Warganet Heboh Kue Klepon Disebut Tidak Islami, Apa Saja Bahan Pembuatnya?

Banyak warganet yang mempertanyakan, apa alasan klepon yang sering dijual sebagai takjil, diklaim bukan jajanan atau makanan Islami.

oleh Henry diperbarui 21 Okt 2020, 01:41 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 17:04 WIB
[Bintang] Kue Klepon
Kue Klepon. foto: cookpad

Liputan6.com, Jakarta -  Warganet Indonesia sedang dihebohkan dengan jajanan tradisional klepon yang dibilang tidak islami. Kue klepon jadi trending topic Indonesia di Twitter, Selasa (21/7/2020).

Hal itu terlihat dari gambar yang beredar di media sosial dan menyebutkan jika jajanan tradisional bertabur kelapa itu bukanlah jajanan Islami. Salah satunya diunggah oleh akun Twitter @memefess.

Gambar yang tersebar tersebut bertuliskan, "Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami dengan cara membeli jajanan Islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami."

Masih belum jelas dari mana dan siapa pembuat gambar tersebut. Namun, di bagian bawah tertulis nama 'Abu Ikhwan Azis'.

Warganet Heboh Kue Klepon Disebut Tidak Islami, Apa Saja Bahan Pembuatannya?
Warganet Heboh Kue Klepon Disebut Tidak Islami, Apa Saja Bahan Pembuatannya? (dok.Twitter @memefess/https://twitter.com/memefess/status/1285394075181432832/Henry)

Kicauan ini langsung viral dengan lebih dari 2,2 ribu likes dan 1,6 ribu retweet. Banyak warganet yang mempertanyakan, apa alasan klepon diklaim bukan jajanan atau makanan Islami, dan kenapa harus kue beras tersebut?

"Kenapa klepon doang? Kenapa nggak semua kue? Kue tart? Brownies? Nogosari? Iwel-iwel? Mendut? Lemper? Apakah kau yakin mereka Islami? Bungkusnya doang daun pisang, ternyata dalemnya isi kue. Ini kan penipuan, tidak Islami sekali," cuit akun @HabibiFuad.

"Padahal sensasi ketika gula merahnya pecah di mulut dan membuncah itu, sungguh nikmat tiada tara... Oh mungkin terlalu vulgar ya," komentar pemilik akun @jastairvine.

Ada juga yang membandingkannya dengan kuliner khas Indonesia lain yang namanya terkesan vulgar, seperti Memek yang merupakan makanan khas Aceh. Bahkan ada yang membandingkan dengan Indomie Rasa Saksang Babi yang sudah terbukti hoax. 

Di sisi lain, ada juga yang menuliskan bahwa unggahan kue klepon tidak Islami itu hanya ulah orang iseng karena tidak ada nama akun ‘Abu Ikhwan Azis’ di media sosial.

"@memefessDi FB, IG, Twitter sih nama Abu Ikhwan Azis saya cari tidak ada. Mungkin benar kata post ini, hati-hati ini bercanda, tapi diseriusi yang malah bikin perpecahan," tulis pemilik akun @i_bagoes.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tepung Beras Ketan

Warganet Heboh Kue Klepon Disebut Tidak Islami, Apa Saja Bahan Pembuatannya?
Warganet Heboh Kue Klepon Disebut Tidak Islami, Apa Saja Bahan Pembuatannya? (dok.Twitter @i_bagoes/https://twitter.com/i_bagoes/status/1285424500046090241/Henry)

Sampai saat ini belum diketahui alasan penyebutan klepon sebagai makanan tidak Islami. Padahal salah satu kue jajanan pasar ini termasuk takjil yang banyak diburu di bulan Ramadan. Kue ini pun dibuat dari bahan-bahan yang masuk kategori halal.

Dilansir dari merdeka.com, klepon adalah salah satu dari sekian ribu macam jajanan pasar tradisional di Indonesia. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang diberi pewarna hijau atau putih, lalu diisi gula merah dan dibentuk bola-bola kecil yang direbus dalam air mendidih.

Terakhir kemudian dibaluri dengan parutan kelapa. Klepon tidak hanya ditemui di Indonesia saja, tapi juga di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Uniknya, di luar Jawa dan di luar negeri, klepon justru lebih dikenal dengan nama onde-onde.

Sebagian orang memang lebih terbiasa melihat klepon yang berwarna hijau, namun kini seiring dengan perkembangan zaman dan agar klepon tidak tergerus, sudah banyak yang menjual klepon dengan warna lain atau sering disebut klepon pelangi.

Bahkan, isinya kini tidak lagi hanya gula merah, namun juga coklat, stroberi, nanas, dan masih banyak lagi. Klepon bahkan dimodifikasi dalam bentuk kue lebih modern dan dijual di sejumlah toko maupun kedai kopi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya