Kisah Pembajak Sawah Tradisional Terakhir di Desa Wisata Bantaragung Majalengka

Pak Amin menjadi satu-satunya petani yang masih membajak sawah menggunakan tenaga kerbau di Desa Wisata Bantaragung Majalengka.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 10 Mar 2022, 22:05 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2022, 20:32 WIB
Kisah Pembajak Sawah Tradisional Terakhir di Desa Wisata Bantaragung Majalengka
Pak Amin, petani satu-satunya di Desa Wisata Bantaragung Majalengka yang membajak sawah menggunakan tenaga kerbau. (dok. Panitia ADWI 2022)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi pertanian semakin maju, tapi Pak Amin tetap bertahan dengan cara tradisional. Ia menggunakan tenaga kerbau untuk membajak sawahnya.

Keteguhannya itu membuatnya menjadi satu-satunya pembajak sawah di Desa Wisata Bantaragung, Majalengka, yang masih menggunakan kerbau. Saat belum ada traktor, kerbau menjadi hewan andalan untuk membantu mengolah sawah agar gembur dan bisa ditanami padi. Tapi, prosesnya tentu tak secepat menggunakan teknologi terkini.

Lalu, mengapa Pak Amin tetap bertahan dengan cara lama? "Sayang ingin tetap melestarikan tradisi ini," ujarnya kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang menyambanginya, Minggu, 6 Maret 2022.

Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk curhat. Rupanya, singkal atau alat bajak tradisional miliknya sudah menua dan sedikit rusak. Sandiaga pun berjanji memodali Pak Amin untuk membuat alat yang baru.

"Kita sangat mendukung niat Pak Amin dan anaknya dalam melestarikan tradisi budaya membajak sawah secara tradisional yang bisa jadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bantaragung," ujar Sandiaga.

Kunjungan Menparekraf ke sana tak hanya untuk bercakap-cakap dengan Pak Amin, tetapi mensosialisasikan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Desa Wisata Bantaragung yang berlokasi di Kecamatan Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat itu menawarkan paket wisata bertani bagi para turis yang berkunjung.

Pemandangannya hijau dan indah dengan terasering yang tak kalah dari Ubud. Wisatawan bisa belajar bertani hingga membajak sawah secara tradisional. "Ini menjadi daya tarik wisata yang cukup menjual," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Berburu Senja dan Fajar

Kisah Pembajak Sawah Tradisional Terakhir di Desa Wisata Bantaragung Majalengka
Pak Amin, petani satu-satunya di Desa Wisata Bantaragung Majalengka yang membajak sawah menggunakan tenaga kerbau. (dok. Panitia ADWI 2022)

Tak hanya itu, para turis juga bisa mengunjungi Ciboer Pass. Tempat itu dikenal menawarkan pemandangan layaknya ilustrasi gambar pegunungan yang sering dilihat di berbagai lukisan.

Berlatar Gunung Ciremai dan hamparan sawah di kanan kirinya, mata wisatawan bakal dimanjakan oleh keindahan alam. Di Ciboer Pass juga terdapat muara dengan air jernih yang sejuk. Ciboer merupakan tempat yang cocok untuk wisatawan menikmati matahari terbenam bagi para penyuka senja.

Pemandangan matahari terbenam juga bisa dinikmati wisatawan dari Bukti Batu Semar yang berada di ketinggia 1.100 mdpl. Bahkan, Anda juga bisa menikmati matahari terbit di sana. Untuk mencapainya, wisatawan harus menaiki anak tangga selama kurang lebih tujuh menit. Wisatawan juga bisa  berswafoto dengan latar belakang keindahan alam Gunung Jajar Sinapeul.

Paket Lengkap

Kisah Pembajak Sawah Tradisional Terakhir di Desa Wisata Bantaragung Majalengka
Menparekraf Sandiaga Uno menyambangi Desa Wisata Bantaragung Majalengka. (dok. Panitia ADWI 2022)

Sandi juga menyebutkan destinasi alam lain yang bisa dikunjungi di Desa Wisata Bantaragung, yakni Curug Cipeuteuy. Air terjun itu masuk dalam kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai. "Wisatawan bisa mencoba kesegaran airnya dengan berenang di sana," ujarnya.

"Saya rasa paket lengkap ada di Desa Wisata Bantar Agung, dan ini sesuai dengan tema ADWI 2022 yaitu Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit, karena semuanya ada," ucap dia.

 

Pendaftaran Masih Dibuka

Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 Digelar, Targetkan 3000 Desa Wisata Ikut Serta
Menparekraf Sandiaga Uno meluncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 di Jakarta, Jumat, 18 Februari 2022. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

ADWI 2022 masih membuka pendaftaran hingga 31 Maret 2022. Program pengembangan kepariwisataan Indonesia berbasis desa wisata itu bertujuan agar desa di seluruh Indonesia yang memiliki daya tarik wisata tergerak mengembangkan potensinya sebagai cara menggerakkan ekonomi desa.

Pada tahun ini, panitia menargetkan 3.000 desa wisata mendaftar, melonjak dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.831 pendaftar. "Di tahun 2022 kami mempelajari apa yang menjadi kekurangan di tahun sebelumnya. Untuk itu, dengan percaya diri, kami menambah target 3.000 peserta dari 34 provinsi yang ada di Tanah Air," kata Menparekraf dalam peluncuran ADWI 2022 di Jakarta, Jumat sore, 18 Februari 2022.

ADWI 2022 juga menambah kategori penilaian dari sebelumnya hanya enam menjadi tujuh poin, yakni daya tarik wisata, homestay, CHSE, toilet umum, suvenir, desa digital, konten kreatif, dan kelembagaan. Poin terakhir dimasukkan dalam kategori penilaian untuk memastikan bahwa desa wisata dikelola secara berkelanjutan.

"Salah satu efek pemilihan kepala desa adalah bahwa produk pemenang belum tentu nyambung dengan Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Padahal, ini (desa wisata) perlu keberlanjutan dan kelembagaan," dia menerangkan.

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya