Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 telah membuat banyak orang berpikir ulang tentang ragam sendi kehidupan. Di masa serba tak pasti, rencana keuangan jangka panjang, termasuk soal warisan, kiranya mesti masuk pertimbangan.
Berbicara tentang perencanaan keuangan dalam waktu sekian tahun ke depan, Anda jadi salah satu yang telah mulai berpikir, apa yang akan ditinggalkan untuk orang-orang terkasih?
Advertisement
Baca Juga
Menurut perencana keuangan, Dani Rachmat, dulunya, kebanyakan orang selalu menyebut emas dan properti sebagai harta waris. Namun, dalam jajak pendapat daring di Instagram yang beberapa waktu dilakukannya, terdapat pergeseran opsi.
Diikuti 1.870 responden, instrumen yang masuk dalam opsi tersebut adalah properti, emas, deposito, saham, benda seni, koleksi otomotif, asuransi jiwa, dan usaha. "Properti masih jadi favorit, tapi di posisi ke-1 dan ke-3 justru muncul saham dan asuransi jiwa," katanya dalam jumpa pers daring, Rabu, 20 Januari 2021.
Kemunculan asuransi jiwa sebagai salah satu instrumen warisan, dijelaskan Mamat, sapaan akrabnya, dilatarbelakangi beberapa faktor. Pertama, adanya kepastian nilai pertanggungan yang membuat perencanaan keuangan untuk ahli waris lebih mudah.
"Kemudian, prosedur yang jelas. Ahli waris tinggal melakukan proses klaim ke perusahaan dan pencairan langsung ke ahli waris saat semua syarat telah terpenuhi," tuturnya menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tips Merencanakan Warisan
Mamat menyambung, asuransi jiwa sebagai warisan bisa dimulai sedini mungkin. "Bahkan saat masih single, tapi sudah punya visi ke depan soal pernikahan dan akan punya anak berapa," katanya.
Lebih cepat, katanya, lebih baik karena membeli premi dalam nominal lebih murah. Sebagai catatan, beli asuransi jangan sampai terlalu memberatkan. "Jangan sampai target lain tak terpenuhi," imbuh Mamat.
Di masa awal bekerja, yakni sekitar usia 25--26 tahun, sisihkan 10 persen pemasukan untuk dibelikan asuransi jiwa. Tapi, bila belum ada cicilan atau utang, persentasenya bisa dimulai pada 20--30 persen dari total income.
"Asuransi jiwa beli UP yang Rp1 miliar, bayar premi terlalu mahal. Bisa mulai dari UP Rp500 juta. Nanti income bertambah, UP bisa dinaikkan. Asuransi jiwa bukan sesuatu yang saklek, nantinya bisa diubah. Makanya bisa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan," paparnya.
Kemudian, pastikan memilih perusahaan asuransi terpercaya. "Ini harus terjamin sampai nantinya warisan perlu diberikan," kata Mamat.
Advertisement
Asuransi Jiwa Khusus untuk Warisan
Mengakomodir kebutuhan pemberian warisan, Prudential telah secara resmi meluncurkan PRUWarisan yang menawarkan beberapa keunggulan. Pertama, perlindungan seumur hidup hingga usia 99 tahun.
"Jadi, misal masih hidup di usia 99 tahun, uang pertanggungan akan tetap dibayarkan pada usia tersebut," kata Himawan Purnama, managing director for customer solution & delight Prudential Indonesia, menambahkan bahwa perlindungan telah berlaku sejak polis terbit.
Kemudian usia masuk 1--70 tahun dan jaminan perlindungan polis. "Pilihan masa pembayaran 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun," sambungnya. Juga, terdapat PRUWarisan Booster untuk meningkatkan uang pertanggungan.
Menyasar semua usia, Himawan menyarankan calon pelanggan berkonsultasi lebih dulu tentang kebutuhannya. "Sudah jelas, setuju, baru deal. Nanti tenaga pemasaran kami bisa bantu buat proses selanjutnya," katanya.
Selama pandemi, konsultasi dan pembelian asuransi ini dapat dilakukan secara daring, termasuk melalui pru-cekatan yang merupakan inovasi pihaknya.
"PRUWarisan, inovasi terbaru kami yang memungkinkan para nasabah memiliki harta waris berharga untuk memberi kesempatan bagi orang-orang tersayang untuk melanjutkan hidup, mewujudkan impian, serta mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan," ujar Jens Reisch, president director Prudential Indonesia.
Waspadai Pencurian Uang Elektronik
Advertisement