Kisah Kakek Pejuang Literasi dari Yogyakarta, Sulap Becaknya Jadi Perpustakaan Keliling

Usia pengayuh becak di Yogyakarta itu sudah 73 tahun, tapi ia tetap bersemangat untuk menawarkan perpustakaan keliling ke banyak orang, tak hanya penumpangnya saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2021, 12:01 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2021, 12:01 WIB
Kisah Kakek Pahlawan Literasi, Sulap Becaknya Jadi Perpustakaan Keliling
Mbah Topo dengan Becak Pustakanya. (Dok. kitabisa.com/https://kitabisa.com/campaign/hafaratemanimbahtopo/Jihan Karina)

Liputan6.com, Jakarta - Melihat becak berlalu-lalang di Yogyakarta rasanya adalah pemandangan biasa. Tapi, tidak dengan becak yang dikayuh kakek berusia 73 tahun satu ini.

Mbah Topo bukanlah tukang becak biasa. Ia menyulap becaknya menjadi perpustakaan keliling. Di dalamnya terdapat hampir 200 buku dengan genre beragam, mulai dari novel, cerita anak hingga dongeng. Buku biografi tokoh-tokoh inspiratif biasanya menjadi yang paling laris dibaca.

Sambil mencari rezeki, Mbah Topo sudah menjalankan becak pustakanya selama 16 tahun. Rupanya becak literasi itu dibuatnya karena prihatin dengan generasi sekarang yang apa-apa serba digital.

"Saya sulap jadi Becak Pustaka karena prihatin lihat orang-orang sibuk pegang HP terus kalau ke mana-mana," ujar Mbah Topo, dikutip dari laman akun Instagram @pantihafara.

Bukan hanya penumpangnya saja yang boleh membaca, anak-anak sampai pemulung juga sering mampir ke becaknya untuk meminjam bahan bacaan. Ia ingin mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk terus membaca.

"Mbah mau hidup 100 tahun, terus bekerja dan mengajak orang-orang membaca," katanya.

Untuk mewujudkan misinya itu, ia ingin punya becak listrik agar bisa membagikan kebaikannya lebih jauh lagi. Dia pun bercita-cita mendirikan pondok baca bagi anak-anak panti asuhan. Baginya, warisan terbaik itu bukanlah harta tetapi ilmu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Lokasi Becak Pustaka

Kisah Kakek Pahlawan Literasi, Sulap Becaknya Jadi Perpustakaan Keliling
Becak Pustaka milik Mbah Topo. (Dok. Kitabisa.com/https://kitabisa.com/campaign/hafaratemanimbahtopo/Jihan Karina)

Namun, situasi pandemi membuat pendapatannya dari menarik becak hanya Rp20 ribu per hari. Belum lagi ia juga harus merawat istrinya yang sakit.

Namun, rintangan itu rupanya berbuah manis. Tepat pada Januari 2021, Mbah Topo memperoleh becak listrik senilai Rp25 juta yang diidamkannya. Uang pembelian sepeda didapat dari hasil donasi ribuan orang yang dikumpulkan sejak 7 November 2020 melalui laman Kitabisa.com.

Hasil donasi juga dibelikan buku-buku bacaan yang diberikan ke panti asuhan. "Kemarin penyalurannya untuk becak listrik sama beli buku-buku yang kemudian juga nggak cuma ada di becak Pak Topo, tapi beliau salurkan juga ke panti-panti," kata Dara, staf humas Kitabisa.com, kepada Liputan6.com, Kamis, 6 Mei 2021.

Dara juga menambahkan bahwa Mbah Topo juga mendapat bantuan becak listrik lainnya. "Sekarang Pak Topo dapat juga bantuan becak listrik dari Pustek UGM," ujarnya

Bila Anda ingin menumpang perputakaan keliling milik Mbah Topo ini, bisa pergi ke daerah Jetis, Bantul, DI Yogyakarta. Becaknya sering mangkal di seberang Bank BPD DIY, dekat SD Tarakanita Bumijo. (Jihan Karina Lasena)


Layanan Literasi Keuangan

Perluas Layanan Daerah Terluar, BNI Sebar 32 Agen di Morotai
Infografis literasi keuangan dorong Morotai berkembang.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya