa (23/6/2020), kenaikan harga ini harus terjadi demi menutupi penurunan penjualan di kuartal satu dan kuartal dua 2020.
Advertisement
Baca Juga
Di awal pandemi, hampir semua toko tutup karena aturan lockdown dan karantina mandiri. Begitu pula impor barang yang memerlukan regulasi rumit nan lama.
Hal itu membuat banyak industri fesyen terkapar, terutama sektor produk high-end. Tak hanya Gucci yang harus kerja keras mengembalikan angka penjualan, Chanel dan Louis Vuitton pun terpaksa menerapkan penyesuaian harga.
Berdasarkan laporan dari para analis di Jefferies, kenaikan harga tas akan berkisar antara lima sampai sembilan persen untuk tipe tas Gucci tertentu, seperti Dionysus dan Zumi.
Kenaikan harga ini akan berdampak di China, Italia, dan Inggris. Sebelumnya keputusan menaikkan harga barang memang sudah banyak diprediksi akan terjadi di masa pandemi corona.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bahan Mentah yang Langka
Analis Cereda mengatakan, pihaknya tak kaget brand dengan posisi pasar tinggi, seperti Gucci akan mengikuti kebijakan penyesuaian harga. "Itu adalah usaha untuk mengurangi tekanan pendapatan," katanya.
Sebelumnya pada Mei 2020, Chanel mengumumkan akan menaikkan harga beberapa tas ikonik mereka, seperti Boy Bag, Gabrielle, Chanel 11.12, dan Chanel 19. Kenaikan harga ini juga merupakan imbas pandemi.
Bahan mentah untuk produksi tas premium sekarang termasuk langka karena banyak pabrik tekstil maupun produsen kulit yang tutup. Hal itu menyebabkan harga bahan mentah melonjak hingga bedampak pada harga produksi barang, termasuk tas, juga naik.
Advertisement