Liputan6.com, Jakarta - Malaysia memutuskan untuk menyetop ekspor ayam utuh ke Singapura mulai 1 Juni 2022. Dalam waktu yang tersisa, para pemasok ayam di Malaysia nekat bekerja lembur demi bisa mengirimkan sebanyak mungkin ayam sebelum pelarangan itu diberlakukan.
Dikutip dari laman Strait Times, Senin (30/5/2022), delapan eksportir, peternak, dan pemasok di Malaysia mengaku kaget dengan pelarangan ekspor ayam potong utuh ke Singapura. Selama ini, Malaysia mengirimkan 3,6 juta ayam utuh per bulan ke luar negeri.Â
Pengumuman itu disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob pada Senin, 23 Mei 2022. Ia beralasan penghentian ekspor ke Singapura berlaku sampai produksi dan harga lebih stabil. Â
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah juga berencana menambah pengakuan bagi lebih banyak rumah potong hewan di luar negeri untuk meningkatkan pasokan ayam di dalam negeri. Begitu pula dengan izin impor unggas akan dihapuskan.
"Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat," kata PM Malaysia itu dalam keterangannya.
Malaysia saat ini mengalami lonjakan harga ayam akibat kurangnya pasokan di lapangan. Menurut data Departemen Layanan Kedokteran Hewan Kementerian Pertanian dan Industri Makanan setempat, Malaysia tercatat mengekspor lebih dari 49 juta ekor ayam hidup pada 2020, serta 42,3 ton daging ayam dan bebek.
Penghentian ekspor itu akan berdampak signifikan terhadap Singapura. The Red Dot itu mengimpor hampir 73ribu ton ayam pada 2021, dengan lebih dari sepertiga pasokan ayam didatangkan dari Malaysia. Daging ayam adalah jenis daging terbanyak yang dikonsumsi di Singapura dengan tingkat konsumsi 36 kilogram per kapita pada 2020, menurut data Badan Pangan Singapura.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Skema Subsidi
Ismail mengatakan stok penyangga akan disimpan di fasilitas cold storage, sementara proses klaim subsidi oleh peternak akan disederhanakan. Pemerintah telah menetapkan harga pagu eceran 8,90 ringgit per kilogram, dan memberikan subsidi kepada peternak unggas sebesar 60 sen per kg dari 5 Februari hingga 4 Juni 2022.
Namun, baru 50 juta ringgit dari anggaran subsidi 729,43 juta ringgit yang telah dibayarkan kepada peternak sejauh ini. Ia beralasan, "Beberapa perusahaan besar tidak tertarik mengajukan subsidi dan ingin pemerintah membiarkan harga ayam ditentukan oleh pasar."
Rapat mingguan Kabinet yang biasanya berlangsung Rabu, dimajukan ke Senin guna membahas kelangkaan unggas yang menyebabkan harga ayam melambung. Harga grosir dilaporkan melonjak menjadi sekitar 13 ringgit per kilogram (sekitar Rp43 ribu) di pasar-pasar di Klang Valley, sementara beberapa kios dikatakan telah tutup karena kurangnya pasokan.
Pemerintah, kata dia, juga mendapatkan laporan bahwa mafia mengendalikan harga dan produksi ayam. Komisi Persaingan Malaysia (MyCC) sedang menyelidiki masalah ini dan penyelidikan diharapkan selesai pada Juni 2022.Â
Advertisement
Kelangkaan Pakan
Menurut laporan, peternak unggas telah menghentikan produksi mereka disebabkan penundaan pembayaran subsidi oleh pemerintah. Namun, Federasi Asosiasi Peternak Malaysia (FLFAM) membantah tuduhan peternak sengaja menahan pasokan ayam.
Sebuah peternakan di Melaka dikatakan telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa pasokan akan berhenti pada 21--22 Mei 2022 karena ayam tidak kunjung bertambah berat. Peternak unggas telah memperingatkan pemerintah bahwa harga pagu rendah yang berkelanjutan untuk ayam dan telur akan merugikan industri dalam jangka panjang.
Mereka mengatakan mereka berjuang di tengah meroketnya biaya pakan karena perang yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia, yang telah mencekik pasokan biji-bijian dari kedua negara. Rusia merupakan produsen pupuk yang dibutuhkan untuk menumbuhkan biji-bijian di Ukraina.
Kelangkaan itu juga berimbas pada penjual nasi ayam hainan di Singapura. Sebuah kedai ternama, Tian Tian Hainanese Chicken Rive di Pujasera Maxwell memutuskan berhenti menyajikan nasi ayam mereka bila tidak bisa mendapat ayam segar dari pemasok. Pasalnya, seluruh ayam mereka dipasok dari Malaysia.
Cari Pengganti
Pendiri gerai Tian Tian pun kebingungan. Bila sampai batas waktu ditentukan tak berhasil didapat pemasok alternatif, mereka tak akan lagi menyajikan nasi ayam hainan.
"Kami akan menghadirkan kembali makanan seperti tofu goreng, daging babi goreng dan salad udang, tapi kami tidak akan menggunakan ayam beku," kata Foo Kui Lian, pendiri gerai yang kini berusia 73 tahun.
Tian Tian memiliki dua cabang, yakni di Clementi dan Bedok. Kedainya sering tampil dalam daftar yang melacak gerai nasi ayam terbaik di Singapura.Â
Dengan tiga gerai, dapur pusat, banyak karyawan, dan biaya overhead yang tinggi, Foo mengatakan larangan ekspor ayam itu akan semakin memukul mereka secara finansial. Pada Jumat, 27 Mei 2022, pelanggan yang khawatir dengan imbas pelarangan ekspor ayam akhirnya berbondong-bondong ke Tian-Tian selama waktu makan siang. Mereka rela mengantre panjang hingga ke luar pujasera demi bisa menyantap menu andalan gerai itu.
Salah satu pelanggan itu adalah Peter Low. Dia mengaku akan kecewa jika gerai itu berhenti menyajikan nasi ayam, tetapi menambahkan, "Saya yakin bahwa saya masih akan dapat menemukan nasi ayam yang baik di tempat lain, bahkan setelah larangan."
Advertisement