Thailand Sambut Rombongan Turis China Usai Tutup Perbatasan untuk Wisata Berbulan-bulan

Thailand diperkirakan menerima turis China sebanyak 400 orang hingga November 2020.

oleh Komarudin diperbarui 21 Okt 2020, 19:03 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 19:03 WIB
Chinatown, Thailand
Chinatown, Thailand (Dok.Unsplash/ Geoff Greenwood)

Liputan6.com, Jakarta - Thailand mengambil langkah uji coba untuk menghidupkan kembali industri pariwisatanya. Langkah itu ditempuh dengan menyambut 39 turis asing dari Shanghai, China, Selasa, 20 Oktober 2020.

Kedatangan turis asing dari China itu merupakan yang pertama setelah pelancong reguler dilarang masuk hampir tujuh bulan akibat pandemi corona Covid-19. Mereka yang tiba di Bangkok itu adalah pelopor dalam program “Visa Turis Khusus” dilansir dari laman CNA, Rabu(21/10/2020).

Program tersebut dirancang oleh otoritas Thailand untuk memulihkan selangkah demi selangkah sektor ekonominya yang pada tahun lalu dikunjungi 40 juta turis asing. Menurut sejumlah perkiraan mereka menyumbang lebih 10 persen pendapatan negara.

Mendatangkan turis dari China adalah pilihan yang wajar. Thailand adalah salah satu tujuan luar negeri teratas untuk turis China pada 2019. China menyumbang jumlah pengunjung terbesar ke Thailand berdasarkan kewarganegaraan.

Sama pentingnya adalah kemampuan China untuk mengendalikan infeksi virus corona baru, sangat kontras dengan sebagian besar belahan dunia lain yang mengirim turis ke Thailand. Namun, bukan berarti para turis bisa leluasa berkeliling di sana karena Visa Turis Khusus memiliki persyaratan yang ketat.

Berdasarkan rencana tersebut, yang pertama kali disetujui oleh Kabinet Thailand pada September, turis asing yang berkomitmen untuk tinggal setidaknya 30 hari akan mendapatkan visa 90 hari yang dapat diperpanjang dua kali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

400 Turis

Sepinya Pantai Pattaya di Tengah Pandemi Covid-19
Suasana Pantai Pattaya di Provinsi Chonburi, Thailand (15/9/2020). Dengan ditutupnya zona udara dan perbatasan, perekonomian Thailand menderita sejak Maret akibat kurangnya arus kas dari industri pariwisata. (Xinhua/Rachen Sageamsak)

Setelah tiba, mereka harus tinggal di lokasi karantina yang disetujui pemerintah di hotel atau rumah sakit selama 14 hari, dan menunjukkan konfirmasi bahwa mereka telah mengatur akomodasi jangka panjang. Mereka juga harus memiliki polis asuransi khusus dan menjalani pengujian virus sebelum keberangkatan. Turis asing juga wajib mengunduh aplikasi pelacak virus corona resmi untuk digunakan selama mereka menginap.

Siaran pers yang dikeluarkan oleh bandara mengutip salah satu manajer operasinya, Kittipong Kittikachorn, yang mengatakan bahwa bandara tersebut siap untuk wisatawan dengan sistem yang dapat menguji virus corona dan menawarkan hasilnya dalam waktu 90 menit. Ia mengatakan mereka yang tiba harus melalui tiga pemindaian termal saat mereka melewati bandara.

"Kami dapat meyakinkan semua orang bahwa semua tindakan kami sistematis dan memenuhi standar internasional," kata Kittipong kepada Associated Press.

Setidaknya dua penerbangan lain dari China diperkirakan akan dilakukan akhir bulan ini. Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand memperkirakan sekitar 400 turis pada awal November. Penerbangan selanjutnya bisa mendarat di tujuan populer lainnya, seperti pulau resor selatan Phuket.

Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya