Kolaborasi Sekolah Pionir untuk Membuat Konten Pariwisata

Tujuan dari kegiatan ini adalah guna membangkitkan kebanggaan siswa akan potensi pariwisata daerahnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2020, 01:07 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2020, 20:22 WIB
Ilustrasi Ponsel
Ilustrasi ponsel (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta – Sukses menggelar Lomba Video Pigijo Ini Indonesiaku yang melibatkan guru-guru seluruh Indonesia, PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (Pigijo) langsung tancap gas dengan Ini Indonesiaku jilid 2. Kalau sebelumnya melibatkan para guru, kali ini para siswa di seluruh Indonesialah yang dikerahkan untuk membuat video pariwisata.

Lomba ini sendiri merupakan bagian dari kolaborasi Pigijo bersama Millealab dalam program besar 100 Sekolah Pionir VR (Virtual Reality) Indonesia. Dalam lomba video Ini Indonesiaku jilid 2, satu kelompok siswa akan membuat minimal dua video tentang pariwisata dan masing-masing berdurasi maksimal satu menit.

Mereka dapat memilih dari kategori Objek Wisata, Budaya, Kuliner, atau Sosok Inspiratif, dan memposting di Instagram masing-masing. Pigijo akan memilih dan memberikan hadiah untuk 1 (satu) video terbaik per-minggunya.  Adi Putera Widjaja, Chief Executive Officer Pigijo mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah guna membangkitkan kebanggaan siswa akan potensi pariwisata daerahnya dan sadar bahwa hal tersebut juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

“Pigijo memberikan harapan bahwa meski di tengah pandemi, kita harus tetap semangat dalam berkarya. Konten-konten ini diperlukan untuk tetap membakar gairah pariwisata Indonesia. Sehingga saat situasi sulit berlalu, akan menjadi media promosi yang ampuh untuk menarik wisatawan datang ke daerah,” papar Adi.

Sementara itu Managing Director Shinta VR (Millelab) Andes Rizky mengemukakan, selain Pigijo menjadi perusahaan pertama yang melakukan brand placement positif pada dunia VR dan pendidikan, Pigijo juga dapat meningkatkan kesadaran siswa-siswi seluruh Indonesia akan pentingnya memaknai dan mengangkat kebanggaan potensi wisata daerah mereka.

“Millealab akan bekerjasama dengan Pigijo untuk membangun suatu platform Virtual Reality Tourism System untuk meningkatkan pendapatan area-area potensi pariwisata Indonesia,” jelas Andes. Andes jmenambahkan, Pigijo jadi perusahaan pertama yang bekerjasama dengan Shinta VR, dalam menyebarkan pesan baik dan inspirasi baik bagi pendidikan Indonesia dan tentunya juga jadi perusahaan pertama yang memakai platform VR sebagai media awareness dan branding yang massive di seluruh provinsi di Indonesia.

Selain itu, Pigijo juga akan menjadi partner untuk mengembangkan platform pariwisata virtual untuk menyikapi dan memberikan solusi bagi industri pariwisata Indonesia yang menurun pendapatannya karena pandemi COVID19. Pigijo selanjutnya juga akan memilih siswa yang berpotensi untuk diberikan pelatihan menjadi Tour Guide atau Travel Assistance Profesional dan bersertifikasi.

Ditambah lagi dengan pembimbingan pembuatan produk kerajinan atau karya berupa barang atau merchandise. yang nantinya bisa dijual di marketplace Pigijo. Creative Director Pigijo, Faisal Rahim mengatakan, bahwa Pigijo yakin sekali akan bermunculan karya-karya kreatif yang fresh dari para siswa.

Adapun syarat mengikuti lomba yaitu follow Instagram @pigijo_, lalu mengupload video di INSTAGRAM FEED masing-masing dengan Hashtag #iniindonesiaku #maknaiperjalananmu #lombapigijo2 #pigijo #supportlocalexpert. Tidak lupa untuk Tag & Mention: @pigijo_ Masa posting lomba telah dimulai sejak 7 September hingga akhir Oktober 2020.

Kolaborasi  Sekolah Pionir untuk Membuat Konten Pariwisata
Kolaborasi Sekolah Pionir untuk Membuat Konten Pariwisata. foto: istimewa

100 Sekolah Pionir VR Indonesia. Program Millealab untuk Menciptakan Akses Teknologi VR Pendidikan.

Pandemi COVID19 telah berdampak di seluruh sektor aktifitas termasuk pendidikan. Siswa-siswa secara serentak “dipaksa” untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah. Para tenaga pendidik pun tak luput dari perubahan cepat ini. Mereka diharuskan untuk menggunakan teknologi secara kreatif agar murid tidak merasa bosan dengan sistem pembelajaran daring.

Selain itu, penggunaan video conference untuk pembelajaran daring sangat memakan biaya kuota internet.Dari hasil riset dan data yang diperoleh, penggunaan video conference bagi siswa sangat menguras biaya kuota internet.

“Sebagai contoh, satu jam belajar menggunakan aplikasi video conference dengan jumlah peserta 20 orang menghabiskan kuota sebanyak 1,5 Gb hingga 1,98 Gb, jika dikalikan dengan 4 jam belajar menggunakan video conference, maka satu hari dapat menghabiskan 6Gb hingga 10 Gb kuota internet. Tentunya hal ini sangat memberatkan bagi orang tua. Penggunaan VR Platform Millealab sebagai aplikasi pembelajaran berbasis VR, hanya membutuhkan maksimal kuota sebanyak 150 Mb saja,” pungkas Andes, Managing Director Millealab.

Millealab sebagai satu-satunya produk cloud based platform VR untuk pendidikan di Indonesia, yang dikembangkan oleh anak bangsa dari SHINTA VR. Dengan menggunakan Millealab, para guru dapat membuat konten pembelajaran berbasis VR mereka sendiri tanpa harus menggunakan bahasa programming dan tanpa harus menggunakan komputer yang mahal.

Millealab yakin bahwa salah satu solusi efektif bagi sekolah-sekolah saat ini adalah penggunaan massive teknologi VR dan 3D interaktif. Dengan berbekal pengalaman melatih ribuan guru di Indonesia untuk membuat konten VR Pendidikan, Millealab bekerjasama dengan Ikatan Guru Indonesia DKI Jakarta, SEAMEO SEAMOLEC, Pigijo, dan Daily Social meluncurkan program “100 Sekolah Pionir VR Indonesia”

Program ini bertujuan untuk memberikan akses dan pembimbingan jangka panjang secara gratis kepada 100 sekolah terpilih di 34 provinsi Indonesia untuk menggunakan teknologi VR melalui platform Millelab. Rekomendasi pemilihan sekolah dikoordinasi oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) DKI JAKARTA.

Setelah para guru dapat membuat konten VR mereka sendiri menggunakan Millealab, mereka akan dibimbing untuk mengujicobakan dengan metode blended learning yang mereka pilih sesuai hasil identifikasi. Setelah itu program akan terus berlanjut untuk mendapatkan evaluasi perbandingan pembelajaran menggunakan VR untuk peningkatan emosi positif siswa, skill kognitif, skill literasi, dan skill problem solving yang kompleks.

Selain itu, program ini menggandeng partner-partner industri terkait bagi praktik baik pendidikan dengan memasukan subprogram-subprogram yang dapat meningkatkan kapasitas kualitas siswa. Sub program yang meliputi pengetahuan potensi pariwisata daerah,

“Program Pionir VR ini adalah suatu revolusi bagi dunia pendidikan. Revolusi tentunya bergerak cepat dan dapat menjadi hal yang fundamental, terutama untuk memunculkan kembali nilai kreatifitas siswa dan inspirasi baik bagi mereka,” tutur Iwan Ridwan selaku ketua IGI DKI JAKARTA dalam sambutannya di acara Grand Launching 100 Sekolah Pionir VR Indonesia.’

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya