Liputan6.com, Jakarta - Kebersihan restoran dan makanan yang disajikan jadi lebih penting di masa pandemi COVID-19, mengingat publik tengah berupaya menjaga kesehatan mereka sebaik mungkin. Sayangnya, seorang pelanggan restoran di Malaysia, baru-baru ini, malah menemukan kail di makanannya.
Melansir Says, Rabu, 29 Juni 2022, kail itu ditemukannya dalam sajian kari ikan. Menurut laporan Sin Chew, seorang wanita dan keluarganya makan malam di sebuah restoran di Kuala Lumpur ketika mendapati benda yang seharusnya tidak ada di makanan pesanan mereka.
Advertisement
Baca Juga
Untungnya, mereka semua memperhatikan dan tidak menelan kail berbahaya itu. Ketika melapor ke manajer, seorang pelayan mengatakan itu adalah kesalahan pekerja dapur. Namun, manajer menyalahkan distributor. Manajer pun meminta maaf dan memberi mereka diskon 60 sen (sekitar Rp2 ribu).
“Pertama, staf dapur disalahkan, lalu distributor bilang salah. Untung saja ayahku tidak tersedak, tapi bagaimana jika kail ini disajikan kepada pelanggan lain?” ia berkomentar.
Sayangnya, ini bukan kejadian tidak mengenakkan yang pertama kali menghebohkan warga dunia maya. Sebelum ini, sebuah video TikTok yang viral jadi pengingat lain untuk selalu memperhatikan segala sesuatunya sebelum membeli makanan, tidak terkecuali nasi goreng.
Di video berdurasi 32 detik, pemilik akun @pempesyultuu ini menuliskan bahwa tempat sambal penjual nasi goreng yang dibelinya berjamur. Dalam rekaman yang dibagikan pada awal tahun ini, ia tampak mengonfrontasi masalah tersebut ke penjual.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Lainnya
"Soalnya basi gitu (rasa nasi goreng pesanannya). Pakai bumbu yang mana tadi? Yang ini ya?" katanya, mengarahkan video ke arah tempat sambal. Setelah tutup wadah tersebut dibuka, si pemilik akun bertanya, "Ini bukan jamur? Itu yang di pinggir-pinggirnya?"
"Tempatnya enggak dicuci ya?" ia melanjutkan, yang dijawab si penjual dengan "bekas lombok (cabai)." "Hati-hati kalau jajan," tulisnya sebagai keterangan unggahan video singkat tersebut.
Di kolom komentar, si pemilik akun menjelaskan bahwa ia dan teman-temannya tidak jadi makan di sana. "Ibunya juga marah dan bilang enggak usah dibayar, jadi kita langsung pulang," tulisnya.
Yang juga jadi sorotan dalam video, yakni diduga jamur di dalam tempat sambal itu justru diambil dan dicampurkan ke dalam sambal merah yang ditaruh di sana. "Dicongkel, nangis banget," komentar seorang warganet.
Tidak sedikit juga komentar yang memuji bahwa si pemilik akun berani menegur penjual nasi goreng tersebut. "Keren kamu, berani negur si penjual," tulis salah satu pengguna.
Advertisement
Kasus Getok Harga
Selain faktor higienitas, kasus makanan yang dijual dengan harga diduga digetok juga acap kali menghiasi dunia maya. Salah satunya saat warganet dihebohkan dengan kasus diduga getok harga oleh sebuah kedai kopi di Malaysia. Pasalnya, outlet itu menagih 60 ringgit atau sekitar Rp206 ribu untuk seporsi mi ikan yang mereka sajikan.
Setelah isu ini viral, menurut World of Buzz, Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Konsumen Malaysia (KPDNHEP) turun ke lokasi kejadian untuk mengusut kasus tersebut. Dilaporkan The Borneo Post bahwa "pedagang mengaku menjual mi ikan tersebut dengan harga selangit."
Dalam hal ini, penjual juga dinilai gagal menampilkan harga menunya. Jadi, ia ditetapkan melanggar di bawah Pesanan Kontrol Harga dan Anti-Profiteering (Penandaan Harga untuk Barang dan Biaya untuk Layanan) 2020. Karena itu, ia didenda 300 ringgit atau sekitar Rp1 juta-an.
Pihak berwenang mendesak penjual untuk selalu menampilkan harga menu yang mereka jual. Juga, mengimbau pembeli untuk selalu menanyakan harga sebelum melanjutkan membeli sesuatu, termasuk makanan seperti dalam kasus ini.
Kronologi Kejadian
Keributan ini sendiri bermula saat seorang warga Malaysia di Sibu mengaku "mengeluarkan uang jauh lebih banyak untuk seporsi mi kuah." Ia pergi ke kedai kopi untuk menikmati semangkuk mi kuah. Tanpa pikir panjang, pelanggan ini memesan mi ikan dan langsung melahapnya sesaat setelah disajikan, berdasarkan laporan Sin Chew Daily.
Ketika selesai makan, ia diminta membayar dan sangat terkejut ketika tagihannya menunjukkan harga 60 ringgit atau sekitar Rp206 ribu untuk semangkuk mi. Melihat "jumlah tagihan tidak wajar," ia pun bertanya mengapa harganya begitu tinggi.
Bos kedai kopi itu menjelaskan bahwa mereka menggunakan ikan patin yang harganya 190 ringgit atau sekitar Rp653 ribu per kilogram. Mendengar ini, ia membayar tagihan tersebut dan menyalahkan dirinya karena tidak menanyakan harga makanan itu lebih dahulu.
Setelah menceritakan insiden itu di media sosial, ia pun mendapat ragam komentar dari warganet. Kebanyakan pengguna mengaku kaget atas kejadian ini. Sementara, ada juga yang mengatakan bahwa penjual mi tersebut "bukan orang yang jujur."
Advertisement