Liputan6.com, Jakarta - Selalu ada kisah yang tercipta ketika penumpang menaiki pesawat dalam berbagai kesempatan. Begitu pula dengan turbulensi yang menjadi pengalaman menegangkan sekaligus mendebarkan bagi para penumpang di dalamnya.
Dikutip dari mStar, Kamis, 21 April 2022, salah satu kisahnya dibagikan oleh pria asal Malaysia bernama Mohamad Idzaudin Abdul Razak. Ia berbagi cerita saat menghadapi pesawat yang ditumpangi terbalik sebelum mengalami turbulensi di udara pada 17 Desember 2021.
Menurut Idzaudin, begitu ia akrab disapa, tragedi itu dianggap mengerikan dalam hidupnya. Insiden tersebut terjadi ketika ia hendak pulang ke rumahnya di Bangi, Selangor.
Advertisement
Baca Juga
"Saya naik pesawat pulang dari liburan di Langkawi ke Kuala Lumpur. Saat itu musim hujan berlangsung hingga banjir parah di dekat Shah Alam," terangnya.
Idzaudin melanjutkan, "Saya seharusnya berangkat jam 7 malam, tapi ditunda. Kami diinstruksikan untuk naik jam 8 malam. Awalnya pesawat bergerak normal. Tapi saya melihat sesuatu di peta waktu untuk tiba di Ipoh, di dekat layar kecil saya melihat pesawat berputar."
"Saya penasaran kenapa pesawat 'ditahan' tidak bergerak. Pilot tidak membuat pengumuman apa pun jadi saya terus melihat peta. Cukup lama, sekitar 40 menit tidak bergerak dari Ipoh," tambahnya.
Usai menunggu terlalu lama dan tidak ada pengumuman, ia memutuskan untuk pergi ke toilet. Saat itu banyak penumpang pesawat lain yang juga antre untuk ke toilet.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mulai Panik
Saat menunggu gilirannya, terjadi turbulensi udara yang mengerikan yang menyebabkan pesawat kehilangan keseimbangan. "Sebelum terjadi turbulensi udara, kalau melihat peta, pesawatnya berputar sebentar, tapi saya masih belum tahu apa yang terjadi," terangnya.
Idzaudin menyebut, "Saya tidak panik sama sekali, jadi saya pergi ke toilet karena belum pindah selama lebih dari 40 menit dekat Ipoh."
"Di tengah antrean di toilet, tiba-tiba ada turbulensi. Turbulensinya cukup kuat. Saya bisa merasakan pesawat naik turun dan ke kiri ke kanan berulang kali. Kebetulan ada pramugari di dekat sana. Dia beri tahu kami yang sedang antre untuk duduk di dekat lantai," tambahnya.
Ia menjelaskan saat itu dirinya panik dan pramugari menyuruh dirinya meraih atau memegang apapun yang ia bisa. "Ada seorang gadis di sebelah saya. Saya kasihan melihatnya tapi untungnya ada penumpang lain yang menggendong anak itu. Jika kita terus berjalan ke kursi akan jatuh," jelasnya.
Advertisement
Viral
Pengalaman ini adalah kali pertama dalam hidup pria tersebut dan membuatnya takut. Namun pada saat yang sama, ia percaya perjalanannya aman karena ditangani oleh pilot dan pramugari yang berpengalaman.
Ia tidak mengira video ceritanya itu ditonton hampir satu juta kali. Rata-rata warganet juga membagikan pengalaman mereka menaiki pesawat dan menghadapi situasi yang sama di kolom komentar video TikTok.
"Otomatis mengingat dosa masa lalu," kata seorang warganet.
"Saya pernah seperti ini sebelumnya. Saat itu auto tobat berbicara tanpa henti," lanjut lainnya.
"Yang sudah menikah membayangkan anaknya. Yang jomlo otomatis ingat dosa orangtuanya," tambah lainnya.
Menyusul kejadian itu, setelah beberapa menit situasi di dalam pesawat kembali stabil. Akhirnya Idzaudin dapat kembali dengan selamat ke tempat duduk.
Ia menambahkan, pilot juga mengumumkan bahwa kondisi cuaca di Kuala Lumpur yang cukup buruk menyebabkan KLIA atau Bandara Internasional Kuala Lumpur ditutup. Mereka harus mendarat di Bandara Mersing, Johor.
Pengingat
"Saat kami sampai di dekat Johor, pesawat kami hanya di tempat parkir, tetapi penumpang tidak turun. Bayangkan kami harus duduk lebih dari satu jam di dalam pesawat dan tidak turun atau keluar sama sekali," katanya.
Idzaudin menyebut, "Kemudian kami pindah kembali ke Kuala Lumpur masih hujan sesampainya di sana sampai petir muncul, tapi perjalanan baik-baik saja."
"Alhamdulillah malam itu saya mendarat dengan selamat meski sudah larut malam. Saya takut dengan apa yang terjadi, tetapi berdasarkan statistik, perjalanan udara sebenarnya paling aman dibandingkan dengan mobil atau kendaraan lain yang lebih mungkin terjadi kecelakaan yang tak diinginkan," katanya.
Idzaudin mengatakan, "Bagi saya, bahayanya hampir di mana-mana. Tapi pengalaman ini menjadi kenangan yang tak terlupakan dan pengingat saya untuk selalu lebih mengingat kematian."
Advertisement