Mengapa Jerawat Masih Juga Muncul di Atas Usia 30 Tahun?

Siapa yang masih berjerawat di atas usia 30 tahun?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Mei 2021, 04:03 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2021, 04:03 WIB
Mengapa Jerawat Masih Juga Muncul di Atas Usia 30 Tahun?
Ilustrasi berjerawat. (dok. Polina Tankilevitch/Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Jerawat menjadi masalah kulit yang paling banyak dihadapi orang Indonesia. Tak hanya yang masih remaja, jerawat juga ternyata masih bisa terus muncul di atas usia 30 tahun ke atas. 

Menurut ahli dermatologi Zap Premier Indah Widya Sari, SpKK, jerawat yang muncul pada orang dewasa disebut sebagai adult acne. "Lagi musim, jadi happening beberapa tahun belakangan," ujarnya dalam ZAP Virtual Media Meet Up "Beauty Treatment vs Skin Care", Selasa, 11 Mei 2021.

Ia mengatakan isu tersebut mulai menjadi perhatian setelah kesadaran masyarakat untuk merawat kulit meningkat. Ada dua tipe jerawat pada usia dewasa. Pertama, jerawat pada usia dewasa terjadi karena sejak remaja sudah berjerawat.

"Atau, yang tadinya enggak pernah jerawatan, jadi jerawatan di usia 30--40an," imbuhnya.

Bila yang kedua menimpa Anda, menurut Indah, hal itu disebabkan gaya hidup. Pola diet tidak seimbang, tingginya asupan produk susu dan turunannya, dan asupan makanan yang tinggi indeks glikemiknya, merupakan sederet pencetus masalah jerawat dari segi nutrisi.

"Stres dan tidur tidak cukup itu juga berpengaruh," sambung dia.

Sementara, masalah jerawat di usia dewasa, khususnya sekitar 40--50 tahunan, bisa pula dipengaruhi kondisi pramenopause atau hormonal. Jika perawatan dengan skincare tidak menunjukkan perbaikan, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter untuk menjalani terapi.

"Kalau tidak segera diobati, bekasnya akan lebih lama lagi hilangnya. Lagi pula, efektivitas terapi akan lebih baik dilakukan sedini mungkin," ujar Indah.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Skincare Tetap Diperlukan

Mengapa Jerawat Masih Juga Muncul di Atas Usia 30 Tahun?
Ilustrasi jerawat. (dok. Andrea Piacquadio/Pexels)

Meski begitu, Indah menegaskan pemakaian skincare secara rutin tetap diperlukan untuk menjaga kondisi kulit, selain meningkatkan efektivitas perawatan kecantikan oleh dokter. Setiap orang setidaknya membutuhkan tiga skincare dasar, yaitu pembersih, pelembab, dan proteksi.

Pembersih diperlukan untuk membersihkan kulit dari debu, kotoran, dan sel-sel kulit mati yang menyumbat pori-pori. Jika tak tuntas, hal itu rentan memicu jerawat dan iritasi. Pelembab diperlukan untuk menghidrasi kulit. Mereka yang berjerawat setidaknya membutuhkan pelembab dengan bahan aktif benzoil peroksida, niacinamide, dan asam salisilat.

Sedangkan, penggunaan sunscreen diwajibkan sebagai proteksi kulit dari paparan sinar matahari dan risiko munculnya jerawat baru. "Kalau menurut saya, sunscreen itu adalah antiaging termurah. Dengan pakai sunscreen, kita sudah berusaha lindungi kulit dari penuaan dini," tambah dia.

Sementara, salah satu terapi untuk mengatasi jerawat bisa dengan chemical peeling, biasanya menggunakan glicolic acid. Prosesnya relatif sederhana dan cepat yang harus dikerjakan oleh dokter yang kompeten. Ada pula long pulse nd-YAG yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi masalah jerawat karena panjang gelombangnya bisa tembus sampai ke kelenjar minyak. Tapi, semua perawatan tak akan maksimal tanpa perawatan kulit sehari-hari.

"Jadi, skincare perlu banget... Yang satu care, satu cure (perawatan kecantikan). Care itu maintain, cure merangsang regenasi kulit baru, mengurangi minyak," ujar dia.

 

6 Bahan Alami untuk Hilangkan Bekas Jerawat

Infografis 6 Cara Ampuh Hilangkan Bekas Jerawat
Infografis 6 Cara Ampuh Hilangkan Bekas Jerawat. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya