Liputan6.com, Jakarta - Tidak kurang dari 1.626 meter kubik kayu jenis ulin, merbau, dan kelompok meranti hasil sitaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diserahterimakan pada Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Raktar (PUPR).
Berdasarkan keterangan pada Liputan6.com, baru-baru ini, kayu-kayu tersebut akan digunakan dalam penataan kawasan mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai yang jadi salah satu lokasi kunjungan kepala negara dan delegasi KTT G20 di Bali.
Advertisement
Baca Juga
Kayu sitaan tersebut merupakan hasil operasi yang dilakukan Gakkum KLHK. Kayu sitaan ini telah berstatus in kracht dan dirampas untuk negara, sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 46 KUHAP dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 145/Pmk.06/2021 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi.
Kayu sitaan tersebut dapat diolah dan digunakan untuk penataan kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai setelah mendapat Penetapan Status Penggunaan BMN yang Berasal dari Rampasan Negara dan Persetujuan Alih Status Penggunaan BMN pada Kementerian PUPR dari Menteri Keuangan.
Berita acara alih status penggunaan BMN dari barang berupa kayu telah dibuat antara Balai Gakkum LHK wilayah Kalimantan dan Balai Gakkum LHK wilayah Sulawesi dengan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Bali-Kementerian PUPR. Proses alih status penggunaan BMN kayu dalam menyemarakkan KTT G20 Bali ini merupakan hasil kerja sama antara Balai Gakkum KLHK wilayah Kalimantan, Kejaksaan Negeri Samarinda, Kanwil DJKN Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, serta Balai Gakkum KLHK Wilayah Sulawesi, Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri Makasar, KPKNL Makassar, juga Kementerian Keuangan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kayu Sitaan
Kayu sitaan tersebut merupakan hasil Operasi Penegakan Hukum LHK di Kalimantan Timur dan hasil sitaan Satgas KLHK di Sulawesi Selatan pada 2019. Sebanyak 1.219 meter kubik kayu disita dari terpidana UD Hamka, UD Furqon, UD. SER, CV Mitra Makmur, CV. BM 777 dan Ahmad Sokheh, di Kalimantan Timur.
Sedangkan, 407 meter kubik kayu sitaan hasil operasi penegakan hukum di Sulawesi Selatan dalam perkara dengan terpidana Daniel Garden, Dedi Tendean, Thonny Sahetappy, dan Ir. Budi Antoro. Seluruh perkara tersebut telah in kracht, dengan pelaku divonis pidana penjara dan denda pidana, serta barang bukti kayu dirampas untuk negara.
Berkaitan dengan upaya pengamanan lingkungan hidup dan kehutanan, Gakkum KLHK mengaku terus melakukan operasi pengamanan dan penegakan hukum guna memastikan keamanan lingkungan hidup dan kawasan hutan. Dalam beberapa tahun, pihaknya telah menggelar 1.839 Operasi Pengamanan Lingkungan Hidup dan Kawasan Hutan di Indonesia.
Sebanyak 698 di antaranya merupakan operasi pembalakan liar. Mereka juga telah membawa 1.285 perkara pidana dan perdata ke pengadilan, baik terkait pelaku kejahatan korporasi maupun perorangan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dorongan Lain
Bertindak sebagai tuan rumah KTT G20 sepertinya memang sangat dimanfaatkan Indonesia untuk "menjamu dengan sebaik-baiknya." Koordinator Nawasena, Wulandari Sawitri Candra Wila, menyebut bahwa momen besar ini harus menjadikan Indonesia sebagai barometer rujukan dunia dalam pelaksanaan KTT G20 dengan mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger," lapor kanal News Liputan6.com.
Karena itu, komunitas budaya dalam negeri tersebut menggelar Lomba Menghias Tumpeng Nusantara dan Doa Lintas Agama di beberapa kabupatan dan kota. Embrio pergerakan tumpeng Nusantara diawali dari bumi majapahit di Kabupaten Mojokerto, tepatnya Candi Brahu, pada 11 Agustus 2022.
"Tumpeng adalah budaya asli Nusantara, kearifan lokal dalam memaknai sebuah tumpeng pun beda-beda. Untuk itulah, pagelaran ini diharapkan bisa jadi pintu gerbang aset budaya Nusantara dikenal dunia," ungkap Wulan.
Ia menyambung, "Ini peristiwa besar (KTT G20), kita semua harus gotong royong dalam menyukseskannya. Kami tidak sendiri, pemerintah melalui Kominfo dan Kemendikbud juga saling menguatkan."
Perkuat Ekosistem Budaya
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Restu Gunawan, menjelaskan bahwa pihaknya mendukung kegiatan yang dilakukan komunitas dan para pelaku budaya dalam upaya memperkuat ekosistem pemajuan kebudayaan.
"Memajukan kebudayaan harus dilakukan secara gotong royong dengan berbagai pihak. Kali ini kami bersama komunitas Nawasena dengan menggelar festival tumpeng yang jadi simbol kerukunan, kekuatan, dan keselamatan, bertempat di situs-situs cagar budaya," katanya.
Tumpeng Nusantara jelang KTT G20, ia menambahkan, bisa mendorong pemanfaatan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan rasa bangga dan cinta Tanah Air. "Selain, bisa juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Sementara, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong mengaku banyak pihak harus bergandengan dalam menyukseskan KTT G20. Kepentingan suksesi acara akbar tersebut tidak hanya pemerintah saja, kata Usman, namun harus menggema sampai pelosok negeri secara masif hingga ke akar rumput.
Advertisement