Liputan6.com, Jakarta - Saat pandemi Covid-19 belum melanda dunia termasuk di Indonesia, kedai kopi atau kafe di sejumlah mal hampir selalu ramai pengunjung. Ada yang bekerja, rapat, nongkrong bareng teman dan keluarga atau sekadar ingin menikmati secangkir kopi sambil duduk santai melepas penat.
Namun pandemi telah telah mengubah tren bisnis kedai kopi di sejak tahun lalu. Adanya pembatasan kegiatan selama pandemi membuat kafe tidak lagi dikunjungi sebagai tempat pertemuan atau lokasi bekerja.
Di sisi lain, kedai kopi di pinggir jalan justru semakin banyak bermunculan. Meski tidak senyaman dan seluas kedai kopi di mal, kedai di pinggir jalan tentunya menawarkan harga yang lebih terjangkau. Bahkan belakangan banyak kedai kopi dibuka di kawasan perumahan.
Advertisement
Baca Juga
Situasi itu membuat banyak orang memilih ngopi di kedai dekat rumah karena dianggap lebih aman dibandingkan di pusat perbelanjaan yang terkadang banyak pengunjung. Jadi, bagaimana nasib kedai kopi yang punya banyak gerai di mal saat ini?
Di Liberica, salah satu kedai kopi yang punya banyak gerai di mal dan gedung perkantoran, situasi sekarang sudah lebih baik dibandingkan saat awal pandemi. Dari sisi pengunjung maupun pembelian sudah mulai meningkat.
Meski meningkat, menurut Rama Fauzi, National Head Marketing & Communications Liberica pada Liputan6.com, Jumat, 18 Juni 2021, tetapi belum mencapai tingkat yang mereka harapkan. Saat ini, penjualan mereka masih di kisaran 30-40 persen dibandingkan bulan yang sama, sebelum pandemi.
"Tentunya hal ini berdampak pada sales kami. Salah satu yang menjadi penawaran unik kami, adalah kami menawarkan tempat yang nyaman untuk bekerja, meeting maupun nongkrong bersama teman," terang Rama.
Namun di saat orang memilih untuk bekerja dari rumah, tentunya hal ini ada dampaknya terhadap kinerja mereka. Liberica pun berusaha mengembangkan produk-produk yang secara harga lebih ekonomis, tetapi tanpa mengorbankan kualitas produk mereka.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Gencar Berpromosi
"Dan saat produk-produk tersebut siap, kami juga akan gencar berpromosi dan penjualan melalui kanal digital dari mitra-mitra kami," tambah Rama.
Berbagai upaya pun dilakukan Starbucks atau PT Sari Coffee Indonesia yang juga punya banyak gerai di dalam mal. Meski begitu mereka tetap berkomitmen mengutamakan kesehatan dan keselamatan para partner (sebutan untuk karyawan Starbucks) serta pelanggan mereka.
Hal itu dikatakan Liryawati, Chief Marketing Officer untuk PT Sari Coffee Indonesia dalam pesan elektronik pada Liputan6.com, Jumat, 18 Juni 2021. Menurut Liryawati, karena adanya peraturan yang diterapkan oleh masing-masing pemerintah daerah, kapasitas untuk menerima pengunjung gerai disesuaikan untuk mendukung usaha pemerintah dalam menangani situasi saat ini.
"Starbucks tetap melayani pesanan take-away, pesan-antar, serta layanan di tempat dengan tetap mengikuti peraturan daerah yang berlaku serta menerapkan protokol kesehatan," jelas Liryawati.
Sejak pertama kali masuk ke Indonesia pada 2002, Starbucks telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia di 32 kota. Sebanyak lebih dari 450 lokasi gerai mereka tersebar di berbagi tempat, mulai dari pusat perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit, hingga daerah pemukiman, untuk mempermudah para pelanggan dalam memperoleh menu favoritnya.
Advertisement
Keamanan dan Kenyamanan
"Kami terus berusaha untuk memberikan Starbucks Experience terbaik kepada setiap pelanggan. Strategi yang kami terapkan tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan pelanggan (safety assurance and convenience)," terangnya lagi.
Mereka berusaha beradaptasi dengan menyesuaikan kebiasaan para pelanggan, seperti melalui produk At-Home consumption dengan menyediakan kemasan 1 Liter yang dapat dinikmati saat pelanggan beraktivitas dari rumah.
Mereka juga telah bekerja sama dengan beberapa pihak ketiga untuk memudahkan pelanggan mendapatkan produk Starbucks, termasuk official merchandise yang kini tersedia melalui Starbucks Official Store secara online. Mereka juga berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk terbaru.
"Sekarang ini kami punya menu berbahan dasar nabati yang diluncurkan pada Februari lalu, lalu ada layanan self pick-up dengan Digital Order & Pay yang akan semakin memudahkan pemesanan dan mendorong pelanggan agar melakukan metode pembayaran non-tuna," tutupnya.
Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Advertisement