Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang pesawat yang bepergian dari Bali, Indonesia, dipaksa membayar denda 2.664 dolar Australia atau sekitar Rp27,8 juta. Pangkal masalahnya adalah ia membawa dua McMuffin berisi telur dan sosis sapi, serta croissant ham, di dalam kopernya tanpa mendeklarasikannya kepada pihak bea cukai begitu tiba di Bandara Darwin, Northern Territory, pada pekan lalu.
Insiden terjadi beberapa hari setelah otoritas Australia memberlakukan peraturan biosekuriti terbaru yang lebih ketat. Hal itu merespons penyebaran wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) di Bali, salah satu destinasi wisata populer di kalangan turis asal Australia.
Advertisement
Baca Juga
Pihak Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia mengatakan, 'berbagai produk berisiko yang tidak dideklarasikan', termasuk makanan cepat saji, terdeteksi di ransel penumpang oleh anjing pendeteksi biosekuriti bernama Zinta.
"Ini akan menjadi makanan McD paling mahal yang pernah dibeli penumpang itu," ujar Murray Watt, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, dalam sebuah pernyataan.
Denda itu bernilai dua kali lipat dari harga tiket pesawat ke Bali. "Tapi, aku tak bersimpati pada orang-orang yang memilih tidak mematuhi aturan biosekuriti ketat Australia, dan deteksi terbaru menunjukkan bahwa Anda akan tertangkap," ia menambahkan.
Pernyataan itu juga mengonfirmasi bahwa penumpang telah dibebaskan dengan 'pemberitahuan pelanggaran 12 unit karena gagal menyatakan potensi item berisiko tinggi biosekuriti dan memberikan dokumen palsu dan menyesatkan'. Muffin yang disita akan diuji penyakit mulut dan kuku sebelum dimusnahkan.
"Australia bebas PMK, dan kami ingin tetap seperti itu," tambah Watt.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sanksi Lain
Bulan lalu, pemerintah eksekutif federal Australia mengumumkan paket biosekuriti senilai 9,8 juta dolar AS, menyusul penerapan aturan baru di seluruh perbatasan. Paket itu juga mencakup keset sanitasi di semua bandara internasional dan anjing biosekuriti ditempatkan di Darwin dan Bandara Cairns, setelah penyakit yang sangat menular mulai menyebar melalui ternak di Indonesia.
Australia menilai serius wabah tersebut. Para ahli memperkirakan bila wabah menyebar di negara itu, ekonomi Australia bisa merugi hingga 80 miliar dolar AS.Â
"Para pelancong yang tiba dari Indonesia akan diawasi lebih ketat terkait biosekuriti karena kemunculan wabah PMK di Indonesia," kata pernyataan tertulis Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pada 19 Juli 2022.Â
"Gagal mendeklarasikan risiko biosekuriti berarti pelanggaran hukum biosekuriti Australia, dan setiap orang yang melanggar bisa dibebaskan dengan membayar denda hingga 2.664 dolar Australia," sambung pernyataan itu.
Sanksi lainnya adalah, pelancong yang melanggar dan memasuki Australia menggunakan visa sementara, bisa dibatalkan visanya. Dengan begitu, ia akan ditolak memasuki Australia.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Didesak Tutup Perbatasan dengan Indonesia
Meskipun PMK relatif tidak berbahaya bagi manusia, penyakit ini menyebabkan lepuh dan luka yang menyakitkan pada mulut dan kaki hewan berkuku belah seperti sapi, domba, babi, kambing dan unta. Kondisi itu akan membuat hewan kesulitan makan, kepincangan parah, bahkan kematian dalam beberapa kasus.
Penyakit ini dapat dibawa oleh hewan hidup, dalam daging dan produk susu, serta pada pakaian, alas kaki, atau bahkan barang bawaan orang yang pernah melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi. "Dampaknya pada petani jika kaki dan mulut masuk terlalu memilukan untuk dipikirkan," Fiona Simson, presiden Federasi Petani Nasional, mengatakan kepada CNN bulan lalu.
"Tapi ini bukan hanya tentang petani. Kerugian 80 miliar dolar dari PDB Australia akan menjadi bencana ekonomi bagi semua orang."
Kekhawatiran itu memicu desakan agar pemerintah Australia menutup perbatasannya dengan Indonesia. Pada Rabu, 27 Juli 2022, dikutip dari ABC Austrlia, para peternak di barat daya negara bagian Victoria menggelar aksi unjuk rasa memprotes penanganan pengakit tersebut.
Lebih dari seratus peternak berkumpul di Colac, menuntut perbatasan dengan Indonesia ditutup selama empat bulan untuk melindungi industri peternakan dan pasar daging dalam negeri. Peter Delahunty, peternak sapi perah yang mengorganisasi protes, menilai, tanggapan pemerintah Australia terkait wabah PMK terkesan "sangat reaksioner ketimbang direncanakan dengan baik." Meski begitu, Perdana Menteri Anthony Albanese menolak tuntutan para peternak.
Denda Sandwich
Tindakan serupa juga dialami seorang wanita Australia yang tidak menyatakan membawa sandwich Subway yang dibawanya dari Singapura, pada pertengahan Juli 2022. Padahal, sandwich itu sudah dimakan setengah.
Karena kelalaiannya tidak mengisi formulir deklarasi imigrasi dengan benar, ia dinyatakan melanggar undang-undang biosekuriti Australia. Dalam video TikTok yang diunggah pada 1 Juli 2022, Jessica Lee berkata, "Saya baru saja membayar (denda) 2.644 dolar Australia untuk (sandwich) Subway yang saya bawa dari Singapura, Anda tahu?"
Ia pulang ke Perth setelah perjalanan ke Eropa dengan transit singkat di Singapura. Sambil mengakui bahwa itu adalah kesalahannya, Lee melanjutkan, "Saya membeli Subway di Bandara Singapura (Changi), karena saya adalah lapar setelah penerbangan 11 jam."
"Saya makan enam inci sebelum penerbangan kedua saya, dan menyimpan enam inci lain untuk penerbangan, yang membuat mereka lebih dari senang," ia menuturkan. Namun, yang tidak ia sadari adalah, selain barang bawaan dan koper, formulir pernyataan juga berlaku untuk sandwich-nya.
"Saya tidak mencentang ayam, dan saya tidak mencentang selada. Ayam dan selada!" katanya bercerita.
Lee kemudian mengangkat formulir dengan pemberitahuan pelanggaran, menunjukkan denda 2.664 dolar Australia (sekitar Rp27 juta) yang telah ia bayarkan. Penumpang pesawat ini menyimpulkan bahwa membayar denda dalam waktu 28 hari sejak pemberitahuan tidak akan mudah. "Saya berhenti dari pekerjaan saya sebelum perjalanan ini, dan saya harus membayar sewa," tuturnya.
Advertisement