Heboh Rencana Malaysia Klaim Reog Ponorogo, Sandiaga Uno: Saya Belum Pernah Dengar Ada Reog Kelantan

Sandiaga Uno sudah beberapa kali emenyaksikan Reog Ponorogo tapi belum pernah mendengar ada Reog Kelantan atau Reog Kuala Lumpur.

oleh Henry diperbarui 11 Apr 2022, 16:43 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 16:04 WIB
Reog Ponorogo
Sejumlah penari Reog Ponorogo adat Ponogoro menghibur pengunjung Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (27/11). Tarian ini sebagai bentuk solidaritas saling menghargai satu sama lain. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Malaysia mengklaim Reog Ponorogo sebagai warisan budaya mereka ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menghebohkan publik dalam negeri. Kabar Malaysia ingin mengklaim budaya Reog Ponorogo ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, beberapa hari lalu.

Kehebohan itu juga menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Dalam Weekly Press Briefing yang digelar hybrid, Senin (11/4/2022), Menparekraf Sandiaga Uno ikut mendukung usaha untuk mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke UNESCO.

"Jadi, Indonesia dan Malaysia sudah beberapa kali saling mengklaim dalam beberapa hal, mulai dari zona atau wilayah sampai soal budaya. Yang terbaru dan lagi happening ini soal reog. Jadi reog ini bisa dibilang merupakan salah satu produk ekonomi berbasis budaya dan sangat spesifik dan berasal dari Ponorogo, Jawa Timur," tutur Sandiaga.

"Saya sendiri sudah beberapa kali naik ke atas reog dan merasakan sensasi bisa berada di atasnya. Tapi, saya belum pernah tahu ada Reog Kelantan atau Reog Kuala Lumpur, ya saya tidak tahu ya apa memang ada," sambungnya.

Menurut pria yang akrab disapa Sandi ini, masyarakat Indonesia harus berkaca dengan budaya pantun yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dari dua negara, Indonesia dan Malaysia. Karena itu sejak diakui oleh UNESCO, kita harus menggunakannya dan tidak sekadar membuat klaim

"If you don’t use it, you’ll loose it. Kalau tidak kita gunakan, ya kita bisa kehilangan lagi, termasuk soal reog ini. Kita harus semakin sering menampilan reog," ucapnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Harus Sering Ditampilkan

Menparekraf Sandiaga Uno di Weekly Press Briefing
Menparekraf Sandiaga Uno di Weekly Press Briefing, 11 April 2022. (Liputan6.com/Henry)

Sandi pun berharap kesenian Reog Ponorogo bisa lebih sering ditampilkan termasuk di kantor Kemenparekraf ini. Selama ini, ia belum pernah meihat reog ditampilkan di Kemenparekraf.

"Jadi kalau kita mau mengusahakan agar reog ini diakui dunia, ya undang juga mereka buat tampil di sini biar mereka merasa at home, jangan yang itu-itu saja yang ditampilkan. Bagaimana kita mau perjuangkan kalau kita belum bisa menampilkan reog," lanjutnya.

Sandi menambahkan, Kemenparekraf akan ikut membantu memperjuangkan Reog Ponorogo ke UNESCO. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemendikbudristek yang berhubungan langsung dengan pihak UNESCO.

Sebelumnya, Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Mendikbud RI pada 2013. Menko PMK Muhadjir Effendy mendukung penuh dan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung Reog Ponorogo menjadi budaya tak benda di UNESCO.

Soal Klaim Malaysia

Reog Ponorogo di HUT Kota Davao, kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (F. Pensosbud/KJRI Davao City)​
Reog Ponorogo di HUT Kota Davao, kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (F. Pensosbud/KJRI Davao City)​

"Saya mendukung penuh Reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia," ujar Menko PMK saat berdialog dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, di rumah dinas Bupati Ponorogo, melansir kanal Global Liputan6.com.

Muhadjir mengatakan kalau Malaysia juga berencana untuk mengajukan hal yang sama ke UNESCO. "Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," terangnya, dikutip dari laman Kemenkopmk, Rabu, 6 April 2022.

Muhadjir mengatakan belum mengecek lebih jauh soal klaim Malaysia atas Reog Ponorogo. Baginya, mengklaim suatu budaya sebetulnya tidak salah dan masing-masing negara boleh mengajukan. Meski begitu, Muhadjir menegaskan bahwa kesenian Reog memiliki bukti sejarah dan tradisi yang sudah mengakar di Indonesia.

Petisi Online

Reog Ponorogo di Car Free Day
Seniman melakukan atraksi saat pertunjukan Tari Reog Ponorogo di area car free day kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (28/4/2019). Kegiatan untuk memperingati Hari Kartini tersebut turut diramaikan oleh sejumlah polisi wanita (polwan). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara, warganet di Indonesia dibuat murka dengan kabar yang menyebutkan, Malaysia berencana untuk mengklaim Reog Ponorogo sebagai warisan budaya mereka ke UNESCO. Selain ramai di platform media sosial, seperti Twitter, sebuah petisi online Save Reog Ponorogo yang dibuat oleh akun Ponorogo Hebat, muncul di laman change.org.

Dalam petisi itu, disebutkan Reog Ponorogomerupakan satu dari rekomendasi Warisan Budaya Tak Benda yang diajukan ke UNESCO, selain dari Tempe, Budaya Sehat Jamu, Ulos, Tenun Ikat Sumba Timur, dan Kolintang.

Sampai artikel ini diterbitkan, petisi online 'Save Reog Ponorogo' di change.org tersebut sudah mengantongi 20,991 tanda tangan dari targetnya di angka 25 ribu. Di sisi lain, warganet pun juga menyuarakan dukungan mereka terhadap kesenian Reog Ponorogo berasal dari Indonesia.

Infografis Wayang Potehi
Wayang Potehi menjadi salah satu warusan seni budaya Tionghoa - Jawa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya