Cerita Akhir Pekan: Kata Para Koki soal Promosi Bumbu dan Rempah Indonesia di Luar Negeri

Indonesia Spice Up The World jadi salah satu misi promosi bumbu dan rempah Indonesia di luar negeri sekaligus pengembangan restoran Indonesia di luar negeri.

oleh Putu Elmira diperbarui 21 Agu 2021, 10:01 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2021, 10:01 WIB
Cerita Akhir Pekan: Kata Para Koki soal Promosi Bumbu dan Rempah Indonesia di Luar Negeri
Rempah-rempah Indonesia. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Kampanye memperluas promosi kuliner Indonesia ke luar negeri terlaksana dalam beragam upaya. Sebut saja yang tengah digencarkan adalah perluasan pemasaran produk bumbu dan rempah Tanah Air lewat "Indonesia Spice Up The World" atau "Membumbui Dunia".

Salah satu program utama pemerintah ini melibatkan lintas kementerian atau lembaga agar kuliner Indonesia kian diminati secara global. "Indonesia Spice Up The World" juga bermisi sebagai pengembangan restoran Indonesia di luar negeri.

Koki sekaligus pakar kuliner Nusantara William Wongso mengungkapkan restoran Indonesia di luar negeri jumlahnya lebih sedikit dibanding restoran negara-negara Asia lainnya, seperti Thailand, Vietnam, Korea, hingga Jepang. William yang juga ditunjuk sebagai narasumber untuk program ini sejak Mei 2020, sempat menyampaikan ada beberapa persoalan yang dihadapi Indonesia.

"Masyarakat Indonesia di luar negeri tidak punya perkampungan Indonesia, jadi otomatis market-nya terurai, tidak ada konsentrasinya," kata William Wongso saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 19 Agustus 2021.

Persoalan kedua, dikatakan William, rumah makan Indonesia di luar negeri banyak yang merasa mampu membuat bumbu sendiri. Namun, bumbu segar yang digunakan datangnya bukan dari Tanah Air.

"Menurut saya, banyak bahan seperti serai, lengkuas yang diekspor dari Thailand dan Vietnam itu banyak juga proses penanamannya, hibrida, jadi rasanya tidak pekat," tambahnya.

Menurut William, pergerakan Thailand dalam upaya mengekspor bumbu dan bahan-bahan makan ke luar negeri, patut jadi contoh. Begitu pula banyaknya perkampungan Vietnam di seluruh dunia yang membuat makanan negara ini jadi populer.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target hingga SDM Pendidikan Kuliner

ilustrasi bumbu dan rempah/unsplash
ilustrasi bumbu dan rempah/unsplash

"Dengan dasar itu saya usulkan bahwa Indonesia harus mendunia dengan cara target market masyarakat Indonesia di luar negeri. Kedua, diaspora rumah makan-rumah makan yang diolah oleh diaspora bisa menggunakan bumbu-bumbu dari Indonesia," kata William Wongso.

William menyebut, jika hal itu dilaksanakan akan dapat meningkatkan devisa dan ekonomi kerakyatan, bahan-bahan ditanam oleh petani Indonesia. "Hanya memang kita juga ada market mengajarkan orang asing bagaimana menggunakan bumbu itu. Bumbu tinggal diaplikasikan bukan resep," tutur William.

Selain itu, William juga menyebut Indonesia perlu membina sumber daya manusia (SDM) dari segi pendidikan kuliner. Mereka yang nantinya akan menjadi salah satu pembawa misi kuliner Indonesia di kancah dunia.

"Menyelesaikan masalah dulu baru mengubah mindset para pengusaha rumah makan di luar negeri karena kalau menggunakan bumbu yang sudah siap pakai akan mengurangkan cost dan effort kerja sampai 60 persen," ungkap William Wongso.

Memerhatikan Petani Lokal

Pedagang rempah-rempah di Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Pedagang rempah-rempah di Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Salah satu koki ternama Indonesia, Chef Ragil Imam Wibowo, menyebut realisasi program "Indonesia Spice Up The World" yang akan dibuat cukup signifikan dengan dukungan dari para pemangku kepentingan. Ia meyakini program ini akan sangat bermanfaat untuk membuat makanan dan rempah Indonesia mendunia.

Itu mengingat bumbu dan rempah Indonesia berperan penting dalam autentisitas sajian Nusantara. Meski dapat dikreasikan dengan berbagai macam bahan di luar negeri, autentisitas harus dijaga, setidaknya mirip sekitar 80--90 persen dengan makanan Indonesia asli.

Di sinilah peran dari membuat bumbu asli dengan melibatkan berbagai daerah dan petani lokal. "Bukan hanya makanan Indonesia yang kita majukan, tapi teman-teman di daerah dan petani juga mendapatkan manfaat," kata Chef Ragil saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 19 Agustus 2021.

Menurutnya, makanan Indonesia dapat dikreasikan dengan berbagai macam bahan di luar negeri. "Petani daerah kita ajarkan bagaimana bisa sampai posisi ekspor kemudian kita bisa menolong mereka untuk mengekspor bumbu-bumbu asli dari daerah masing-masing," tambahnya.

Chef Ragil menyampaikan, ketika standar bumbu sudah memenuhi standar ekspor, tentunya hal ini akan bermanfaat bagi petani lokal. "Supaya pertanian di Indonesia bisa ikut maju, bukan hanya sebagian sektor saja," tuturnya.

Ia menambahkan, bumbu-bumbu jadi dari Indonesia dibawa ke luar negeri turut memainkan peranan penting. "Dengan sudah disiapkan bumbu-bumbu jadi dari Indonesia dalam arti jadi, misal bumbu rendang jadi, paste bawang merah, bawang putih, cabai merah sudah dihancurkan dan bisa dieskpor," jelasnya.

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya