Kata Penelitian Terbaru soal Pecinta Kopi dan Cokelat Hitam

Penelitian terbaru menyebutkan pecinta kopi dan cokelat hitam itu ada dalam gen mereka.

oleh Putu Elmira diperbarui 31 Des 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi cokelat hitam
Ilustrasi cokelat hitam (dok.unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda menyukai kopi hitam, kemungkinan Anda juga menyukai cokelat hitam dan pahit, menurut penelitian baru yang mengidentifikasi dasar genetik untuk preferensi tersebut. Dilansir dari CNN, Kamis, 30 Desember 2021, jika memang demikian, Anda adalah pemenang genetik yang beruntung dari suatu sifat yang mungkin menawarkan Anda dorongan menuju kesehatan yang baik.

Pernyataan itu menurut peneliti kafein Marilyn Cornelis, seorang profesor obat pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine. "Saya memberi tahu orang-orang bahwa secangkir teh saya adalah penelitian kopi," kata Cornelis. "Ini topik hangat."

Hal ini karena penelitian menemukan kopi hitam dalam jumlah sedang, yakni antara 3--5 cangkir setiap hari, telah terbukti menurunkan risiko penyakit tertentu, termasuk Parkinson, penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker. Namun, manfaat tersebut kemungkinan akan lebih terasa jika kopi bebas dari semua susu, gula, dan perasa lainnya yang cenderung kita tambahkan.

"Kita tahu ada semakin banyak bukti yang menunjukkan ada dampak menguntungkan dari konsumsi kopi terhadap kesehatan," tambahnya.

Cornelis melanjutkan, siapapun yang menyarankan seseorang untuk mengonsumsi kopi, biasanya akan menyarankan mereka minum kopi hitam. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan antara mengonsumsi kopi hitam dan kopi dengan susu dan gula.

"Salah satunya secara alami bebas kalori. Yang kedua dapat menambahkan ratusan kalori ke kopi Anda, dan manfaat kesehatannya bisa sangat berbeda," terangnya.

Dalam penelitian sebelumnya, Cornelis dan timnya menemukan varian genetik dapat berkontribusi mengapa beberapa orang menikmati banyak cangkir kopi sehari, sementara yang lain tidak. "Orang dengan gen tersebut memetabolisme kafein lebih cepat, sehingga efek stimulasinya hilang lebih cepat, dan mereka perlu minum lebih banyak kopi," katanya.

Cornelis menyebut, hal itu bisa menjelaskan mengapa beberapa orang terlihat baik-baik saja mengonsumsi lebih banyak kopi dibandingkan dengan orang lain yang mungkin merasa gelisah atau menjadi sangat cemas. Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Scientific Reports, ia menganalisis jenis peminum kopi yang lebih tepat, memisahkan pecinta kopi hitam dari pecinta krim dan gula (atau lebih).

"Kami menemukan peminum kopi dengan varian genetik yang mencerminkan metabolisme kafein yang lebih cepat lebih memilih kopi hitam pahit," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Temuan Riset

minum kopi
ilustrasi secangkir kopi/Photo by Brigitte Tohm on Unsplash

"Kami juga menemukan varian genetik yang sama pada orang yang lebih suka teh biasa daripada cokelat hitam yang manis, dan pahit, daripada cokelat susu yang lebih lembut," tambah Cornelis.

Cornelis dan timnya tidak menganggap preferensi itu ada hubungannya dengan rasa kopi atau teh hitam biasa. Sebaliknya, katanya, orang dengan gen ini lebih memilih kopi hitam dan teh hitam karena mereka mengaitkan rasa pahit dengan peningkatan kewaspadaan mental yang mereka dambakan dari kafein.

"Penafsiran kami adalah orang-orang ini menyamakan kepahitan alami kafein dengan efek psiko-stimulasi," kata Cornelis. "Mereka belajar mengasosiasikan kepahitan dengan kafein dan dorongan yang mereka rasakan. Kami melihat efek yang dipelajari."

Hal yang sama berlaku untuk preferensi cokelat hitam daripada cokelat susu, tambahnya. "Ketika mereka memikirkan kafein, mereka memikirkan rasa pahit, jadi mereka juga menikmati cokelat hitam," kata Cornelis. "Mungkin saja orang-orang ini sangat sensitif terhadap efek kafein dan mereka juga memiliki perilaku yang dipelajari dengan makanan pahit lainnya."

Kandungan Cokelat Hitam

Ilustrasi Cokelat Hitam
Ilustrasi cokelat hitan (dok. Pixabay.com/StockSnap)

Cokelat hitam mengandung beberapa kafein, tetapi lebih banyak senyawa yang disebut theobromine, stimulan sistem saraf yang berhubungan dengan kafein. Penelitian menemukan dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan detak jantung dan merusak suasana hati.

Cokelat hitam juga penuh kalori, jadi mengurangi konsumsinya baik untuk lingkar pinggang. Namun, penelitian menemukan bahwa bahkan sedikit konsumsi cokelat hitam sehari dapat berkontribusi pada kesehatan jantung dan mengurangi risiko diabetes.

Itu mungkin karena kakao mengandung banyak flavanol, epicatechin dan catechin, senyawa antioksidan yang diketahui dapat meningkatkan aliran darah. Makanan lain yang mengandung flavanol termasuk teh hijau, oolong dan hitam, anggur merah, kubis, bawang, buah jeruk dan kedelai.

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Infografis tampilan kekinian camilan tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya