Sosok Adi Utarini, Mantri Nyamuk Indonesia yang Masuk Daftar 100 Orang Paling Berpengaruh Dunia 2021 Versi TIME

Eks manajer umum Microsoft Melinda French Gates adalah orang yang merekomendasikan Adi Utarini masuk dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh Dunia Tahun 2021 versi TIME.

oleh Asnida Riani diperbarui 16 Sep 2021, 18:58 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 14:03 WIB
Adi Utarini
Adi Utarini, ilmuwan Indonesia yang masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia tahun 2021 versi TIME. (dok. Instagram @adiutarinimusik/https://www.instagram.com/p/CRfMeaZrIdl/)

Liputan6.com, Jakarta - TIME merilis daftar 100 orang paling berpengaruh dunia tahun 2021 pada Rabu, 15 September 2021, dan berencana menampilkan daftar tersebut dalam tujuh sampul khusus di seluruh dunia. Figur-figur yang dipamerkan di sampul termasuk Pangeran Harry dan Meghan, serta pesenam Simone Biles.

Ada pula aktris Kate Winslet, penyanyi-penulis lagu Billie Eilish, direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia Ngozi Okonjo-Iweala, CEO NVIDIA Jensen Huang, dan penulis Cathy Park Hong. Dalam daftar tersebut juga terdapat wakil Indonesia.

Sosok yang dimaksud, tidak lain tidak bukan, adalah Adi Utarini. Melansir laman majalah itu, Kamis (16/9/2021), filantropis Amerika Serikat, sekaligus mantan manajer umum Microsoft Melinda French Gates adalah figur yang merekomendasikan Prof Uut, sapaan akrabnya.

Penulis buku laris The Moment of Lift itu menjabarkan, "Beberapa tahun lalu dalam perjalanan ke Indonesia, saya mengunjungi sebuah keluarga di dekat lab Adi Utarini di Yogyakarta. Saya ingin mendengar bagaimana ia berhasil meyakinkan mereka membiarkannya melepaskan sekawanan nyamuk di sekitar lingkungan mereka."

"Kebanggaan yang nyata merupakan bukti kepercayaan yang diperoleh Utarini dari komunitasnya. Juga, atas urgensi yang dirasakan jutaan orang di seluruh dunia dalam memerangi demam berdarah. Ini adalah kemenangan kemajuan global bahwa sebagian besar tingkat penyakit menular cenderung menurun dari tahun ke tahun," imbuhnya.

"Demam berdarah, bagaimana pun, adalah pengecualian yang keras kepala. Penyakit yang ditularkan nyamuk memengaruhi hampir 400 juta orang setiap tahun dan telah digambarkan WHO sebagai salah satu dari 10 ancaman terbesar bagi kesehatan dunia," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mantri Nyamuk

Perempuan Indonesia Adi Utarini Berhasil Masuk Daftar 100 Orang Berpengaruh di Dunia 2021
Perempuan Indonesia Adi Utarini Berhasil Masuk Daftar 100 Orang Berpengaruh di Dunia 2021/dok. Instagram @ adiutarinimusik

French Gates menyambung, "Utarini bekerja sama dengan tim peneliti internasional dari Program Nyamuk Dunia untuk mengekang ancaman ini dengan menginokulasi nyamuk dengan Wolbachia, bakteri yang tidak berbahaya bagi manusia, tapi mencegah nyamuk menularkan demam berdarah melalui gigitannya."

"Sebuah studi terobosan yang ia bantu pimpin adalah yang pertama, membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di lingkungan masyarakat. Saat ini, hampir semua orang di Yogyakarta mengenal seseorang yang pernah terkena DBD. Utarini sendiri telah selamat dua kali," tutupnya.

Atas kontribusinya, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga dikenal sebagai "mantri nyamuk." Nyatanya, daftar bergengsi TIME bukan prestasi pertamanya.

Di laman UGM, perempuan yang juga aktif sebagai pianis, pemain tenis meja, dan suka bersepeda ini menempati peringkat 311 peneliti Indonesia terbaik dalam semua mata pelajaran yang diterbitkan Webometrics 2017. Prof Uut menerbitkan karyanya di sekitar 30 jurnal kesehatan internasional.

Mengubah Dunia Lewat Sains

Adi Utarini
Adi Utarini, ilmuwan Indonesia yang masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia tahun 2021 versi TIME. (dok. Instagram @adiutarinimusik/https://www.instagram.com/p/CGkJx5uhTpN/)

Tahun lalu, majalah terkemuka Nature memasukkan nama Prof Uut sebagai salah satu dari 10 sosok yang berhasil mengubah dunia lewat sains. "Sangat melegakan," katanya mengomentasi prestasi itu, seperti dikutip dari merdeka.com.

Proyek penelitian yang dipimpinnya menggunakan pendekatan baru dalam mengendalikan wabah DBD. Tekniknya dengan membiakkan nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus DBD, Zika, chikungunya, tapi nyamuk itu dibuat membawa bakteri bernama Wolbachia, sebagaimana dijelaskan French Gates di atas.

Bakteri ini akan melemahkan virus dan mencegah nyamuk itu menularkannya ke manusia. Telur dari nyamuk yang sudah dimodifikasi itu kemudian ditempatkan di sekitar kota, termasuk di rumah-rumah warga. 

Koleganya sepakat, Prof Uut, jadi faktor kunci keberhasilan mereka. "Ia sosok yang menyatukan semuanya selama uji coba yang ruwet ini," kata Scott O-Neill, direktur Program Nyamuk Dunia di Ho Chi Minh City, Vietnam "Adi dan timnya mengeksekusi uji coba berkualitas tinggi yang memberikan kami hasil terbaik dari teknologi ini."

Infografis Virus Corona Berbahaya vs DBD Mematikan

Infografis Virus Corona Berbahaya Vs DBD Mematikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Virus Corona Berbahaya Vs DBD Mematikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya