Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno membuka acara G20Â Tourism Ministers Meeting 2021 yang digelar secara virtual pada Selasa, 4 Mei 2021. Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 sangat memukul sektor pariwisata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Imbasnya, banyak pelaku usaha gulung tikar sebagai imbas penutupan kawasan wisata. "Diketahui investasi asing di sektor pariwisata mengalami penurunan dari USD 48,5 miliar pada 2019 menjadi USD 12,6 miliar pada 2020," kata Sandiaga Uno, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu (5/4/2021).
Advertisement
Baca Juga
"Selanjutnya, pada periode yang sama, sektor pariwisata juga diproyeksikan mengalami kerugian sekitar USD 910 miliar hingga USD 1,2 triliun," imbuh dia saat memaparkan gambaran Investasi dan Infrastruktur dalam menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di masa depan.
Kenyataan tersebut, sambung Sandiaga, mengejutkan seluruh pihak. Terlebih, sektor pariwisata merupakan sektor usaha yang paling diminati di dunia dan menyumbang devisa yang tidak sedikit bagi banyak negara.
Walau diakui terseok-seok, ia menyatakan sektor pariwisata tidak boleh terus terpuruk, tetapi harus bangkit, bertahan hidup, dan berkembang. Di dalam negeri, jelas dia, pemerintah Indonesia berusaha membangkitkan sektor parekraf dengan beragam strategi, seperti pemberian insentif untuk pelaku UMKM dan mengembangkan lima destinasi super prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo.
"Melihat sisi baiknya, pandemi memberi kita waktu untuk mengevaluasi ulang dan menemukan kembali apa yang telah kita lakukan di masa lalu. Refleksi itu kemudian didefinisikan kembali guna menciptakan pariwisata yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan," jelas dia.Â
Ia mengatakan diperlukan kerja sama dan kolaborasi yang kuat antar-sektor, bahkan lintas-sektor dan lintas-negara, untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata. Ke depan, ia menyebut pariwisata membutuhkan model investasi yang lebih berkelanjutan. Hal itu didefinisikan sebagai investasi yang mampu mengintegrasikan risiko lingkungan ke dalam skema pembiayaan dan investasi pariwisata.
"Pandemi telah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peran teknologi digital dalam kehidupan kita, termasuk bagaimana pemasok pariwisata dapat memenuhi kebutuhan turis. Oleh karena itu, berinvestasi di infrastruktur digital harus menjadi prioritas di negara-negara strategi dan rencana aksi untuk masa depan sektor pariwisata," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Redefinisi Normal Baru
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga meminta agar negara-negara yang tergabung di G20 untuk mendefinisikan kembali normal baru. Redefinisi itu diharapkan bisa menciptakan keadilan dan inklusivitas bagi semua.
"Sebuah normal yang mengakomodasi, adil bagi semua orang, terlepas dari lokasi geografis, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi," tambahnya.
Memperhatikan pentingnya sejumlah hal tersebut, dia meyakini G20 Tourism Ministers Meeting 2021 dapat menjadi panduan pariwisata untuk mewujudkan visi pariwisata yang tangguh, berkelanjutan dan inklusif dapat terwujud di masa depan. "Selanjutnya, Indonesia berkomitmen untuk melengkapi upaya presidensi dalam hal ini," ungkap Sandiaga Uno.Â
Sejumlah pihak menghadiri pertemuan tersebut, di antaranya Ketua Pertemuan Menteri Pariwisata Kepresidenan Italia 2021, Menteri Warisan Budaya, Aktivitas dan Pariwisata Italia Republik, Massimo Garavaglia, dan Sekretaris Jenderal Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Angel Gurria. Hadir pula Sekretaris Jenderal Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) Zurab Pololikashvili, CEO World Travel & Tourism Council (WTTC) Gloria Guevara, perwakilan organisasi internasional serta Menteri Pariwisata G20.
Advertisement