Liputan6.com, Jakarta - Krisis pandemi corona Covid-19 berimbas pada berbagai sektor di seantero jagat, termasuk dunia pertunjukan. Satu di antaranya adalah teater Broadway yang harus menutup pintu hingga tahun depan.
Dilansir dari laman CNN, Senin (12/10/2020), semua penjualan tiket untuk pertunjukan Broadway di New York City akan ditangguhkan hingga 30 Mei 2021. Hal tersebut diumumkan oleh Broadway League pada Jumat, 9 Oktober 2020.
Advertisement
Baca Juga
Perlu diketahui, sebanyak 41 teater Broadway telah ditutup sejak 12 Maret karena pandemi virus corona Covid-19 yang melanda dunia. Penangguhan pertunjukan telah berulang kali diperpanjang sejak itu oleh asosiasi industri nasional.
Bagi pengunjung teater yang telah memegang tiket untuk tanggal hingga 30 Mei diharuskan menghubungi tempaat pembelian. Hal tersebut dilakukan untuk perincian soal penukaran dan pengembalian uang, lanjut dari Broadway League.
Hingga saat ini, pertunjukan tidak akan kembali ke panggung setidaknya sampai Januari. Dampak dari pandemi Covid-19 pada salah satu industri pertunjukan besar di dunia ini berimbas pada puluhan ribu pekerja.
"Dengan hampir 97.000 pekerja yang bergantung pada Broadway untuk mata pencaharian mereka dan dampak ekonomi tahunan sebesar 14,8 miliar dolar AS bagi kota, keanggotaan kami berkomitmen untuk dibuka kembali segera setelah kondisi memungkinkan kami untuk melakukannya," kata Charlotte St. Martin, Presiden Broadway League dalam pernyataannya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terpanjang dalam Sejarah Broadway
"Kami bekerja tanpa lelah dengan banyak mitra untuk mempertahankan industri setelah kami memulai pertunjukan," lanjut Charlotte.
Pandemi bukan satu-satu yang menghentikan pertunjukan Broadway. Sebelum, teater tertunda setelah serangan teroris 9/11 atau karena pemogokan.
Penangguhan pertunjukan karena pandemi Covid-19 jadi penutupan terpanjang dalam sejarahnya. Krisis tersebut telah menghabiskan banyak pekerjaan dan jutaan dolar.
Advertisement