Reaksi Prancis atas Rencana Inggris Melarang Impor Hati Angsa

Pejabat Inggris tengah menjajaki pembatasan produk hati angsa setelah menteri menggambarkannya sebagai 'kejam yang tak tertahankan'.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2021, 03:30 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2021, 03:30 WIB
Ilustrasi foie gras
Ilustrasi foie gras. (dok. Pixabay,com/ariehwagner)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala asosiasi produsen foie gras atau hati angsa Prancis menyebut dirinya terkejut sekaligus marah. Hal ini dipicu pemerintah Inggris yang mempertimbangkan larangan impor produk tersebut.

Dilansir dari laman The Guardian, Minggu, 18 April 2021, ia telah mengundang anggota parlemen untuk mengunjungi peternakan Prancis yang memproduksi foie gras untuk melihat pemaksaan makan bebek dan angsa dan menilai sendiri apakah hal tersebut "kejam dan menyiksa", seperti yang diklaim oleh para aktivis hak-hak hewan.

"Saya terkejut dan menyesalkan kenyataan bahwa kebebasan untuk menjual produk yang benar-benar sehat yang ditentukan dalam konvensi internasional terancam," kata Marie-Pierre Pe, direktur Comite Interprofessionnel des Palmipedes e Foie Gras (CIFOG), yang mewakili sekitar 3.500 produsen foie gras.

Ia melanjutkan, bagi negara yang mengedepankan kebebasan perdagangan, hal tersebut tidak hanya paradoks, tetapi menunjukkan kurangnya pemahaman tentang produksi mereka. "Serta masalah penilaian berdasarkan persepsi antropomorfik bahwa hewan yang digunakan dalam produksi menderita," tambahnya.

"Jelas, mereka tidak tahu bagaimana kita melakukan pekerjaan kita. Sebelum mengambil keputusan ini, saya mengundang mereka untuk mengunjungi produsen foie gras agar mereka dapat membuat keputusan yang rasional. Kami tidak menyembunyikan apa pun dan kami beroperasi dengan transparansi penuh," tuturnya.

Ditanya soal gavage, aspek paling kontroversial dari produksi foie gras, di mana tabung panjang didorong ke tenggorokan burung untuk memompa makanan ke dalam sistem pencernaan, menyebabkan hati membengkak hingga beberapa kali ukuran aslinya, Pe menyebut para juru kampanye antropomorfis, yang mengaitkan karakteristik manusia terhadap hewan, dengan mengklaim hal ini melukai atau melukai bebek dan angsa.

"Orang harus berhenti membayangkan sebuah tabung dimasukkan ke tenggorokan mereka sendiri, karena tenggorokan bebek dan angsa tidak seperti milik Anda. Sebagai permulaan, tenggorokan bebek elastis dan di pangkalnya terdapat kantung yang memungkinkan mereka untuk menyimpan makanan, disebut gesiers, yang seperti perut kita," ungkapnya.

"Itu tidak merugikan mereka. Tentu saja, Anda harus tahu cara memasukkan tabung, tetapi jika dilakukan dengan benar, hewan tersebut tidak menderita dan penelitian ilmiah telah dilakukan untuk mengetahui kemungkinan efek gavage tersebut, jadi kami tahu," tambah Pe.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Klaim Menyiksa

Ilustrasi mimpi, angsa
Ilustrasi mimpi, angsa. (Photo by Ibrahim Munir on Unsplash)

Pe melanjutkan, gavage dilakukan dua kali sehari sesuai dengan ritme pencernaan hewan. Pihaknya tidak dapat memaksa siklus pencernaan. "Karena jika kami melakukannya, maka akan tersumbat dan Anda tidak akan mendapatkan foie gras," jelasnya.

"Kami tidak dapat mengatakan tidak ada kecelakaan dari waktu ke waktu, tetapi ini luar biasa. Seorang petani tidak tertarik untuk menyakiti hewannya sendiri karena itu akan membunuh mereka, dan produksinya," ungkapnya.

Sekelompok anggota parlemen Inggris lintas partai telah menulis kepada para menteri mendesak mereka untuk melarang penjualan foie gras di Inggris. Surat kepada sekretaris lingkungan, George Eustice, dan menteri kesejahteraan hewan, Lord Goldsmith, dikoordinasikan oleh kelompok kampanye Kesetaraan Hewan.

"Selama beberapa bulan mendatang, ribuan bebek dan angsa lainnya akan mengalami perlakuan yang menyiksa untuk produk yang kejam ini," bunyi surat itu.

Di sisi lain, ada penetang larangan tidak setuju oleh Richard Corrigan yang menjalankan beberapa restoran Mayfair, menyebut bahwa larangan itu akan membawa Inggris ke dalam wilayah pengasuh. Selain itu, George Pell, salah satu pemiliki L'Escargot menyampaikan itu hanya paradoks antara orang-orang yang dengan senang hati makan secara industri.

Sementara itu, Pe menjelaskan legalitas produk mereka telah diperiksa beberapa kali atau tidak hanya sekali dan terbukti sesuai dengan aturan peraturan makanan di Eropa. Peternakan mereka dikendalikan oleh otoritas dan produsen berjanji untuk menjamin kesejahteraan hewan tersebut.

"Saya dapat memahami jika orang tidak menyukai makanan hewani atau mereka tidak ingin makan produk hewan, tetapi ada rasa hormat terhadap hewan dalam produksi kami. Saya tidak punya masalah untuk menyatakan ini karena saya tahu itu benar," tambahannya.

Prancis adalah penghasil, konsumen, dan pengeskpor makanan hewani (hati angsa) terbesar di dunia. Salah satunya Comité Interprofessionnel des Palmipedes a Foie Gras (CIFOG) menghasilkan 15 ribu ton makanan hewani tahun lalu. Hingga 5.000 ton diekspor setiap tahun dengan rata-rata 200 ton per tahun datang ke Inggris. (Muhammad Thoifur)

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya