Liputan6.com, Jakarta - Paris Fashion Week akan berjalan sesuai jadwal, Fédération de la Haute Couture et de la Mode mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan Senin, 28 Februari 2022, melansir Vogue, Selasa, 1 Maret 2022. Sebelumnya, penyelenggaraan pekan mode ini diminta ditunda, agar publik fokus pada "krisis Rusia-Ukraina."
Saat industri bergulat dengan perang yang sedang berlangsung di Ukraina setelah invasi Rusia, Ralph Toledano, presiden Fédération, menyerukan kekhidmatan selama acara tersebut. Ia berkata, "Penciptaan didasarkan pada prinsip kebebasan, dalam keadaan apapun."
"Peran fesyen adalah berkontribusi pada emansipasi individu dan kolektif dalam masyarakat kita. Mengingat konteks saat ini, Fédération de la Haute Couture et de la Mode mendorong publik melihat pertunjukan hari-hari mendatang dengan sungguh-sungguh, sekaligus merefleksi masa-masa kegelapan ini (merujuk pada invasi Rusia)," Toledano menyambung.
Advertisement
Baca Juga
Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022. Milan Fashion Week, yang sedang berlangsung selama serangan, terus terselenggara, meski suasana hati yang tidak tenang menyelimuti acara dan perayaan minggu itu.
Pernyataan Fédération telah mengatur penyelenggaraan Paris Fashion Week. Ini menyusul seruan bagi industri untuk kurang fokus pada pertunjukan dan lebih banyak menaruh atensi terhadap krisis yang sedang berlangsung.
Paris Fashion Week dimulai pada Senin, 28 Februari 2022 dan akan berakhir pada Selasa, 8 Maret 2022. Dengan kembalinya pertunjukan fisik dari merek-merek seperti The Row dan Vtmnts, industri sebelumnya mengharapkan musim ini selangkah lebih dekat ke pekan mode pra-pandemi.
Tercatat hanya 13 dari 95 rumah mode dalam daftar resmi yang tetap online sepenuhnya, menurut India Times. Malam pembukaan pekan mode sendiri memberi catatan pahit lain dengan menampilkan koleksi terakhir pendiri Off-White, Virgil Abloh, yang meninggal karena kanker pada November 2021 di usia 41 tahun.
Penghormatan pada mendiang desainer itu tersirat jelas, dengan selebritas termasuk Rihanna yang sedang hamil besar turut hadir. Juga, adanya upaya mencolok untuk memposisikan Off-White dalam sejarah mode.
Koleksinya sebagian besar diperagakan model-model kenamaan. Masuk dalam daftarnya, yakni Gigi Hadid dan Kendall Jenner bersama supermodel veteran Naomi Campbell, serta Cindy Crawford.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengadopsi Potongan Mode Lawas
Koleksi mode itu dijelaskan menarik ide-ide dari beberapa dekade terakhir, dari gaun koktail polkadot yang glamor, hingga bodysuits shaggy yang besar. Busana-busana ini ditata ulang dengan ciri khas street swagger merek tersebut.
"Sesuatu yang abadi," Abloh, mantan kolaborator Kanye West, mengubah Off-White jadi salah satu label mode yang tumbuh paling cepat. Juga, direkrut untuk memimpin koleksi pakaian pria Louis Vuitton sebelum kariernya berakhir secara tragis.
Advertisement
Kembali ke Runway Fisik
Louis Vuitton, yang memiliki saham mayoritas di Off-White, yakin bahwa mereka dapat terus tumbuh tanpa kehadiran Abloh. "Off-White berada di posisi seperti Dior pada tahun 1957 (ketika pendirinya meninggal)," kata CEO Louis Vuitton Michael Burke pada Business of Fashion.
Ia menyambung, "Pertanyaannya adalah: apa yang ditinggalkan oleh bapak pendiri? Jika warisan itu kaya, autentik, dan sarat dengan nilai-nilai yang melampaui mode, peluang mengubah sebuah kepergian jadi sesuatu yang abadi adalah spektakuler."
Off-White kembali ke runway untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 melanda, dan mereka tidak sendirian. Nama-nama besar, termasuk Dior, Chanel, dan Hermes, termasuk di antara 45 merek yang mengadakan pertunjukan catwalk langsung dalam beberapa hari mendatang karena pembatasan pandemi mereda di seluruh Eropa.
Saint Laurent, yang telah keluar dari kalender resmi selama krisis kesehatan, pun kembali ke susunan pemain reguler. Yang lain melakukan campuran film online dan presentasi internal untuk pembeli dan pers.
Merangkul Metaverse
Sebelum semua itu, para mahasiswa dari French Fashion Institute melakukan banyak hal dengan presentasi online yang menggabungkan pakaian nyata dengan kreasi virtual. "Metaverse sedang dalam proses pembangunan dan akan terus berkembang. Sangat penting untuk berada di dalamnya," kata Laure Manhes, yang sedang belajar untuk master di bidang aksesori.
Ada keuntungan logistik untuk mendobrak penghalang antara pakaian nyata dan virtual, tambahnya. Peragaan busana fisik tidak akan hilang, ia mengatakan, "Tapi itu akan berkembang sejalan dengan cara berpikir dan berkomunikasi yang baru."
Advertisement