Liputan6.com, Jakarta - Pernah mendengar pepatah Jawa, 'witing tresno jalaran soko kulino', yang berarti jatuh cinta karena telah terbiasa? Hal itu sering terjadi dalam satu fase di kehidupan manusia, salah satunya menyukai teman atau sahabat yang berawal dari rasa nyaman.
Dilansir dari kanal YouTube Satu Persen, Kamis, 3 September 2020, semua ini berawal dari rasa nyaman yang hadir saat seseorang selalu ada di samping Anda. Maka, fenomena jatuh cinta dengan teman sendiri mungkin saja terjadi.
Advertisement
Baca Juga
Dalam ilmu psikologi, fenomena ini disebut dengan mere exposure effect atau efek akibat sering lihat saja. Semakin sering manusia menerima stimulus tertentu, penilaiannya terhadap stimulus tersebut akan semakin positif. Tak hanya berlaku dalam hubungan antar-individu saja, hal ini juga digunakan dalam industri periklanan.
Iklan yang sering dilihat berulang kali akan terasa lebih meyakinkan dibandingkan yang hanya dilihat satu kali saja. Awalnya bisa saja Anda menganggap iklan itu aneh atau juga mengganggu, tetapi setelah melihatnya terus-menerus, akhirnya akan muncul pikiran bahwa produk yang diiklankan itu menarik dan ada keinginan untuk membelinya.
Inilah yang juga berlaku dalam hubungan antarmanusia. Pernahkah Anda memiliki seseorang yang awalnya kalian anggap teman biasa saja, tetapi karena sering berpergian dengannya, mengobrol banyak hal, lama-kelamaan Anda mulai mulai tertarik dengan si “teman” ini.
Sebuah eksperimen pernah dilakukan terhadap empat orang mahasisiwi dengan gaya atau penampilan yang hampir mirip dan mereka dimasukkan ke dalam satu kelas yang sama. Tiap-tiap dari mereka masuk kelas dengan frekuensi yang berbeda, ada yang setiap hari datang, dan ada pula yang jarang datang.
Menjelang akhir semester, teman kelas mereka itu diminta untuk menilai siapa dari keempat gadis tersebut yang menurut mereka paling menarik. Akhirnya, mereka memilih mahasiswi yang paling sering datang ke kelas. Studi ini adalah salah satu penjelasan nyata tentang bagaimana berteman lama dengan seseorang yang sering hadir dalam kehidupan mereka dapat memunculkan ketertarikan dan rasa suka satu sama lain.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hati-Hati Nyaman yang Beracun
Manusia pada dasarnya akan selalu berhati-hati dengan hal baru, begitu juga saat berinteraksi dengan orang baru. Tetapi, ketika sering terpapar dengan sesuatu atau seseorang yang ternyata tidak menimbulkan rasa bahaya dalam hidup, rasa hati-hati itu akan berkurang, berganti dengan rasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan orang tersebut.
Rasa nyaman itu membuat mood jauh lebih baik. Namun, mood baik itu tanpa disadari dapat membingungkan, sampai akhirnya muncul pemikiran bahwa ada rasa suka terhadap orang tersebut, padahal bisa saja sekadar perasaan nyaman.
Ketika sudah nyaman, terkadang orang memilih lanjut menjadi pasangan tanpa mempertimbangkan apakah mereka akan cocok sebagai pasangan. Padahal jika ternyata tidak cocok, dapat mengarah ke hubungan yang beracun. Tapi, terjebak di hubungan yang diawali rasa nyaman, akan membuat orang sulit untuk keluar dari hubungan toxic tersebut.
Perlu diingat bahwa orang bisa saja merasa senang bukan hanya karena keberadaan Anda, tetapi keberadaan Anda yang membuat mereka nyaman. Kalau dalam proses pendekatan Anda selalu berusaha membuatnya nyaman, tetapi orang itu tidak merasakan hal yang sama, lebih baik jangan diteruskan.
Mungkin Anda bertanya-tanya, salahkah bila hubungan berlandaskan rasa nyaman itu dilanjutkan? Pada dasarnya, tidak ada salahnya, tetapi Anda harus memikirkan apakah perasaan itu benar-benar cinta atau sekadar rasa nyaman dan takut kehilangan saja.
Jangan sampai Anda terjebak dalam hubungan toxic karena memulai hubungan dengan alasan yang salah. Ingatlah bahwa ketika memilih pasangan, dia akan menjadi seseorang yang berpengaruh dalam hidup Anda. Maka itu, pilihlah pasangan dengan hati juga pikiran yang bijak. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement