Liputan6.com, Jakarta - Deli Serdang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang beribu kota di Lubuk Pakam. Kabupaten ini memiliki 22 kecamatan, 14 kelurahan, dan 380 desa. Luas wilayahnya mencapai 2.241,68 km².
Menurut data Badan Pusat Statistik Deli Serdang, jumlah penduduk di kabupaten ini berjumlah 1.931.441 jiwa pada 2020. Jumlah itu adalah yang terbanyak berdasarkan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Suku asli penghuni Deli Serdang merupakan suku Melayu.
Advertisement
Baca Juga
Kabupaten ini mempunyai keanekaragaman sumber daya alam yang besar yang mampu menarik investor. Selain itu, Deli Serdang juga mempunyai budaya yang beranekaragam. Masih banyak hal menarik tentang Deli Serdang, berikut enam fakta menarik yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Asal-usul Nama
Penamaan kabupaten ini tak lepas dari peran dua kesultanan Melayu di Sumatera Utara, yakni Melayu Deli dan Melayu Serdang. Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini dikuasai kedua kesultanan itu, yakni Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan.
Setelah Indonesia merdeka, Kabupaten Deli Serdang terbentuk dan 1 Juli ditetapkan sebagai hari jadinya. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi daerah otonom sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1984 tentang Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1965.Â
Menyusul undang-undang itu, ibu kota Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Gabus, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984. Pada 18 Desember 2003, Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi dua wilayah, yakni Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
2. Panguni Uthiram
Di Deli Serdang ada tradisi unik bernama Panguni Uthiram yang dipengaruhi oleh warga etnis India Tamil yang datang ke wilayah itu pada awal abad 19. Panguni Uthiram merupakan perayaan ulang tahun Dewa Murugan, yakni dewa kejayaan panglima para dewa kepercayaan Hindu Tamil. Disebut Panguni karena berlangsung pada bulan Panguni sekitar Maret atau April, dalam penanggalan Masehi. Sedangkan Uthiram bermakna purnama puncak.
Prosesi itu sebagai wujud syukur atas segala berkah sekaligus momentum untuk melengkapi mereka yang ingin membayar nazar. Perayaan ini biasanya diselenggarakan di Kuil Shri Tendhayutha Bani yang berusia lebih dari satu abad dan menjadi bukti jejak Tamil telah mengakar kuat. Setelah dibasuh dengan air suci labu dan jeruk, sesaji diletakkan di sekeliling kuil. Tujuannya untuk memagari atau mensakralkan kuil agar perayaan berlangsung hikmad.
3. Tari Serampang 12
Tari Serampang 12 merupakan tari tradisional yang berasal dari Deli Serdang. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan percintaan dua insan sejak pandangan pertama hingga diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orangtua mereka. Tari ini merupakan perpaduan gerak antara Portugis dan Melayu Deli. Tarian ini biasanya ditampilkan di berbagai acara seperti festival, acara adat, dan acara budaya.
Penamaannya merujuk pada ragam gerak tarinya yang berjumlah dua belas di antara lagu yang bernama serampang. Gerakan tersebut yakni pertemuan pertama, cinta meresap, memendam cinta, menggila mabuk kepayang, isyarat tanda cinta, balasan isyarat, menduga, masih belum percaya, jawaban, pinang-meminang, mengantar pengantin, serta pertemuan kasih.
Â
Advertisement
4. Bandara Kualanamu
Kebanyakan orang mengira bahwa Bandara Kualanamu International Airport berada di Kota Medan. Faktanya, bandara terbesar ketiga di Indonesia ini terletak di Kabupaten Deli Serdang.
Bandara Kualanamu dibangun di bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Bandara ini dibangun untuk menggantikan Bandara Polonia yang telah berusia 85 tahun. Bandara lama sekarang menjadi Pangkalan Udara Tentara Angkatan Udara.
5. Air Terjun Dwi Warna
Deli Serdang menyimpan pesona alam unik, salah satunya Air Terjun Dwi Warna atau dua warna. Air terjun ini terbentuk akibat letusan Gunung Sibayak, sehingga menciptakan jalur aliran sungai yang bersatu dengan air hutan.
Penamaannya merujuk pada dua warna berbeda yang dimiliki air terjun. Air yang berwarna biru memiliki suhu yang dingin, sedangkan air yang berwarna putih keabu-abuan memiliki suhu yang hangat. Perbedaan warna tersebut juga diakibatkan oleh air yang bercampur dengan belerang.
Air terjun ini berada di dalam Hutan Sibolangit, di Desa Sirugun, Kecamatan Sibolangit. Untuk mencapainya, wisatawan harus melewati hutan lebat terlebih dahulu sekitar dua sampai tiga jam. Meskipun melewati hutan, Anda tidak perlu khawatir lantaran di sepanjang jalan terdapat petunjuk arah untuk mempermudah perjalanan wisatawan.
Saat sampai, pengunjung akan disajikan pemandangan yang memukau dan udara yang sejuk. Tapi, jangan turunkan kewaspadaan Anda karena lokasi ini rawan kecelakaan. Pada Mei 2016, terjadi banjir bandang dan longsor yang menyebabkan 19 turis meninggal dunia.
6. Lau Mentar Canyon
Lau Mentar dikenal akan keindahan alam dan aliran sungainya yang jernih. Lokasinya berada di Rumah liang, Batu pinuh, Sinembah Tj. Muda Hulu. Pantulan cahaya saat cuaca cerah membuat air sungai tampak berwarna biru jernih bak kristal.
Dinding-dinding bebatuan yang berada di sepanjang sungai membuat tempat ini dijuluki "Grand Canyon" atau Lau Mentar Canyon. Wisatawan dapat menemukan gua-gua kecil yang eksotis di sana dengan pemandangan memukau stalagmit dan stalagtit yang terbentuk sejak beberapa tahun lalu. (Jihan Karina Lasena)
PPKM Darurat Jawa-Bali
Advertisement