Cara Pulau Terkecil di Dunia Bebas Covid-19 dan Siap Sambut Turis Asing

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah melanda berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Namun, ternyata ada tempat yang diklaim bebas Covid-19 dan disebut sebagai salah satu pulau terpencil dan terkecil di dunia.

Dilansir dari news.com.au, 24 Oktober 2021, pulau tersebut bernama Saint Helena yang berlokasi di Samudera Atlantik Selatan (sekarang British Overseas Territory) di lepas pantai Afrika ini, Saint Helena diklaim sebagai salah satu pulau bebas Covid-19. Sampai saat ini, pulau berpenduduk 4.500 orang ini belum mencatatkan kasus Covid-19.

Para penduduknya masih menjalani kegiatan atau aktivitas seperti biasa. Mereka bahkan diperbolehkan untuk tidak mengenakan masker atau menerapkan jaga jarak (social distancing). Meski begitu, para penduduk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat, yaitu dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika saat bersin, serta protokol kesehatan lainnya. 

Kondisi geografis Pulau Saint Helena sangat mendukung kenapa pulau ini bisa bebas Covid-19. Lokasi pulau yang terpencil membuatnya seakan terisolasi dari negara luar.

Faktanya, pulau ini tidak sepenuhnya terisolasi, karena pada 2017 lalu rute penerbangan komersial pertama telah dibuka menuju pulau tersebut. Pulau ini juga tetap bisa dikunjungi wisatawan.

Tak hanya soal lokasi, Pulau Saint Helena ternyata tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Para wisatawan atau pengunjung yang datang wajib menjalani karantina selama 14 hari di Bradleys Camp, fasilitas karantina khusus setempat.

Namun, sejak Juni lalu, otoritas setempat telah mengurangi waktu karantina menjadi hanya 10 hari saja. Pengunjung juga wajib menunjukkan hasil tes bebas Covid-19 yang berlaku selama 72 jam setelah keberangkatan, serta menjalani tes saat kedatangan di Saint Helena sebelum menjalani karantina.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Otoritas setempat memiliki strategi khusus untuk mencegah Covid-19, yaitu dengan membagi tiga fase manajemen. Di antaranya, mencegah Covid-19 mencapai pulau itu, menahan penyebarannya jika terdeteksi, dan menunda penyebaran untuk mengurangi jumlah kasus serius.

Mereka menjadi salah satu pulau dengan tingkat vaksinasi yang cepat. Angkanya mencapai 97 persen penduduk di pulau tersebut sudah menjalani vaksinasi.

Namun, kasus Covid-19 ternyata pernah hampir terjadi di Saint Helena. Hal itu terjadi tepatnya pada Maret 2020

Saat itu, ada satu penduduk yang diduga terinfeksi virus corona, tetapi fasilitas kesehatan belum memadai. Penduduk tersebut akhirnya melakukan isolasi mandiri dan juga dikirim ke pusat karantina, setelah itu beberapa hari kemudian ternyata ia dinyatakan negatif.

Saint Helena kini bersiap untuk membuka kembali pariwisatanya. Mereka memang menggantungkan pemasukan sektor ekonomi dari pariwisata.

Saat pandemi terjadi, pulau seluas 121,7 kilometer persegi ini juga kehilangan kunjungan wisatawan.  Kepala layanan informasi pengunjung St Helena Matthew Joshua, berharap bahwa nihilnya kasus Covid-19 di pulau ini bisa menarik lebih banyak wisatawan.

Saint Helena dikenal sebagai pulau indah yang menyuguhkan beragam atraksi wisata bagi wisatawan. Salah satunya adalah bisa mengunjungi rumah yang pernah menjadi tempat tinggal Napoleon Bonaparte. Pantai di Saint Helena juga terbilang masih perawan dengan lanskap bukit-bukit dan alam bawah laut yang cantik pula.

Bermain di pantai, mendaki ke bukit sampai menikmati serunya bermain off-road adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan di pulau ini. Pulau ini juga menawarkan sebuah wisata petualangan yang seru. Misalnya saja, kalau berkunjung pada bulan Januari hingga Maret, Anda bisa menyaksikan kawanan paus yang tengah bermigrasi.