Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi membuat banyak orang berusaha berinovasi, salah satunya dengan munculnya wacana haji metaverse. Penggunaan metaverse untuk berbagai keperluan sedang dikembangkan Arab Saudi.
Secara sederhana, metaverse berarti memindahkan dunia nyata ke dunia virtual. Dengan metaverse, itu memungkinkan umat Islam untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Mekkah, tanpa berkunjung ke tempat tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Mereka bisa dapat berziarah ke tempat suci di metaverse, seperti mengunjungi Hajar Aswad di Kakbah. Hal itu berkat proyek teknologi yang disebut "Virtual Hacerülesved," seperti dilansir dari laman Tech Briefly, Rabu (9/2/2022).
Dengan cara ini, kunjungan dapat dimungkinkan di dunia maya. Proyek yang diluncurkan bulan lalu oleh Abdurrahman Sudeysi, Imam Besar Kakbah, merupakan upaya kolaborasi antara Universitas Umm al-Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum.
Menurut Sudeysi, ada banyak peninggalan sejarah dan Islam di masjid-masjid Mekkah, yang harus didigitalkan untuk kepentingan semua orang. Inisiatif ini juga mencakup simulasi realitas virtual dari situs ziarah paling terkemuka di Mekkah.
Situs tersebut dapat dikunjungi orang dari rumah mereka menggunakan kacamata realitas virtual. Pengalaman itu tidak hanya menarik indra penglihatan dan pendengaran, tetapi juga sentuhan dan penciuman.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Haji Sebenarnya
Mengunjungi Kakbah dapat dilakukan di metaverse, tetapi itu tidak akan dianggap sebagai "haji yang sebenarnya." Hal tersebut disampaikan pihak Kepresidenan Urusan Agama Turki (Diyanet) setelah diskusi selama sebulan, dikutip dari hurriyetdailynews.
Diskusi dimulai ketika Arab Saudi membawa situs tersuci Islam ke zaman metaverse dengan inisiatif baru pada Desember 2021. Hal itu memungkinkan umat Islam untuk melihat secara virtual Hajar Aswad yang dihormati di kota Mekkah dari rumah mereka.
"Inisiatif ini memungkinkan umat Islam untuk melihat Hajr Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Mekkah," kata pejabat Saudi dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan inisiatif tersebut.
Advertisement
Tidak Sah
Namun, inisiatif tersebut menimbulkan kontroversi di antara beberapa Muslim di seluruh dunia. Mereka mempertanyakan apakah "haji di metaverse" dapat dianggap sebagai "ibadah yang nyata."
"Haji di metaverse ini tidak dapat terjadi," kata Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet Turki, Remzi Bircan.
"Orang-orang beriman dapat mengunjungi Kakbah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata," katanya. "Kaki orang harus menyentuh tanah."
Menurut Bircan, haji harus dan akan dilakukan dengan pergi ke kota suci dalam kehidupan nyata. Dia mengatakan inisiatif Saudi mungkin diluncurkan "untuk promosi" Kakbah.
Â
Infografis Tahun Kedua Ibadah Haji di Tengah Pandemi Covid-19
Advertisement