Liputan6.com, Jakarta - Isu rempah kian ramai dibicarakan masyarakat. Masih banyak sisi menarik yang belum diulik, padahal jalur ini jadi bukti bahwa Indonesia, Nusantara pada saat itu, memegang peranan penting.
Jika China mengangkat Jalur Sutra, Indonesia mengangkat Jalur Rempah Maritim. Selain lebih kaya, jalur tersebut lebih dulu ada sebelum Jalur Sutra.
Advertisement
Baca Juga
"Kita sudah punya jalur tersebut. Ada yang menyebut Jalur Rempah Maritim ini sudah ada sekitar 1000 tahun sebelum Masehi. Jadi, jalur tersebut sudah ada sebelum adanya Nabi Isa," ujar antropolog Yanuardi Syakur dalam peluncuran buku Kisah Negeri-Negeri di Bawah Angin yang diterbitkan Yayasan Negeri Rempah, Rabu, 6 Oktober 2021.
Ada juga yang menyebut, sambung Yanuardi, jalur rempah itu sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu, yakni mulai zaman Firaun, Ramses, Ramses II, dan lain sebagainya.
"Karena bagian penting dalam upaya untuk mumifikasi, seperti yang ada di Mesir itu menggunakan rempah," ujar Dosen Program Studi Antropologi Sosial Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Khairun, Ternate, tersebut. "Dengan kejayaan itu, untuk mengangkat marwah bangsa Indonesia untuk mengusulkan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO," kata Yanuardi.
Yanuardi mengatakan pengusulan tersebut sudah bisa dilakukan pada 2024. Oleh karena itu, Yanuardi berharap masyarakat memberikan dukungan untuk pengusulan Jalur Rempah tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Koridor Jalur Maritim
Koridor jalur maritim, kata Yanuardi, berawal dari jalur rempah. Secara sederhana, jalur rempah itu berawal dari Jepang, turun hingga ke Indonesia, tembus ke Samudera Hindia.
"Selannjutnya, jalur rempah tembus ke Mesir, Laut Tengah, kemudian sampai ke Eropa. Itu (gambaran) sederhananya mengenai jalur rempah," kata Yanuardi.
Menurut Yanuardi, indikator kejayaan rempah terlihat saat seseorang hendak bertemu dengan pejabat. Mereka menaruh rempah di bawah lidahnya. "Bukan untuk dimakan, tapi agar rasa harumnya keluar," ungkap Yanuardi.
Advertisement
Literasi Rempah
Terkait literasi, sejauh ini sudah banyak buku yang membahas tentang rempah, baik mengenai sejarah rempah maupun kepulauan rempah. Banyak juga buku yang sudah diterjemahkan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
"Namun, belum ada satu narasi yang menyeluruh tentang negeri-negeri atau daerah-daerah yang dilalui jalur perdagangan rempah. Karena kalau ditelisik lebih jauh, setiap daerah yang dilalui jalur perdagangan rempah tentu punya jejak," kata dosen di Universitas Pembangunan Panca Budi, Sumatera Utara.
Dari rempah, muncul perdagangan-perdagangan. Selanjutnya, muncul bandar-bandar atau pelabuhan bersejarah di Nusantara, seperti Belawan, Barrus, dan lain-lain. "Semua itu punya sejarah dan cerita dan silakan digali," tandas Sri.
Infografis Daerah Penghasil Rempah di Indonesia
Advertisement