Penumpang Wanita Pingsan di Bandara Inggris Usai Antre Pemeriksaan Dokumen Karantina selama 7 Jam

Bandara Heathrow Inggris menerapkan sistem pemeriksaan dokumen penumpang yang akan menjalani karantina secara manual.

oleh Henry diperbarui 16 Apr 2021, 23:25 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2021, 12:01 WIB
Bandara Heathrow di London, Inggris
Bandara Heathrow di London, Inggris. (dok,Instagram @west.devon.taxis/https://www.instagram.com/p/CNj2QyTLgz1/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita pingsan di Bandara Heathrow, London, Inggris usai berargumentasi dengan petugas bandara tentang karantina mandiri di hotel. Kabarnya, perdebatan berlangsung selama 90 menit sehingga menimbulkan antrean panjang pengetesan Covid-19 di bandara terbesar di Inggris itu.

Dilansir dari The Sun, Kamis, 15 April 2021, penumpang wanita yang baru mendarat di Heathrow itu sedang berada di bagian pemeriksaan perbatasan dan mengantre bersama penumpang lainnya untuk menjalani prosedur pengecekan Covid-19.

Dalam video yang beredar di media sosial pada 12 April 2021, wanita itu mendarat di Heathrow sekitar pukul 10.30 waktu setempat. Ia  kemudian pingsan sekitar pukul 13.00 setelah berdebat selama 90 menit dengan petugas bandara. Menurut orang yang merekam video itu, butuh waktu sampai sekitar tujuh jam untuk menyelesaikan urusan administrasi bagi para penumpang yang datang dari luar Inggris.

Pihak bandara tidak menginformasikan para penumpang berasal dari negara mana, tapi kabarnya wanita yang pingsan itu tidak punya dokumen yang lengkap untuk bisa menjalani karantina. Kejadian itu sudah diprediksi para ahli penerbangan karena Inggris menutup pintu pemeriksaan paspor elektronik maupun prosedur pemeriksaan lainnya secara daring maupun digital.

Para petugas perbatasan di bandara harus mengecek semua dokumen dan informasi lainnya secara manual, termasuk memeriksa dokumen isian tiap penumpang, untuk memastikan mereka negatif Covid-19 dan sudah memesan hotel untuk menjalani karantina jika memang dibutuhkan.

Menurut Lucy Moreton dari Serikat Layanan Imigrasi, kalau pihak bandara di Inggris tidak menerapkan sistem pemeriksaan digital dan 100 persen manual, sangat berpotensi menimbulkan antrean panjang, bahkan bisa lebih dari tujuh jam, seperti terjadi pada rombongan penumpang wanita yang pingsan itu. Hal itu senada dengan pernyataan CEO Airlines UK, Tim Aldersade.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Wajib Jalani Karantina

Bandara Heathrow
Bandara Heathrow di London, Inggris. (dok.Instagram @heathrow.airport/https://www.instagram.com/p/CEL_4CdodTx/Henry)

"Pengecekan manual sangat menyita waktu, dan bisa semakin parah kalau jumlah penumpang pesawat udara akan meningkat, yang kami yakini pasti akan meningkat. Karena itu, harus ada sistem pengecekan secara digital," ujar Tim.

Sebelum masuk ke Inggris, para pengunjung diimbau untuk terus update terhadap situasi COVID-19 di Inggris. Syarat untuk mengunjungi Inggris adalah membawa hasil tes Covid-19 yang menunjukkan negatif. Tes itu harus diambil paling tidak 72 jam sebelum keberangkatan ke Inggris.

Menurut laman resmi pemerintah Inggris, semua penumpang wajib menjalani karantina selama 10 hari pada saat kedatangan. Karantina ini akan dilakukan di hotel atau di tempat tinggal masing-masing di Inggris. Bagi yang dites negatif pun masih perlu dikarantina. Aturan ini berlaku sejak 15 Februari 2021.

Sementara itu, bagi warga negara Inggris atau mereka yang mempunyai izin untuk tinggal di Inggris kembali dari negara Daftar Merah, diperbolehkan masuk. Namun saat tiba di Inggris, mereka harus mengkarantina mandiri di hotel. Namun, terdapat pengecualian bagi para pengunjung dari luar negeri yang datang ke Inggris untuk melakukan urusan resmi.

Bandara Baru Yogyakarta Segera Beroperasi

Infografis Bandara Baru Yogyakarta Segera Beroperasi
Infografis Bandara Baru Yogyakarta Segera Beroperasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya