Strategi Nyeleneh Dubai Bangkitkan Pariwisata, Buka Pintu Lebar bagi Turis Asing di Era Pandemi

Dubai mem-branding kawasannya sebagai tempat pelarian tanpa karantina selama membuka sektor wisatanya untuk turis asing di era pandemi Covid-19.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 18 Jan 2021, 18:02 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 18:02 WIB
Menikmati Cakrawala Kota Dubai dengan Latar Gedung Burj Khalifa
Orang-orang menikmati pemandangan cakrawala kota dengan latar gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab (18/10/2019). Burj Khalifa yang sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, UEA yang diresmikan pada 4 Januari 2010. (AP Photo/Kamran Jebreili)

Liputan6.com, Jakarta - Tak seperti banyak negara lain di dunia yang mengatur pembatasan perjalanan keluar masuk negara karena pandemi Covid-19, Dubai justru membuka aksesnya lebar-lebar bagi kehaadiran turis asing. Kota di Uni Emirat Arab itu mem-branding diri sebagai tempat cerah untuk pelarian bebas karantina.

Meski penggunaan masker dan aturan jaga jarak tetap diberlakukan dengan ketat, kehidupan pariwisata di negeri emirat itu terlihat normal. Restoran, hotel, dan mal-mal super besar di Dubai dibuka untuk umum meski angka positif Covid-19 di sana meningkat.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh sejumlah bintang olahraga hingga pesohor menikmati hidup di sejumlah beach club dan bar. Foto-foto mereka membanjiri media sosial, beberapa di antaranya bahkan tak diizinkan pulang.

Maskapai Emirates juga kembali mengaktifkan tiga perempat rute penerbangannya, termasuk mengoperasikan pesawat A380 super jumbo untuk mengangkut penumpang dari Inggris dan Rusia. Salah seorang di antaranya adalah Dmitriy Melnikov.

Warga Rusia itu mengaku datang ke Dubai karena pilihannya terbatas. Banyak destinasi ditutup sebagian atau bahkan ditutup sepenuhnya demi menekan penyebaran Covid-19.

"Aku tak takut," kata lelaki berusia 30 tahun itu kepada AFP, dikutip Senin (18/1/2021). "Bila Anda memperhatikan orang-orang di sini, semuanya menggunakan masker, dan kupikir itu keren."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Berisiko Tinggi

Matahari Terbenam dan Burj Khalifa
Matahari terbenam di belakang bangunan tertinggi di dunia Burj Khalifa dan gedung-gedung bertingkat lainnya, di Dubai, Uni Emirat Arab pada Sabtu (12/9/2020). (Photo by Karim SAHIB / AFP)

Dubai menerapkan para pendatang wajib membawa hasil tes PCR negatif sebelum bisa memasuki kota itu. Kawasan itu memang lebih tergantung pada kedatangan turis asing sebagai sumber pemasukan utama dibandingkan Abu Dhabi yang masih mengandalkan minyak sebagai sumber ekonomi.

Agar tetap bisa hidup, Dubai memberlakukan sejumlah protokol kesehatan ketat bagi setiap turis. Hand sanitizer dan stiker di lantai sebagai pengingat jaga jarak bertebaran di mana-mana. Kebanyakan restoran juga hanya menyediakan menu yang bisa diakses lewat QR code untuk menghindari banyak benda berpotensi menyebarkan kuman.

"Sebelum pandemi virus corona, rombongan tur bisa sampai 100 hingga 250 pengunjung per satu pemandu, tetapi sekarang semuanya berbeda. Maksimal hanya 20 pengunjung per satu rombongan," kata Direktur Distrik Al Fahidi, Nasser Juma bin Sulaiman.

Perbedaan layanan itu tetap disambut baik turis asing. Andi Pitman yang mengaku berasal dari Alabama, AS, itu mengaku kunjungan ke Dubai merupakan kunjungan luar negeri perdana sejak pandemi berlangsung.

"Kami sangat bersemangat berada di sini dan sedikit gugup, tetapi senang bisa keluar lagi," ujarnya saat berkeliling Al Fahidi bersama suami dan dua anaknya yang sama sekali belum divaksin Covid-19.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sophia Amouch, turis asal Prancis. Ia mengaku tak terlalu peduli tentang kenaikan kasus Covid-19 di Uni Emirat Arab. "Semuanya berjalan baik di sini," kata dia seraya menambahkan bahwa merasa lebih aman di Dubai karena semua orang mematuhi peraturan.

Manfaatkan Liburan Musim Dingin

Seorang pria membaca salinan surat kabar The National dengan tajuk utama tentang perjanjian UEA-Israel di dekat Burj Khalifa, Dubai. (AFP/Giuseppe Cacace)
Seorang pria membaca salinan surat kabar The National dengan tajuk utama tentang perjanjian UEA-Israel di dekat Burj Khalifa, Dubai. (AFP/Giuseppe Cacace)

Walau begitu, faktanya 3.000 kasus positif Covid-19 terdeteksi setiap hari di UEA yang memiliki populasi kurang dari 10 juta orang itu. Sebanyak 745 meninggal akibat Covid-19 sejak pandemi melanda.

"Wabah Covid-19 baru akan memukul mundur usaha pemulihan tersebut dalam berbagai cara," kata Scott Livermore, kepala ekonomi di Oxford Economics Middle East.

Pariwisata telah menjadi tulang punggung ekonomi Dubai. Pada 2019, kota itu menerima 16 juta pengunjung, serta targetnya pada 2020 mencapai 20 juta pengunjung.

Pemerintah setempat sempat mengandalkan Dubai Expo 2020 yang berlangsung selama enam bulan untuk menarik turis. Tetapi, rencana itu ditunda setahun dan kini dijadwalkan ulang untuk dibuka pada Oktober tahun ini.

"Dubai sepertinya memposisikan diri sebagai destinasi pilihan yang diinginkan mereka yang melarikan diri dari kondisi lockdown dan mengalami libur musim dingin, khususnya karena sebagian besar resor ski di Eropa ditutup," kata Livermore.

Ia menilai itu strategi pertumbuhan yang cukup baik. Tetapi, Dubai bisa mencapai targetnya lebih baik lagi ketika Expo nanti dibuka. Menjelang kegiatan tersebut, otoritas setempat meningkatkan kampanye vaksinasi besar-besaran dengan 14 persen populasi sudah disuntik vaksin.

"Travel dan wisata sangat penting bagi Dubai," kata Livermore. "Sektor ini krusial untuk pulih secara berkelanjutan dari pandemi Covid-19."

Wisata Gerhana Matahari

Infografis
Wisata Gerhana Matahari Total 2016
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya