Supermarket di Inggris Akhiri Penjualan Kelapa dan Santan yang Dipetik Monyet

Beberapa monyet jantan dipaksa untuk mengambil hingga 1.000 kelapa sehari,

oleh Komarudin diperbarui 07 Jul 2020, 08:49 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 07:03 WIB
Ilustrasi monyet
Ilustrasi monyet (Dok. Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Supermarket di Inggris menarik sejumlah produk dari rak mereka, setelah kampanye oleh People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menyoroti perusahaan yang menggunakan monyet untuk memetik kelapa. Air kelapa, santan, dan produk lain yang terbuat dari kelapa adalah makanan pokok bagi banyak orang, dan sebagai kelapa dianggap vegan.

Namun, PETA Asia mengunjungi sejumlah perkebunan kelapa di seluruh Thailand dan menemukan banyak yang menggunakan monyet untuk memanjat pohon dan memetik hasil panen, dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Mereka juga mengunjungi beberapa fasilitas pelatihan monyet dan kompetisi memetik kelapa menggunakan monyet yang merupakan 'pelecehan dan eksploitasi yang terdokumentasi', seperti dilansir dari Metro, Senin, 6 Juli 2020.

Akibatnya, Waitrose, Ocado, Co-op, dan Boots telah menarik barang-barang tertentu dari penjualan. Sainsbury's dan Asda pun menyelidiki apakah barang yang mereka jual terpengaruh.

Tesco dan Morrison menyatakan bahwa air kelapa dan santan yang mereka jual diproduksi tanpa tenaga monyet. Investigasi PETA menemukan bahwa beberapa monyet jantan dipaksa untuk mengambil hingga 1.000 kelapa sehari, dibandingkan dengan manusia, yang bisa memetik sekitar 80, serta disimpan dalam kondisi sempit dan kotor.

Mereka juga menyatakan sebagai bagian dari laporan mereka bahwa banyak monyet diculik secara ilegal dari keluarga dan rumah mereka di alam terbuka ketika mereka masih bayi. Mereka dilengkapi dengan kerah logam yang kaku dan dirantai atau ditambatkan hingga tidak lagi berguna bagi industri kelapa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dijadikan Sirkus

Ilustrasi Monyet (iStock)
Ilustrasi Monyet (iStock)

Beberapa monyet diduga mencabut gigi taring dewasa mereka. Mereka dipaksa untuk dijadikan sirkus, kemudian melakukan trik untuk  menghibur masyarakat umum.

"Ini aneh, hewan-hewan yang sangat cerdas ini tidak diberi stimulasi psikologis, perkawanan, kebebasan, dan segala hal lain yang akan membuat hidup mereka layak untuk dijalani, semua monyet digunakan untuk mengumpulkan kelapa," kata direktur PETA, Elisa Allen.

Peta juga menyerukan kepada orang-orang untuk tidak mendukung penggunaan tenaga kerja monyet dengan menghindari produk-produk kelapa dari Thailand. Badan amal ini telah menghasilkan daftar merek dan supermarket di Inggris yang menjual produk-produk kelapa yang dipanen dengan cara ini, dan diperbarui secara berkala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya