Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Kampung Rammang-Rammang Jadi Bagian UNESCO Global Geopark

Kampung Rammang-Rammang merupakan bagian dari Geopark Maros-Pangkep yang sedang diusulkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 18 Jun 2021, 08:16 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 08:16 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Kampung Rammang-Rammang Jadi Bagian UNESCO Global Geopark
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Kampoeng Karst Rammang-Rammang di Maros, Sulawesi Selatan. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi Kampoeng Karst Rammang-Rammang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ia kembali mengajak pasangan Atta dan Aurel untuk mempromosikan destinasi wisata tersebut. 

"Kita harapkan kehadiran mereka dapat mempromosikan Kampoeng Karst Rammang-Rammang agar pariwisata dan ekonomi kreatif kembali pulih, terbuka peluang usaha dan lapangan kerja seluas-luasnya," ujar Sandiaga Uno dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 17 Juni 2021.

Sandiaga mendukung kampung tersebut sebagai salah satu desa wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Keberadaannya diharapkan mampu memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat. 

"Ini yang kita dorong, serta saya juga menginstruksikan kepada jajaran Kemenparekraf untuk memberikan pendampingan baik dalam peningkatan sumber daya manusia, pengelolaan homestay, dan lainnya,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Rammang-Rammang merupakan bagian dari Geopark Maros-Pangkep dan menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Maros. Menggunakan perahu, wisatawan dapat menyusuri Sungai Putai sekaligus menikmati keindahan alam yang disuguhkan sebelum tiba di Kampung Berua.

Desa wisata ini juga dikenal dengan atraksi budaya, yakni tari tradisional Paduppa yang biasanya dihadirkan untuk menyambut tamu. Wisatawan juga dapat menikmati produk ekonomi kreatif, seperti kerajinan anyaman dari daun nipah, fesyen payet, dan juga kuliner seperti abon telur, ikan bandeng tanpa tulang, dan ikan kambu.

Di desa wisata itu tersedia fasilitas homestay dan rumah makan di Rammang Rammang Cafe Ecolodge and Coffee. Meski begitu, masih ada fitur yang perlu ditingkatkan di destinasi itu, yakni penguatan sinyal komunikasi. Dia juga sempat mengecek fasilitas pengelolaan sampah agar Kampoeng Karst Rammang Rammang layak menjadi bagian UNESCO Global Geopark.

"Saya cek langsung tadi aspek digitalnya perlu diperkuat, juga jaringan telekomunikasi dan ini yang akan coba kita dorong," kata Sandiaga.

"Kita akan mendorong kolaborasi APBN dengan dunia usaha, seperti sinyal ini kita bisa arahkan kepada operator telekomunikasi. Karena kalau menunggu anggaran pemerintah agak lama dan kita akan coba kerja sama dengan dunia usaha. Bersama kita juga bisa bentuk pola perjalanan bagi wisatawan," kata Sandiaga. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rencana Pengajuan

Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Kampung Rammang-Rammang Jadi Bagian UNESCO Global Geopark
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Pusat Informasi Geologi Maros-Pangkep, Kamis, 17 Juni 2021. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Menparekraf juga mendukung penuh proses pengajuan yang tengah dilakukan untuk menjadikan Geopark Maros-Pangkep sebagai UNESCO Global Geopark. Rencananya pada Juli 2021, asesor dari UNESCO akan hadir langsung untuk menilai kelayakan Geopark Maros-Pangkep masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark.

Menparekraf menjelaskan, penilaian dari UNESCO nantinya akan berpusat pada tiga hal utama, yakni lingkungan, budaya, dan sosial. "Banyak pekerjaan rumah, tentu kita akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Tadi kita lihat infrastruktur apa yang perlu kita hadirkan di sini, kita berkomitmen untuk sama-sama mendukung," kata Sandiaga.

Legitimasi dari UNESCO, sambung dia, akan berdampak besar terhadap keberlanjutan pelestarian potensi yang ada dalam Geopark Maros-Pangkep. Di samping, status itu akan menjadi sarana promosi yang efektif sehingga dapat menambah minat wisatawan, tidak hanya nusantara tapi juga mancanegara.

"Berkaca dari kesuksesan Belitung yang mendapatkan UNESCO Global Geopark Park, ini kita harapkan juga bisa meningkatkan daya tarik wisata, terutama dari segi kelestarian alam dan lingkungan, membuka lapangan kerja seluas-luasnya, menangkap kearifan lokal dan tentunya menjadikan Pangkep sebagai kabupaten yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih baik dan menyejahterakan masyarakatnya," kata Sandiaga saat menyambangi Pusat Informasi Geologi Maros-Pangkep.

Menparekraf pun mengapresiasi kehadiran Pusat Informasi Geologi Maros-Pangkep yang menghadirkan beragam informasi kebumian mengenai kawasan Geopark. Informasi kebumian yang ditampilkan antara lain tentang sebaran formasi batuan, sejarah geologi, bentang alam kars, aspek bencana geologi, sumber daya geologi, sejarah kehidupan, serta warisan geologi dan geopark.

"Keberadaan Pusat Informasi Geologi Maros-Pangkep diharapkan menjadi tempat penyebarluasan informasi kebumian agar masyarakat lebih mengenal dan memahami kondisi geologi dan sejarah bumi, sehingga masyarakat dapat berperan untuk melestarikannya. Selain itu, pusat informasi ini dapat berfungsi menjadi sarana wisata edukasi," kata Sandiaga.

Keistimewaan Karst Maros

Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Kampung Rammang-Rammang Jadi Bagian UNESCO Global Geopark
Fosil yang dipajang di Pusat Informasi Geologi Maros-Pangkep. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Delineasi baru Kawasan Geopark Nasional Maros – Pangkep (GNMP)/Maros Pangkep Aspiring Unesco Global Geopark (MPAUGGp) meliputi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Secara administratif, geopark ini meliputi wilayah darat dengan luas 223.629 ha dan Kepulauan Spermonde seluas 88.965 ha. 

Karst Maros Pangkep termasuk salah satu karst kelas dunia yang memiliki keindahan, keunikan, flora dan fauna, nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi. Geopark Maros-Pangkep yang telah mendapatkan status geopark nasional pada 2017 juga merupakan kawasan karst terbesar ke-2 setelah China Selatan. 

Karst Maros Pangkep memiliki ratusan gua yang pernah ditinggali oleh manusia prasejarah. Budaya masa lalu tergambar melalui peninggalan lukisan prasejarah berusia 40.000 tahun. Di dalamnya juga menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu yang mendapatkan julukan "Kingdom of Butterfly".

Sebagai geopark, terdapat berbagai destinasi pariwisata berbasis alam nan berkelanjutan yang ada di Maros-Pangkep, mulai dari geosite, biological site, dan cultural site. Geosite seperti Komplek Rijang Bantimala, Kompleks Metamorfik Pateteyang-Cempaga, Batuan Kerak Samura Parenreng, dan lainnya.

Sementara, biological site seperti Hutan Keilmuan Bengo-Makaroewa, Karaenta Primary Forest, Taman Kehati, Taman Botanik Tonasa, juga Taman Argo Botanik Puncak. Sedangkan, Cultural Site seperti Komplek Prehistorik Bellae, Taman Prehistorik Sumpang Bita, Situs Berburu, dan lainnya.

4 Risiko Mobilitas Saat Liburan di Masa Pandemi

Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya