Apa Saja Olahraga yang Aman untuk Pasien TBC?

Pasien TBC tak disarankan berolahraga berat, mengingat sistem pernapasan yang lebih rentan karena penyakit tersebut.

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Okt 2021, 12:36 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 12:24 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi pose yoga, cobra pose atau bhujangasana. (dok. unsplash/@kateelue)

Liputan6.com, Jakarta - Manfaat olahraga, baik untuk kesehatan fisik dan mental, tidak akan berlaku sepenuhnya bagi pasien Tuberkulosis (TBC) jika tidak dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, pasien TBC tak disarankan berolahraga berat, mengingat sistem pernapasan yang lebih rentan karena penyakit tersebut.

Di samping, pasien TBC sebaiknya berolahraga di lingkungan yang sepi, tidak banyak orang di sekitar, dan mengingat pandemi, juga tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Ini dilakukan agar droplet tidak langsung menyebar di udara, terutama ketika pasien TBC batuk, bersin, berbicara, dan tertawa dengan keras.

Berangkat pada prinsip-prinsip itu, pasien TBC tetap punya pilihan olahraga yang beragam. Apalagi, olahraga secara rutin dapat membantu mengembalikan fungsi paru secara bertahap yang terganggu akibat TBC, menurut Kementerian Kesehatan.

Olahraga tak hanya akan mengurangi rasa sesak dan nyeri dada, tapi juga meningkatkan daya tahan tubuh dan memaksimalkan proses kesembuhan pasien TBC. Berikut beberapa opsi olahraganya.

Yoga

Pilih kelas yoga berintensitas rendah. Secara umum, olahraga yang bisa dilakukan sendiri di rumah ini berpusat pada latihan pernapasan, meditasi, serta beberapa pose bertujuan membuat otot-otot tubuh jadi lebih relaks.

Itulah mengapa yoga juga bisa dimanfaatkan untuk meredam stres. Adapun pose yoga yang cocok buat pasien TBC adalah pose kriya kapala hati. Pose ini dapat diawali dengan mengambil posisi duduk, kemudian tulang belakang, leher dan kepala ditegakkan.

Tarik napas, lalu hembuskan secara kuat dan cepat menggunakan otot-otot tenggorokan. Lakukan dengan tetap menjaga otot wajah pada posisi relaks. Pose lainnya yang bisa dicoba adalah asana bhujangasana atau pose kobra. Pose ini dapat membantu meningkatkan kapasitas sistem pernapasan, sehingga dianjurkan bagi pasien TBC.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jalan Kaki

jalan kaki
Ilustrasi Jalan Kaki. (Sumber: Pixabay)

Bila olahraga lari kerap bikin napas tersengal, pasien TBC bisa menggantinya dengan jalan kaki. Rutin berjalan kaki dapat membantu meningkatkan kinerja paru pasien TBC. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan lokasi, khususnya pada masa pandemi.

Jalan kaki dapat dilakukan dalam ruangan bersirkulasi udara dan ventilasi yang baik. Jika catatan kasus tengah membaik, bisa mulai mencoba berjalan kaki di luar ruang, seperti taman atau halaman rumah. Jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.


Angkat Beban Ringan

Ilustrasi
Ilustrasi olahraga angkat beban ringan. (dok. pexels/Karolina Grabowska)

Sebagaimana yoga, angkat beban juga bisa disesuaikan untuk jadi olahraga berintensitas ringan. Jenis olahraga ini dapat mengembalikan kekuatan otot tubuh, termasuk otot dada yang berhubungan erat dengan sistem pernapasan.

Gerakan angkat beban ringan yang direkomendasikan pasien TBC adalah one-two punch menggunakan barbel ringan. Lakukan dengan merentangkan tangan kiri dan kanan ke depan secara bergantian sambil membawa barbel.

Bisa juga digabungkan dengan gerakan aerobik ringan, agar bisa meregangkan otot tubuh lain. Angkat beban ringan mampu berdampak jika dilakukan secara rutin, terutama dalam mengurangi gejala sesak napas dan meningkatkan kapasitas paru pasien TBC.

Mengingat kemajuan proses kesembuhan dan kemampuan berolahraga masing-masing pasien TBC berbeda, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu, terutama tentang durasi dan intensitas olahraga yang tepat. Dengan demikian, olahraga yang dilakukan secara rutin bisa berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh, menjaga kebersihan paru, dan meningkatkan kesehatan sistem pernapasan.

Perlu dipahami bahwa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pun jadi kunci pencegahan TBC. Lewat kampanye Ayo TOSS TBC inisiasi Kementerian Kesehatan dan didukung PT Johnson & Johnson Indonesia, masyarakat diajak untuk menyadari pentingnya olahraga sebagai bagian dari upaya mencegah TBC.

Ketika lebih banyak orang berhasil mencegah penyakit TBC, misi Indonesia bebas TBC di 2030 diharapkan benar-benar terwujud. Temukan TBC dan Obati sampai sembuh sekarang!


Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya