Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi mendorong banyaknya transformasi, tak terkecuali bisnis digital. Peluang besar di ranah tersebut kian dilirik, terlebih di masa pandemi corona Covid-19 yang juga banyak dijajal oleh para perempuan pelaku UMKM.
Asisten Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM, Destry Anna Sari, menyebut bahwa sebelum pandemi melanda, pihaknya telah menyadari digitalisasi memiliki peran penting. Di awal 2020, baru ada delapan juta UMKM yang telah melek digitalisasi.
Advertisement
Baca Juga
"Karena pandemi dengan segala keterbatasan, ternyata lewat gerakan 'Bangga Buatan Indonesia', bisa teridentifikasi dari Mei-November, sudah on boarding 2,9 juta UMKM," kata Destry dalam bincang virtual yang digelar Jumat (18/12/2020).
Destry menambahkan, hal ini jadi bukti bahwa dengan segala keterbatasan, termasuk kurangnya literasi digital dan infrastruktur yang belum mendukung, banyak pelaku UMKM dipaksa mendobrak batas.
"Sehingga produk dan jasa yang bertahan adalah yang pasarnya lebih luas, yaitu digital. Tak hanya masuk digital, tapi berhasil memiliki pemahaman mendalam tentang digitalisasi, bisa memanfaatkan, juga mengurangi efek negatifnya," tambahnya.
Sebagai upaya dukungan dan berfokus pada pembangunan sosial dan ekonomi, Danone turut memberdayakan melalui pergerakan ekonomi. Salah satunya dengan mendukung tipe-tipe UMKM yang bisa berhubungan dengan bisnis mereka.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengedukasi
"Dua inisiatif yang kita sudah lakukan beberapa tahun belakangan, yaitu Warung Anak Sehat (WAS) yang menyasar lebih banyak konteks gizi atau nutrisi," kata Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia.
Dikatakan Vera, pihaknya mengedukasi ibu-ibu yang mengelola kantin sekolah dengan menyediakan menu makanan sehat. "Tentunya melalui ibu-ibu ini, edukasi nutrisi untuk anak dan melatih guru-guru di sekolah tersebut bisa berjalan," katanya.
"Saat ini (WAS) telah menjangkau lebih dari enam ribu ibu dan lebih dari 27 ribu anak di sekolah," tambahnya.
Selain itu, ada pula, AQUA Home Service (AHS) yang mengajak ibu-ibu rumah tangga yang punya waktu luang untuk belajar wirausaha. Di samping, dapat turut menyediakan produk hidrasi untuk keluarga dan lingkungan sekitar.
"Kita beri edukasi bagaimana hidrasi yang sehat. Saat ini, Danone AQUA sudah memberdayakan lebih dari 7,5 ribu Wanita AQUA yang dampaknya lebih percaya diri, punya peranan di ekonomi keluarga, tapi mereka juga memberi edukasi hidrasi sehat terhadap produk hidrasi yang sehat untuk lingkungan," lanjutnya.
Dikatakan Vera, selama pandemi, para pengusaha perempuan kedua inisiatif ini mengalami situasi berbeda, seperti transaksi fisik yang berkurang. Kondisi menuntut mereka beradaptasi dengan teknologi karena berpengaruh kepada bisnis mereka.
Vera menyebut, kini kondisi berubah dan berdampak pada sekolah, di mana anak-anak mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Tak bisa dipungkiri akan mendorong digitalisasi untuk semakin lebih cepat dan jadi salah satu roda utama pertumbuhan ekonomi," kata Vera.
"Melihat situasi yang berubah ini, kami juga beradaptasi dengan memberdayakan ibu-ibu yang tergabung dua inisiatif WAS ke depannya bertransformasi jadi Warung Generasi Maju. Kami juga beri peningkatan kompetensi ibu-ibu kantin menyediakan makanan sehat dan bergizi di saat pandemi, dan pendampingan secara terus menerus," tutupnya.
Sementara, hadirnya komunitas UMKM AHS dan WAS didasari pemahaman Danone Indonesia bahwa perempuan membutuhkan support system. Selain itu, juga wadah untuk berbagi pengalaman dn pengalaman.
Komunitas ini turut membuka jalan membangun jaringan sesama anggota komunitas. Vera menambahkan, kini saatnya perempuan bertransformasi bisnis ke digital agar mampu bertahan dan berkembang di masa pandemi.
Advertisement