Patung Gadis Tenggelam yang Picu Percakapan tentang Krisis Iklim

"Tindakan mereka dapat menenggelamkan kita atau membuat kita tetap terapung," begitulah narasi yang dibagikan bersama patung gading tenggelam guna menyoroti krisis iklim.

oleh Asnida Riani diperbarui 01 Okt 2021, 03:03 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 03:03 WIB
Perubahan Iklim
Patung gadis tenggelam di Spanyol yang picu percakapan tentang perubahan iklim. (dok. tangkapan layar video Instagram @bbk)

Liputan6.com, Jakarta - Patung gadis dengan tatapan mata kosong menengadah ke arah langit jadi pemandangan tidak biasa di Sungai Nervion Bilbao, Spanyol. Posisi patung membuatnya tampak seperti tenggelam dalam air pasang.

Melansir newsweek, Kamis (30/9/2021), adalah Ruben Orozco, seorang seniman hiperrealis Meksiko yang berkolaborasi dengan Clara Alcantara Davalos untuk menciptakan karya tersebut. Itu disebut sebagai "Bihar," yang diterjemahkan jadi "besok" dalam bahasa Basque.

Sky News melaporkan, pembuatannya merupakan bagian dari kampanye untuk Yayasan BBK, badan amal dari Kutxabank. Kehadirannya bermaksud mendorong perdebatan seputar gaya hidup keberlanjutan yang berdampak pada perubahan iklim.

Dengan kata lain, orang-orang diajak untuk sama-sama menyadari bahwa "tindakan mereka dapat menenggelamkan kita atau membuat kita tetap terapung," seniman itu mengatakan pada situs berita Spanyol Nius. Patung seberat 120 kilogram (kg) itu terendam dan seolah terapung setiap hari saat permukaan air naik-turun di Sungai Nervion.

Yayasan BBK mengatakan, itu adalah cerminan dari apa yang bisa terjadi "jika kita terus bertaruh pada model yang tidak berkelanjutan." Warga Bilbao pertama kali melihat instalasi itu Kamis, 23 September 2021, setelah diturunkan ke sungai dekat kota pada malam hari.

"Awalnya itu memberi saya perasaan stres ketika lebih banyak wajah keluar dari air, tapi sekarang ia seperti lebih menyampaikan kesedihan, banyak kesedihan," kata Triana Gil, warga setempat yang melewati lokasi patung tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemaknaan Berbeda

Perubahan Iklim
Patung gadis tenggelam di Spanyol yang picu percakapan tentang perubahan iklim. (dok. tangkapan layar video Instagram @bbk)

Penonton lain, yang diketahui bernama Maria, awalnya mengira patung itu adalah peringatan atas peristiwa tragis di masa lalu. "Ternyata bukan tentang itu, tapi saya pikir masing-masing orang dapat memberikan makna tersendiri," katanya.

"Bihar" nyatanya bukanlah karya perdana Orozco yang mengejutkan warga Bilbao. Dua tahun lalu, patung seukuran wanita yang duduk di bangku taman, yang disebut "Invisible Soledad," memicu perdebatan tentang kehidupan orang tua yang terisolasi.

Melansir LLYC, proyek yang juga bagian dari kampanye Yayasan BBK ini kampiun dalam kategori Craft di Andy Awards 2020. Kategori ini mengakui proyek yang paling efektif menggabungkan produksi dan desain untuk mengomunikasikan pesan.

Lebih dari dua juta lansia berusia di atas 65 tahun tinggal sendirian di Spanyol. Kampanye "Invisible Solitude" muncul dari fakta bahwa masalah ini hanya terungkap ketika seseorang meninggal dan baru ditemukan berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun kemudian.

Kampanye ini mencoba menunjukkan bahwa hal terburuk tentang kesendirian bukanlah akhir, melainkan sepanjang waktu menjelang akhir.

Ancaman Perubahan Iklim pada Generasi Mendatang

Ilustrasi perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim (AFP)

Berdasarkan laporan USA Today, di bawah kebijakan iklim global saat ini, anak-anak yang lahir pada 2021 di seluruh dunia akan menghadapi bencana iklim yang mengerikan di masa depan. Ini termasuk tingkat banjir, gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, dan gagal panen yang tidak proporsional, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pekan lalu.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menemukan bahwa anak-anak yang lahir tahun ini rata-rata akan hidup di Bumi dengan tujuh kali lebih banyak gelombang panas, dua kali lebih banyak kebakaran hutan, dan hampir tiga kali lebih banyak kekeringan, banjir, dan gagal panen.

"Ini pada dasarnya berarti bahwa orang berusia kurang dari 40 tahun hari ini akan menjalani kehidupan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan di bawah skenario mitigasi perubahan iklim yang paling ketat," kata penulis utama Wim Thiery. "Hasil (studi) kami menyoroti ancaman berat terhadap keselamatan generasi muda dan menyerukan pengurangan emisi drastis untuk melindungi masa depan mereka."

Infografis Jurus Kelola Sampah ala Risma

Infografis Jurus Kelola Sampah ala Risma
Infografis Jurus Kelola Sampah ala Risma (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya