6 Fakta Menarik Padang Panjang, Kota Berjuluk Mesir van Andalas

Kota Padang Panjang di Sumatra Barat disebut kota dingin karena berada di daerah ketinggian antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut.

oleh Henry diperbarui 14 Des 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2021, 08:30 WIB
Tour de Singkarak 2016
Para Pembalap Tour de Singkarak melintasi jembatan Padang Panjang (Erinaldi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Padang Panjang adalah salah satu kotamadya dengan luas wilayah terkecil yang ada di Provinsi Sumatra Barat. Kota ini berjuluk Kota Serambi Mekkah, dan juga dikenal sebagai Mesir van Andalas (Egypte van Andalas). Jumlah penduduk kota ini pada pertengahan 2021 mencapai 59.998 jiwa.

Berdasarkan keputusan DPRD Peralihan Kota Praja nomor 12/K/DPRD-PP/57 tanggal 25 September 1957, kota Padang Panjang dibagi menjadi empat wilayah administrasi, yakni Resort Gunung, Resort Lareh Nan Panjang, Resort Pasar dan Resort Bukit Surungan. Sementara, wilayah administratif kota ini dikelilingi oleh wilayah administratif Kabupaten Tanah Datar.

Kota ini juga disebut kota dingin lantaran lokasinya berada di ketinggian antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut. Kota ini juga berada di kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dan suhunya bisa mencapai 18 derajat celcius di pagi hari. Kota Padang Panjang diapit oleh tiga gunung, yaitu Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandiklat.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Padang Panjang. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Padang Panjang yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Padang Panjang

Kawasan kota ini sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Tuan Gadang di Batipuh. Pada masa Perang Padri, kawasan ini diminta Belanda sebagai salah satu pos pertahanan dan sekaligus batu loncatan untuk menundukkan kaum Padri yang masih menguasai kawasan Luhak Agam.

Belanda kemudian membuka jalur baru dari kota ini menuju Kota Padang karena lebih mudah dibandingkan melalui kawasan Kubung XIII di Kabupaten Solok sekarang. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan sementara Kota Padang, setelah Kota Padang dikuasai Belanda pada masa agresi militer Belanda sekitar 1947.

Kota ini sebagai pemerintah daerah terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota kecil dalam lingkungan daerah provinsi Sumatra Tengah pada 23 Maret 1956. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, status Padang Panjang sejajar dengan daerah kabupaten dan kota lainnya di Indonesia.

2. Perhubungan dan Transportasi

Kota Padang Panjang berada pada jalur silang dan terhubung dengan jalur lintas Sumatra, menjadikan kota ini berada pada posisi yang cukup strategis karena terletak pada lintasan regional antara Kota Padang dengan Kota Bukittinggi, juga dengan Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kota Solok.

Kota ini juga merupakan pertemuan jalur kereta api dari kota Bukittinggi dengan dari Kabupaten Solok yang akan menuju Kota Padang atau sebaliknya, percabangan jalur kereta api ini terdapat pada Stasiun Padang Panjang. Sementara untuk melayani transportasi angkutan dalam kota, terdapat mikrolet dan bendi (kereta kuda).

Di kota ini juga terdapat terminal angkutan darat yang bernama Terminal Bukit Surungan. Saat ini, Pemerintah Kota Padang Panjang tengah mempersiapkan pengaktifan kembali jalur kereta api sepanjang 68,3 kilometer yang menghubungkan Padang Panjang dengan Padang.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

3. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau di Padang Panjang, Sumatra Barat
Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau di Padang Panjang, Sumatra Barat. foto: @naomilalahi. (dok.Instagram @pdikm.padangpanjang/https://www.instagram.com/p/CV_7lYtv6wU/Henry)

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau atau biasa disingkat PDIKM adalah salah satu museum di Sumatra Barat yang terletak di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Museum yang diresmikan pada 1990 ini berisikan berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual.

Museum ini dapat diakses dari jalur utama Padang–Bukittinggi, berjarak sekitar lebih kurang dua kilometer dari pusat Kota Padang Panjang. Latar belakang pendirian PDIKM salah satunya adalah adanya asumsi bahwa masyarakat Minangkabau tidak punya bukti-bukti sejarah tertulis yang baik, karena orang Minang terbiasa dengan budaya tutur yang diturunkan turun-temurun.

Mantan Menteri Koperasi Republik Indonesia pada masa Orde Baru, Bustanil Arifin berinisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga non-profit berupa wadah untuk menghimpun berbagai dokumen dan informasi tentang kebudayaan Minangkabau. Pada 8 Januari 1988 didirikanlah Yayasan Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (YDIKM). Untuk mencapai tujuannya, YDIKM mendirikan sebuah wadah yang diberi nama PDIKM.

Sejak diresmikan pemakaiannya pada 9 Desember 1990, telah terkumpul 3.000 lebih dokumen lama tentang Minangkabau baik dalam bentuk reproduksi buku, naskah, kliping koran, foto maupun mikrofilm. Kebanyakan adalah terbitan sebelum 1945, sebagian di antaranya masih berbahasa Belanda dan Arab Melayu.

4. Institut Seni Indonesia

Institut Seni Indonesia atau ISI di Padang Panjang adalah satu-satunya institusi seni yang berada di luar Pulau Jawa. Institusi ini berawal dari Konservatori, yaitu konservatori karawitan A dan Konservatori B, yang kemudian menjadi Akademi Seni Karawitan Indonesia. Pada 1999, Akademi Seni Karawitan Indonesia berubah menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padang Panjang.

Pada 2010, STSI Padang Panjang berubah menjadi Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Institusi seni ini telah banyak menghasilkan seniman dan karya seni yang identik dengan Minangkabau, Melayu dan Nusantara. Peserta didik yang menempuh pendidikan di tempat ini berasal dari seluruh daerah di Sumatra Barat, seluruh Provinsi di Sumatera dan menjadi salah satu tempat untuk menggali informasi tentang seni dan budaya Minangkabau.

5. Kuliner khas Padang Panjang

Nasi Kabaka khas Padang Panjang, Sumatra Barat
Nasi Kabaka khas Padang Panjang, Sumatra Barat. (dok.Instagram @nasikabaka/https://www.instagram.com/p/BtZ8r-rhRCu/Henry)

Tidak hanya wilayahnya yang menarik untuk dikunjungi, kuliner Padang Panjang pun menarik untuk dicicipi. Ada Nasi Kabaka yang berarti nasi untuk bekal. Kuliner satu ini merupakan nasi yang dibungkus secara padat menggunakan daun pisang dengan lauk pauknya.

Hebatnya, nasi ini tahan sampai 10 jam, sehingga cocok sebagai bekal dalam perjalanan panjang. Lauk yang dimasukkan ke dalam juga yang diolah secara digoreng saja, tidak dipakaikan kuah gulai layaknya nasi padang pada umumnya agar nasi tidak mudah basi.

Ada juga Gulai Gajebo. Gulai ini terbuat dari sandung lamur, yaitu bagian dari sapi yang hampir semuanya terbuat dari lemak kenyal (bagian punuk sapi). Disajikan dengan kuah asam pedas atau asam padeh dan tidak bersantan. Kuliner ini termasuk makanan langka karena bahan utamanya sulit didapatkan.

Untuk minuman, ada Kopi Kawa Daun. Kopi bukan terbuat dari biji kopi, melainkan dari daunnya. Bagi masyarakat di Minangkabau kawa daun adalah wedang yang istimewa.

Penyeduhan kopi ini sama seperti menyeduh daun teh, yakni direbus di air mendidih. Keunikan dari kopi ini adalah kawa daun di seduh dalam kuali yang terbuat dari tanah dan dipanaskan menggunakan perapian tradisional. Kuliner lainnya ada Soto Padang, Sate Darek dan Paragede Jaguang.

6. Wisata Padang Panjang

Padang Panjang, seperti daerah-daerah lainnya di Sumatra Barat, punya banyak destinasi wisata yang indah dan menarik. Salah satunya adalah Air Terjun Lembah Anai menawarkan pemandangan yang indah serta menyejukkan, karena berada di Lembah Anai, yang juga menjadi kawasan hutan lindung di Padang Panjang.

Objek wisata ini sangat cocok untuk pengunjung yang senang melihat air terjun serta mengamati alam secara lebih terbuka. Destinasi wisata ini bahkan punya julukan “Anugerah Sang Maha Agung” yang membuatnya menjadi makin populer dengan sebutannya.

Selain itu, ada di Goa Batu Batirai di Kelurahan Kampung Manggis, Kecamatan Padang Panjang Barat. Nama “Batirai” diambil karena di dalam goa itu terdapat banyak susunan stalagmit dan stalaktit yang bentuknya seperti tirai.

Ada juga Desa Wisata Kubu Gadang yang memiliki pasar digital yang menggunakan koin kayu sebagai alat pembayaran untuk membeli suatu barang tertentu. Satu koin kayu dihargai Rp1.000, jadi pengunjung hanya perlu menukar uang mereka dengan koin kayu untuk membeli barang di pasar digital. Destinasi wisata menarik lainnya di Padang Panjang, di antaranya adalah Minang Fantasi, Stasiun Kereta Api Padang Panjang, Masjid Asasi Sigando, Air Terjun Tujuh Tingkat dan Wisata Lubuk Kucing.

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19
Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya