5 Cara Garnier agar Lebih Ramah Lingkungan dan Minim Sampah Plastik

Produsen produk kecantikan Garnier turut bertanggung jawab dalam mengentaskan masalah sampah plastik yang belum terkendali hingga saat ini di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2021, 03:03 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 03:03 WIB
5 Komitmen Garnier agar Lebih Ramah Lingkungan dan Minim Plastik
Ilustrasi produk kosmetik. (dok. Tara Winstead/ Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Sampah plastik menjadi salah satu masalah lingkungan yang belum bisa dikendalikan Indonesia. Berdasarkan Data World Economic Forum 2020, Indonesia menghasilkan sekitar 13 ton sampah plastik dalam satu menit selama pandemi Covid-19.

Sebagian besar sampah plastik tersebut berakhir di laut. Tanpa tindakan agresif untuk menanggulanginya dari sekarang, jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan itu diprediksi pada 2025 akan mencapai 780.000 ton per tahun.

Berpartisipasi menanggulangi masalah tersebut, Garnier menginisiasi gerakan peduli lingkungan bertajuk #OneGreenStep for Kindness jelang Ramadan. "One Green Step ini adalah sebuah ajakan kepada seluruh masyarakat untuk bisa memulai satu langkah hijau atau satu langkah yang kecil, yang jika dilakukan secara kolektif, impact-nya bisa besar sekali," ujar Brand General Manager Garnier Indonesia Pandu Brodjonegoro dalam webinar Garnier Green Beauty, Kamis, 8 April 2021.

Ada lima pilar keberlanjutan yang diusung produsen produk kecantikan itu. Pertama, penggunaan lebih banyak formula yang lebih ramah lingkungan. Menurut dia, Garnier berkomitmen menggunakan formula yang bisa terurai dan melindungi keanekaragaman hayati lewat penggunaan bahan baku tersebut.

Kedua, more eco designed atau kemasan yang ramah lingkungan. Garnier, sebut dia, tidak lagi menggunakan plastik yang transparan pada kemasannya sehingga diklaim dapat mengurangi penggunaan plastik hingga 36 ton, khususnya pada 2021 ini.

"Bahkan jika banyak orang yang bilang, yah..Garnier banyak menggunakan plastik, tapi plastik yang kami gunakan pun kami pilih-pilih supaya kami bisa pastikan plastik yang kami produksi itu tidak menggunakan plastik baru dan juga bisa di-recycle," jelas Pandu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tiga Pilar Lainnya

5 Cara Garnier agar Lebih Ramah Lingkungan dan Minim Sampah Plastik
Jumpa pers virtual Garnier Green Beauty yang turut dihadiri brand ambassador Chelse Islan. (Liputan6.com/Melia Setiawati)

Berikutnya adalah menggunakan lebih banyak sumber energi terbarukan. Pandemi mengklaim seluruh proses produksi Garnier di berbagai negara berupaya menurunkan emisi karbon dan air dengan cara meningkatkan efisiensi energi menggunakan teknologi hemat energi untuk proses industri.

Keempat, more solidarity sourcing dalam proses produksi, yakni dengan cara melibatkan beberapa komunitas petani kecil sebagai pemasok bahan baku. Komunitas ini juga dipilih berdasarkan dampak lingkungan, etika, dan faktor sosial.

Kelima, approve by cruelty free International. Hal itu merupakan sebuah persetujuan dari hasil audit yang menyatakan bahwa Garnier secara global untuk tidak ada menyiksa hewan atau tidak menguji produk kepada hewan.

"Garnier juga telah melakukan kemasan yang lebih ramah lingkungan yakni terdapat dua produk, pertama adalah Sakura White yang 100 persennya sudah recycle plastic, dan kedua, yaitu micellar water, yang 25 persen juga sudah recycle plastic," ucap Pandu. (Melia Setiawati)

 

Sumbangan Sampah Plastik Indonesia

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya