Liputan6.com, Jakarta - Sebagai langkah awal kembali menggiatkan pariwisata dalam negeri, Bali secara resmi membuka pintu untuk wisatawan domestik. Protokol Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE) pun jadi pedoman utama dalam praktiknya.
Kendati sudah melalui tahap pra-kondisi lewat edukasi, sosialisasi, dan simulasi, penerapan protokol kesehatan demi mencegah transmisi COVID-19 tak dilepas begitu saja. Dinas Pariwisata Bali punya siasat dalam memastikan penerapannya.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadinpar) Provinsi Bali I Putu Astawa menjelaskan, pihaknya melakukan sertifikasi sebagai bukti penerapan prosedur kesehatan. "Juga, sudah ada ratusan desa adat yang mengawal dan berkomitmen menjaga penerapan protkol kesehatan," katanya saat menghadiri konferensi pers daring 9th anniversary Tiket.com, Rabu, 12 Agustus 2020.
Advertisement
Baca Juga
Pelanggaran protokol kesehatan, sambung Astawa, bakal didenda sesuai ketentuan masyarakat adat. "Di Bali, hukum adat benar-benar dipegang. Praktiknya lebih melekat," imbuhnya.
Penerapannya merupakan bagian dari upaya pemulihan sektor pariwisata Bali. Pasal, pihaknya tengah membangun rasa percaya wisatawan untuk kembali ke Bali dengan aman. "Kami juga terus meningkatkan uji lab supaya tidak ada transmisi baru," ucapnya.
Langkah lain yang dilakukan adalah dengan mengundang BUMN, BUMD, dan sederet komunitas untuk tur ke Bali. "Kami mendorong untuk tetap meningkatkan imunitas dengan traveling santai," kata Astawa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Destinasi Favorit Sejak Dibuka Kembali
Astawa mengatakan, sejak dibuka untuk wisatawan domestik pada 31 Juli 2020, rata-rata angka kunjungan per hari ada di dua ribu hingga 2,5 ribu. "Orang kebanyakan ke pantai, danau, dan kebun raya," ucapnya.
"Bali kan tidak terlalu besar. Jadi, dengan waktu cukup singkat, misal satu jam, sudah bisa ganti suasana. Dari pantai ke utara bernuansa pegunungan bisa," sambung Astawa.
Ia pun mengatakan, daerah Nusa Dua dengan resort dan kelengkapan fasilitasnya sangat cocok jadi tempat bagi pelancong yang ingin mengisolasi diri. Kendati, kapasitas di semua destinasi wisata sudah dikurangi 50 persen.
Soal rencana membuka gerbang untuk wisatawan mancanegara pada September mendatang, Astawa mengatakan, masih tentatif karena menunggu keputusan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM.
"Sebagai upaya pemulihan, kami pun sangat membuka diri untuk bersinergi dengan banyak pihak, seperti tiket.com. Karena promosi (pariwisata) mustahil kalau hanya dilakukan Dinpar," tandasnya.
Advertisement