Liputan6.com, Jakarta - Restoran Terapung Jumbo di Hong Kong, terbalik di Laut Cina Selatan. Restoran ini merupakan salah satu ikon objek wisata terkenal yang ditampilkan dalam beberapa film Kanton dan Hollywood.
Dikutip dari CNA, Selasa (21/6/2022), insiden itu terjadi setelah kapal "mengalami kondisi buruk", kata Aberdeen Restaurant Enterprises yang mengelola restoran itu dalam sebuah pernyataan pada Senin malam, 20 Juni 2022. Sebelumnya, Restoran Terapung Jumbo tersebut ditarik keluar dari Hong Kong pada pekan lalu, Selasa, 14 Juni 2022.
"Hingga Sabtu sore, ketika melewati Kepulauan Xisha di Laut Cina Selatan, kapal mengalami kondisi buruk, air segera masuk sebelum mulai miring," kata perusahaan tersebut.
Advertisement
Terlepas dari upaya perusahaan penarik yang bertanggung jawab atas perjalanan untuk menyelamatkan kapal, kapal itu terbalik pada Minggu, 19 Juni 2022. Perusahaan menyampaikan tidak ada anggota kru yang terluka dalam insiden tersebut.
Aberdeen Restaurant Enterprises menambahkan bahwa karena kedalaman air di tempat kejadian lebih dari 1.000 meter, "sangat sulit" untuk menyelamatkan restoran terapung mewah itu. "Aberdeen Restaurant Enterprises Limited sangat berduka atas kecelakaan ini. Perusahaan sekarang mendapatkan rincian lebih lanjut tentang kecelakaan itu dari perusahaan penarik," jelas perusahaan itu.
Sesuai dengan peraturan, perusahaan menambahkan bahwa engineer kelautan profesional disewa untuk memeriksa lambung kapal secara menyeluruh dan memasang papan besar sebelum keberangkatan restoran pekan lalu. Perjalanan itu juga telah memperoleh semua persetujuan dari yang bersangkutan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kejayaan Masa Lalu
Restoran Terapung Jumbo ditarik ke luar kota pada Selasa, 14 Juni 2022 setelah bertahun-tahun upaya revitalisasi tidak membuahkan hasil. Saat masa jayannya, raksasa apung sepanjang 76 meter itu dapat menampung hingga 2.300 pengunjung.
Sebelumnya, restoran terapung ini berangkat sesaat sebelum tengah hari dari tempat perlindungan topan Hong Kong selatan, lokasi restoran ini selama hampir setengah abad. Restoran ini didesain seperti istana kekaisaran Tiongkok dan pernah dianggap sebagai landmark yang wajib dikunjungi.
Restoran ini pernah dikunjungi Ratu Elizabeth II hingga Tom Cruise, dan ditampilkan dalam beberapa film, termasuk Contagion karya Steven Soderbergh, tentang pandemi global yang mematikan. Operator restoran mewah menyebut pandemi COVID-19 sebagai alasan untuk akhirnya menutup pintunya pada Maret 2020, setelah sekitar satu dekade kesulitan keuangan.
Pemilik restoran Melco International Development mengumumkan bulan lalu bahwa menjelang berakhirnya lisensi pada Juni, Jumbo akan meninggalkan Hong Kong dan menunggu operator baru di lokasi yang dirahasiakan. Sekelompok warga yang menonton tersebar dan berkumpul di tepi pantai Aberdeen untuk melihat restoran ini diseret.
Advertisement
Meredup
Salah seorang yang turut menyaksikan kemajuan restoran yang lamban di perairan penampungan adalah Wong. Ia adalah seorang pria berusia 60 tahun yang mengatakan kepada AFP bahwa dia datang secara khusus untuk melihat keberangkatannya.
"Eksterior selama bertahun-tahun merupakan simbol Hong Kong," katanya, seraya menambahkan bahwa dia pernah makan di sana 20 tahun lalu. "Saya percaya itu akan kembali dan saya menantikannya."
Dibuka pada 1976 oleh mendiang taipan kasino Stanley Ho, Jumbo Floating Restaurant yang menghadirkan kemewahan, dilaporkan menelan biaya lebih dari 30 juta dolar Hong Kong atau sekitar Rp56,6 miliar untuk pembangunannya. Restoran terapung tersebut menampilkan "takhta naga" dalam gaya dinasti Ming serta mural mewah, menurut South China Morning Post.
Tempat berlabuh restoran di pelabuhan Aberdeen secara tradisional merupakan tempat wajib dikunjungi untuk restoran makanan laut. Persaingan sengit untuk pelanggan hanya mendingin ketika operator Jumbo mengakuisisi pesaing terbesarnya, Restoran Terapung Tai Pak, pada 1980-an.Â
Kejatuhan
Restoran itu tetap bertahan di industri pariwisata Hong Kong yang sedang booming. Namun, popularitasnya telah meredup dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sebelum pandemi Covid-19 menyerang.
Operator restoran Melco mengatakan bulan lalu bisnisnya tidak menguntungkan sejak 2013 dan kerugian kumulatif telah melebihi 100 juta dolar Hong Kong (Rp188,7 miliar). Itu masih menghabiskan jutaan biaya pemeliharaan setiap tahun dan sekitar banyak bisnis dan organisasi telah menolak undangan untuk mengambil alih tanpa biaya, tambah Melco.
Dalam pidato kebijakannya pada 2020, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengumumkan rencana untuk mengalihkan restoran itu ke taman hiburan lokal Ocean Park untuk direvitalisasi. Tetapi, proyek itu gagal setelah taman itu mengatakan tidak dapat menemukan operator yang cocok.
Nasib restoran itu disegel hanya beberapa hari sebelum Lam ditetapkan untuk meninggalkan kantor. Sebagai tanda kejatuhannya, pada 1 Juni 2022, perahu dapur Jumbo tenggelam ke dalam air setelah lambungnya diduga bocor, miring hampir 90 derajat. Kapal dapur terlantar akan ditinggalkan, menurut media lokal.
Advertisement