Lebih Dekat dengan 3 Situs Warisan Dunia UNESCO di Palestina

Sejauh ini Palestina memiliki tiga situs warisan dunia UNESCO. Apa saja?

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2021, 08:30 WIB
Gereja Nativity dan Rute Ziarah di Bethlehem.
Gereja Nativity dan Rute Ziarah, Bethlehem. (Dok. Federico Busonero/UNESCO/whc.unesco.org/en/documents/117542)

Liputan6.com, Jakarta - UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB) mempunyai program warisan dunia. Program ini bertujuan guna mengatalog, menamakan, dan melestarikan tempat-tempat yang sangat penting agar menjadi warisan manusia dunia.

Situs Warisan Dunia merupakan suatu tempat budaya dan alam, serta benda yang berarti keberadanya bagi umat manusia, sehingga menjadi sebuah warisan bagi generasi selanjutnya.

Salah satu negara yang mendapatkan program UNESCO ini adalah Palestina. Palestina menerima konvensi pertamanya tersebut pada 8 Desember 2011.

Melansir laman UNESCO, Sabtu, 15 Mei 2021 tercatat Palestina memiliki tiga situs warisan dunia dan ketiganya merupakan situs budaya. Penasaran apa saja itu? Mari simak tiga situs warisan dunia UNESCO di Palestina yang telah dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

1. Gereja Nativity dan Rute Ziarah, Bethlehem

Tempat ini masuk dalam daftar UNESCO pada sesi ke-36 Komite Warisan Dunia, yang diadakan di Saint Petersburg, Rusia pada 2012 lalu. Sejak 2012 itu, gereja ini menjadi tempat bersejarah pertama yang diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia di wilayah negara Palestina.

Gerja Nativity adalah sebuah basilica yang terletak di kota Betlehem, daerah Tepi Barat atau dikenal West Bank. Di kolong basilika ini terdapat Gua Kelahiran, yaitu gua yang diyakini umat Kristen dari berbagai denominasi sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.

Gua Kelahiran ini ialah situs tertua yang digunakan secara berkesinambungan sebagai tempat ibadat agama Kristen, sementara basilika yang menaunginya merupakan gedung gereja besar tertua di tanah suci atau tanah perjanjian.Tampilan Gereja Nativity sendiri dari luar terlihat seperti tembok benteng. Tempat itu dikelilingi tiga biara, yaitu Orthodox, Armain, dan Katolik Roma.

Untuk memasuki gereja pengunjung mesti melalui pintu batu yang berukuran sangat kecil. Ukurannya yang kecil tersebut konon sengaja dibuat agar mau merendahkan diri dan tidak masuk ke gereja dengan perasaan angkuh. Adapun, versi lain menyebutkan bahwa bentuk pintu yang sangat kecil itu sengaja dibuat untuk menghalau perampok yang ingin masuk ke gereja dengan kuda saat perang Salib berkecamuk.

Dari 2012, situs ini pernah masuk dalam daftar warisan dunia dalam bahaya. Namun, pada 2019 lalu, UNESCO mencabut situs ini dari Daftar Warisan Dunia mengenai tempat yang terancam setelah renovasi. Gereja tersebut dimasukkan ke dalam daftar bangunan yang terancam pada 2012 itu, karena kondisinya yang buruk, akibat air bocor dari atap, sehingga mengancam keutuhan bangunan itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Battir

Battir
Battir. (Dok. Jasmine Salachas/Centre for Cultural Heritage Preservation/whc.unesco.org/en/documents/129935)

Pada 2014, Battir masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, dengan nama Tanah Zaitun dan Tanaman Merambat - Lanskap Budaya Yerusalem Selatan, Battir. Battir adalah sebuah desa kuno Palestina di Tepi Barat, 6,4 km di sebelah barat Betlehem, dan barat daya Yerusalem.

Pada  2007 tercatat Battir memiliki populasi sekitar 4.000 jiwa. Battir sendiri terkenal dengan teras kuno dan sistem irigasi era-Romawi yang masih digunakan oleh warga desa untuk tanaman mereka. Lanskap bukit Battir terdiri dari serangkaian lembah pertanian, yang disebut widian, dengan teras batu khasnya.

Beberapa lembah itu di antaranya diairi untuk produksi taman pasar, sementara yang lainnya kering untuk ditanami jenis tanaman anggur dan pohon zaitun. Pengembangan pertanian teras di wilayah pegunungan tersebut didukung oleh jaringan saluran irigasi yang dialiri sumber bawah tanah. Sistem distribusi tradisional kemudian digunakan untuk membagi air yang dikumpulkan melalui jaringan tersebut kepada para keluarga dari desa terdekat.

 

3. Kota Tua Hebron

Hebron
Pemandangan Kota Tua Hebron (Dok. Firas AL_Hashlamoun/ whc.unesco.org/en/documents/158982)

Pada 2017, kota tua ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia ketiga milik Palestina. Namun, situs ini mesti masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia dalam Bahaya. Kota Tua Hebron adalah sebuah pusat kota bersejarah Hebron di Tepi Barat. Tercatat, di kota ini tinggal sekitar 120.000 orang Palestina dan 600 pemukim Israel dengan sekitar 7.000 orang Yahudi tinggal di dekatnya, kota Kiryat Arba. Hebron terletak 30 km di sebelah selatan Yerusalem.

Kota ini terkenal akan anggur, batu kapur, bengkel-bengkel keramik, dan pabrik gelas tiupnya. Hebron juga merupakan lokasi pabrik produk susu yang besar, Al-Juneidi. Kota lama Hebron memiliki ciri jalan-jalannya yang sempit dan berbelok-belok, rumah-rumah batu beratap datar, dan pasar-pasar lamanya.

Di kota ini juga terdapat Universitas Hebron dan Universitas Politeknik Palestina. Situs bersejarah paling terkenal di Hebron terletak di Gua Makhpela. Tempat itu dianggap suci dan menjadi situs keagamaan penting di Tepi Barat bagi orang Yahudi, Kristen, dan Islam.

Orang Yahudi percaya leluhurnya dimakamkan di gua ini, karena alasan itulah orang Yahudi juga menyebut kota ini "Kota para Leluhur". Kota tua Hebron termasuk kawasan suci bagi kaum Muslim, yaitu Masjid Ibrahim atau Haram al-Syarif. Masjid itu dibangun semasa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab. (Jihan Karina Lasena)

Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran
Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya