Liputan6.com, Jakarta - Penduduk Klang, Malaysia terbangun untuk pemandangan tidak biasa pada Rabu pagi, 29 Juni 2022. Pasalnya, air Sungai Chandong tampaknya telah berubah jadi pink dalam semalam, melansir Says, Jumat (1/7/2022). Kendati sekilas tampak cantik, tapi ini disebut bukanlah tanda yang baik.
Otoritas Pengelolaan Air Selangor (LUAS) menerima informasi tentang insiden ini dari anggota masyarakat pada Rabu sore, 29 Juni 2022. Ketua Komite Pariwisata Negara, Lingkungan, Teknologi Hijau, dan Urusan Orang Asli, Hee Loy Sian, menyebut dalam sebuah pernyataan bahwa pemeriksaan menemukan bahwa air telah kembali normal setelah pasang.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Hal ini membuat mereka percaya bahwa air sungai tercemar di pagi hari. Pembuangan limbah ilegal di kawasan industri Pulau Indah, Klang, diduga jadi penyebab tercemarnya air sungai tersebut.
"Cairan berwarna (merah) itu diyakini telah dilepaskan ke saluran pembuangan dan dialirkan ke daerah tangkapan air Departemen Irigasi dan Drainase (DID), kemudian ke Sungai Chandong," kata Hee. Diperkirakan 1,32 km sungai itu dikatakan tercemar.
Penyidik telah mengambil sampel air untuk dianalisa lebih lanjut guna mengidentifikasi kualitas dan kandungan pencemaran. Pihak berwenang juga akan memantau air dengan cermat untuk memastikan sumber daya air Selangor terpelihara dengan baik.
Sementara itu, LUAS juga bekerja untuk menemukan tersangka yang menyebabkan pencemaran air. Pemerintah negara bagian Selangor mengatakan bahwa mereka tidak menerima tindakan seperti itu dengan enteng dan ketentuan dari LUAS Enactment 1999 akan digunakan untuk melawan pelaku.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kejadian Serupa
Lebih lanjut pihaknya juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kegiatan tersebut untuk melapor ke LUAS agar dapat segera diambil tindakan. Sayangnya, ini bukan satu-satunya kejadian diduga pencemaran air sungai.
Awal tahun lalu, saluran air yang mengalir melalui Sentosa South Cove, Singapura juga sempat berubah jadi pink keunguan. Melansir laman Strait Times, pemandangan tidak wajar ini telah berlangsung sejak Selasa sore, 12 Januari 2021, dan membuat warga sekitar resah.
"Tanda peringatan" sebenarnya sudah muncul sepekan sebelumnya ketika bau busuk seperti limbah berasal dari saluran air tercium. Karena aroma tak sedap semakin kuat selama beberapa hari berikutnya, ikan mati ditemukan di dekat tepian beberapa hari setelahnya.
Kala itu, publik menyaksikan "pembersihan dan pengangkutan ikan mati terbanyak," kata Knight Frank Property Asset Management atas nama Sentosa Cove Resort Management (SCRM), dalam sebuah surat yang dikirim pada warga, 11 Januari 2021.
Pakar kelautan mengidentifikasi rabbitfish, moonyfish, batfish, dan leatherjacket berada di antara ikan yang mati. Juru bicara SCRM mengatakan, ikan mati diamati di perairan South Cove selama sepekan.
Advertisement
Apa Penyebabnya?
Setelah itu, baru tampak perubahan warna di perairan, namun tak berpengaruh pada jalur air North Cove. Manajemen resor dilaporkan tengah bekerja sama dengan Badan Lingkungan Nasional (NEA) menyelidiki fenomena ini.
"Sebagai tindakan pencegahan, SCRM telah berpesan pada warga untuk tidak melalukan aktivitas, seperti water sport, di jalur saluran air. SCRM akan terus memantau perairan tersebut," kata juru bicara itu.
Dr Sandric Leong, peneliti senior di Institut Ilmu Kelautan Tropis Universitas Nasional Singapura, mengatakan bahwa air berwarna itu disebabkan mekar pico-cyanobacteria, suatu bentuk pertumbuhan alga.
Ini terjadi ketika sejumlah besar alga atau cyanobacteria yang dihasilkan dari sejumlah besar nutrisi, seperti fosfor dan nitrogen, terakumulasi di dalam air. Dr Leong mengatakan, hujan lebat secara terus-menerus selama beberapa minggu terakhir mungkin telah berkontribusi pada fenomena tersebut.
NEA sendiri mencatat tidak ada indikasi pencemaran industri atau laut yang dapat memengaruhi perairan di daerah sekitar. Pertumbuhan alga dapat menghilangkan oksigen terlarut dari air berujung merusak kehidupan laut. Tapi, belum jelas apakah kematian ikan terkait dengan perubahan warna air, para ahli menegaskan.
Penyebab umum kematian ikan, termasuk kekurangan oksigen, racun yang dihasilkan oleh pertumbuhan alga, dan konsentrasi tinggi spesies alga yang dapat merusak insang ikan, kata Associate Professor Federico Lauro dari Sekolah Lingkungan Asia Universitas Teknologi Nanyang.
Kejadian di Indonesia
Kejadian serupa juga didapati di Indonesia. Sungai Cimeta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), diduga tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Bukan pink, warna air anak Sungai Citarum itu berubah jadi merah, lapor kanal Regional Liputan6.com.
Kejadian tersebut awalnya diketahui penduduk sekitar daerah aliran sungai tersebut, di antaranya warga Desa Tagog Apu dan Campakamekar pada Senin pagi, 30 Mei 2022. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup PPLH pada Dinas Lingkungan Hidup KBB, Adi Setyowibowo menyampaikan, merahnya air diduga lantaran ada yang membuang zat pewarna ke Sungai Cimeta.
Menurutnya, tidak terdapat pabrik yang menggunakan zat pewarna di sepanjang bantaran sungai. "Dugaanya ada yang sengaja membuang limbah, belum tahu pelakunya siapa," katanya.
Adi mengatakan, pihaknya sudah mengantongi sejumlah bukti seperti sebuah kantong plastik berisi serbuk tinta warna merah dan serbuk tinta yang tercecer di sekitar lokasi pembuangan. Diduga itu termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Kendati demikian, DLH KBB akan mengujinya terlebih dahulu.
"Di laboratorium Lingkungan Hidup yang punya Kementerian di Serpong, nanti kita tunggu tiga bulan baru ada hasil," katanya.
Advertisement