Liputan6.com, Jakarta - Jepang semakin percaya diri membuka perbatasannya untuk dilintasi turis asing. Indikasinya terlihat dari peningkatan kuota hingga 20 ribu pendatang dari luar negeri dalam sehari menyusul pelonggaran perbatasan setelah jumlah kasus Covid-19 melandai.
Penambahan kuota pendatang luar negeri, termasuk para turis asing, itu dimulai pada Rabu (1/6/2022). Negeri Sakura juga membebaskan para pendatang asing dari kewajiban isolasi dan menjalani tes Covid-19 saat kedatangan yang berlaku untuk warga atau mereka yang datang dari 98 negara dan kawasan berisiko infeksi rendah.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa negara yang masuk daftar itu adalah Amerika Serikat, Inggris, China, Korea Selatan, dan Indonesia. Ini berarti sekitar 80 persen dari pendatang dibebaskan dari aturan yang bertujuan mengendalikan infeksi Covid-19.
Jepang sebelumnya melarang turis asing dari semua negara memasuki negerinya sejak November 2021. Hal itu menyusul kemunculan varian Omicron yang diyakini lebih menular dibandingkan varian Delta.
Di saat bersamaan, Jepang menggenjot program vaksinasi di dalam negeri untuk menyiapkan diri sebelum menerima kembali kunjungan wisatawan asing. Langkah itu diikuti pelonggaran pembatasan secara bertahap untuk wisatawan asing mulai 10 Juni 2022.
Dikutip dari Kyodo, berdasarkan rencana tersebut, di tahap awal akan dibatasi hanya untuk wisatawan dari 98 negara dan kawasan yang mengikuti tur berpemandu. Jumlah maksimum kedatangan wisatawan asing per hari adalah 20 ribu orang.
Namun, mereka kemungkinan tidak akan terburu-buru membuka kesempatan bagi wisatawan individu. Hal itu dikarenakan kekhawatiran pemerintah atas potensi peningkatan kasus infeksi menjelang pemilihan Dewan Penasihat yang dijadwalkan pada musim panas tahun ini.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wajib Bermasker
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meminta turis asing untuk tetap memakai masker selama mengunjungi negara itu. Mereka juga harus mengikuti tindakan pencegahan lain terhadap Covid-19.
"Kita harus meminta mereka mengikuti aturan Jepang dalam memakai masker," ujar Kishida dalam sidang Panitia Anggaran DPR Jepang.
Pemerintah, sambung dia, akan meminta operator tur memberi tahu wisatawan dari luar negeri untuk mematuhi instruksi. Mereka juga akan membujuk perusahaan, sekolah, dan entitas lain yang menerima warga negara asing untuk melakukan hal serupa.
Pemerintah Jepang baru-baru ini mengatakan, memakai masker tidak selalu diperlukan di luar dan merekomendasikan orang untuk melepas masker ketika berada lebih dari dua meter dari orang lain. Aturan itu mempertimbangkan panas dan kelembapan beberapa bulan mendatang dan peningkatan risiko sengatan panas.
Kementerian Pariwisata setempat berencana untuk membuat pedoman tentang langkah-langkah anti-virus untuk hotel dan industri lainnya. Hal itu dilakukan sebelum dimulainya kembali pariwisata, kontribusi utama ekonomi Jepang sebelum pandemi.
Advertisement
Daftar 98 Negara
Jepang membagi negara-negara di dunia ke dalam tiga kategori, yakni merah, kuning, dan biru. Hanya 98 negara dalam kategori biru yang dibebaskan dari aturan isolasi dan tes Covid-19. Berikut daftar negara dimaksud:
1. Afghanistan,
2. Aljazair,
3. Argentina,
4. Armenia,
5. Australia,
6. Austria,
7. Azerbaijan,
8. Bahrain,
9. Bangladesh,
10. Belgia,
11. Benin,
12. Bolivia,
13. Bosnia dan Herzegovina,
14. Brasil,
15. Bulgaria,
16. Kamboja,
17. Kamerun,
18. Kanada,
19. Chili,
20. China,
21. Kolombia,
22. Kosta Rika,
23. Pantai Gading,
24. Kroasia,
25. Republik Ceko,
26. Denmark,
27. Djibouti,
28. Republik Dominika,
29. Ekuador,
30. El Salvador,
31. Estonia,
32. Ethiopia,
33. Finlandia,
34. Prancis,
35. Jerman,
36. Ghana,
37. Yunani,
38. Guatemala,
39. Hong Kong,
40. Hongaria,
41. Islandia,
42. Indonesia,
43. Iran,
44. Irak,
45. Irlandia,
46. Israel,
47. Italia,
48. Jamaika,
49. Yordania,
50. Kenya,
51. Kirgistan,
52. Laos,
53. Latvia,
54. Lituania,
55. Luksemburg,
56. Madagaskar,
57. Malawi,
58. Malaysia,
59. Meksiko,
60. Monako,
61. Mongolia,
62. Montenegro,
63. Maroko,
64. Mozambik,
65. Myanmar,
66. Belanda,
67. Selandia Baru,
68. Nigeria,
69. Norwegia,
70. Palau,
71. Panama,
72. Papua Nugini,
73. Paraguay,
74. Filipina,
75. Polandia,
76. Qatar,
77. Korea Selatan,
78. Rumania,
79. Rusia,
80. Rwanda,
81. Serbia,
82. Singapura,
83. Slovakia,
84. Slovenia,
85. Afrika Selatan,
86. Sudan Selatan,
87. Spanyol,
88. Swedia,
89. Swiss,
90. Taiwan,
91. Tanzania,
92. Thailand,
93. Timor Leste,
94. Uganda,
95. UEA,
96. Inggris Raya,
97. AS, dan
98. Zambia.
Pukul Mundur
Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, penutupan Jepang untuk sebagian besar kunjungan luar negeri saat pandemi Covid-19 telah memukul industri pariwisata mereka dengan keras. Sebagai bagian utama dari ekonomi Jepang, kedatangan turis turun lebih dari 90Â persen pada 2020, hampir menghapus pariwisata yang masuk.
Padahal, Jepang mencetak rekor 31,9 juta pengunjung asing pada 2019 dan telah berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuannya 40 juta pada 2020 sebelum pandemi melanda. Dengan pelonggaran perbatasan itu, agen perjalanan menanggapinya dengan hangat.
"Kami terus melihat banyak minat untuk mengunjungi Jepang meskipun telah dilarang selama hampir dua tahun. Saya yakin akan ada lonjakan pemesanan segera setelah perbatasan dibuka sepenuhnya."Â kata Zina Bencheikh, direktur pelaksana Intrepid Travel.
Operator tur lainnya mencatat biaya penutupan Jepang. "Pemerintah Jepang sangat berhati-hati," kata James Greenfield, direktur pelaksana Japan Journeys.
"Mereka ingin turis pertama masuk dalam tur berpemandu dan kami siap melakukan ini dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membuat pelanggan kami senang dan mendapatkan kembali pendapatan setelah lebih dari dua tahun tanpa apa pun," katanya.
Â
Advertisement