Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik datang di Hari Ozon Sedunia 2022. United Nations Environment Programme (UNEP) menyebut bahwa setelah hampir 99 persen bahan perusak ozon telah dihapuskan, lapisan ozon telah berangsur pulih. hal tersebut menandakan kerja sama global dalam Protokol Montreal berhasil mencapai tujuannya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) pun menggelar peringatan Hari Ozon Sedunia ke-35 di Jakarta, Jumat, 16 September 2022, untuk menandai 35 tahun penandatanganan Protokol Montreal. Tema yang diangkat tak jauh dari isu protokol tersebut, yakni "35 tahun kerja sama global menjaga kehidupan di bumi".
Advertisement
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Siti Nurbaya menyebut bahwa dampak implementasi Protokol Montreal telah meluas hingga ke ranah perubahan iklim. Agar capaiannya seperti pemulihan ozon, ia mengingatkan perlawanan terhadap perubahan iklim juga memerlukan kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama global.
Â
"Upaya Protokol Montreal untuk mengurangi konsumsi Hidrofluorokarbon (HFC), yang merupakan gas rumah kaca dengan nilai potensi pemanasan global (Global Warming Potential/ GWP) yang tinggi dan meningkatkan efisiensi energi melalui Amendemen Kigali ini dapat memperlambat gangguan iklim," kata Siti.
Nilai GWP dari berbagai jenis HFC berkisar antara 53 hingga 14.800 setara CO2, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai GWP dari CO2 sebesar 1. Sebagai contoh, jika HFC memiliki GWP sebesar 100, maka 2 ton gas tersebut setara dengan 200 ton CO2.
Â
Teknisi AC yang Kompeten
Dalam peringatan Hari Ozon Sedunia kali ini, KLHK diwakili Ditjen PPI menandatangani perjanjian kerja sama dengan sembilan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja. Hal tersebut bertujuan untuk mencetak teknisi AC yang kompeten.
Teknisi AC yang kompeten menjamin dilakukannya praktik pemeliharaan yang baik (good servicing practices) dan ramah lingkungan karena tidak melepas refrigeran ke lingkungan. Selain peningkatan kerja sama, diserahkan secara simbolik bantuan peralatan peraga pelatihan teknisi AC oleh Dirjen PPI kepada Dirjen Binalavotas, Sosialisasi Prinsip Pengaturan Amendemen Kigali dan Skenario Penurunan Konsumsi HFC, dan Pelatihan penggunaan peralatan servis kepada instruktur BBPVP dan BPVP.
Momentum Hari Ozon Sedunia tahun ini diharapkan dapat menjadi semangat baru bagi semua untuk terus merefleksikan diri dalam upaya menekan dampak perubahan iklim melalui pengurangan konsumsi HFC. Hal itu hanya bisa dilakukan melalui kerja sama lintas sektor sebagaimana yang telah diterapkan dalam penghapusan Kloroflorokarbon (CFC) dan penghapusan Hidrokloroflorokarbon (HCFC) yang sedang berjalan saat ini.
Advertisement
Apa Itu Ozon?
Dikutip dari United Nations, Senin (19/9/2022), ozon adalah bentuk khusus dari oksigen dengan rumus kimia O3. Oksigen yang kita hirup dan yang sangat vital bagi kehidupan di bumi adalah O2.
Ozon merupakan bagian yang sangat kecil dari atmosfer, tetapi keberadaannya sangat penting bagi kesejahteraan manusia. Sebagian besar ozon berada tinggi di atmosfer, antara 10 dan 40 km di atas permukaan bumi. Wilayah ini disebut stratosfer dan mengandung sekitar 90 persen dari semua ozon di atmosfer.
Mengapa perlu peduli dengan ozon atmosfer? Ozon di stratosfer menyerap sebagian radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya secara biologis. Karena peran yang menguntungkan ini, ozon stratosfer dianggap sebagai ozon yang "baik".
Sebaliknya, kelebihan ozon di permukaan bumi yang terbentuk dari polutan dianggap ozon yang "buruk" karena dapat membahayakan manusia, tumbuhan, dan hewan. Ozon yang terbentuk secara alami di dekat permukaan dan di atmosfer yang lebih rendah juga bermanfaat karena ozon membantu menghilangkan polutan dari atmosfer.
Setelah publikasi di British Antarctic Survey pada Mei 1985, fenomena penipisan ozon di Antartika disebut sebagai "lubang ozon", sebuah ungkapan yang pertama kali dikaitkan dengan pemenang Hadiah Nobel Sherwood Rowland. Potret satelit lubang ozon menjadi simbol global dari ancaman lingkungan yang telah membantu memobilisasi dukungan publik untuk Protokol Montreal.
Lubang Ozon
Â
Pekerjaan ilmuwan atmosfer dan peneliti lingkungan terus memainkan peran penting dalam menginformasikan pembuatan kebijakan di bawah Protokol Montreal. Gambar dan buletin ilmiah tentang penipisan ozon adalah alat komunikasi yang berguna kepada publik tentang kemajuan yang dicapai dan tantangan ke depan. Beberapa zat perusak ozon di berbagai sektor industri:
Aerosol, Sterilan, dan Karbon Tetraklorida
CFC digunakan dalam produk aerosol, sebagai sterilan peralatan medis, dan dalam berbagai aplikasi lain termasuk pembekuan makanan, ekspansi tembakau, pengasapan, dan terapi kanker. Karbon tetraklorida digunakan sebagai bahan baku dalam produksi CFC-11 dan CFC-12, dalam produksi obat-obatan utama dan bahan kimia pertanian, dan sebagai promotor katalis.
CFC dan karbon tetraklorida adalah zat perusak ozon yang produksi dan konsumsinya dikendalikan di bawah Protokol Montreal. Dengan dukungan dari Dana Multilateral Protokol yang disampaikan oleh UNEP, UNDP, UNIDO, Bank Dunia dan badan-badan bilateral, negara-negara berkembang secara bertahap menghapuskan bahan kimia perusak ozon di sektor ini.
Foam
CFC telah digunakan secara luas dalam pembuatan polimer busa poliuretan, fenolik, polistirena dan poliolefin, yang digunakan dalam banyak produk yang berbeda. Bahan peniup yang umum termasuk CFC-11, CFC-12, CFC-113 dan CFC-114. CFC adalah zat perusak ozon yang produksi dan konsumsinya dikendalikan di bawah Protokol Montreal.Â
Halon
Halon 1211 telah banyak digunakan pada alat pemadam api portabel. Halon 1301 telah digunakan secara luas dalam sistem tetap di seluruh industri, komersial, kelautan, pertahanan, dan industri penerbangan. Halon 2402 terutama telah digunakan di sektor pertahanan, industri, kelautan dan penerbangan di beberapa negara. Halon adalah zat perusak ozon yang produksi dan konsumsinya dikendalikan di bawah Protokol Montreal.
HCFC (hidroklorofluorokarbon)
HCFC (hydrochlorofluorocarbons) banyak digunakan di sektor pendinginan, busa, pelarut, aerosol dan pemadam kebakaran sebagai zat transisi untuk menggantikan CFC. HCFC juga digunakan sebagai bahan baku (raw material) dalam produksi produk kimia lainnya. HCFC diperkenalkan pada 1990-an sebagai bahan kimia alternatif untuk CFC dan ditambahkan ke daftar zat yang dikendalikan oleh Protokol Montreal.
Metil bromida
Metil bromida banyak digunakan sebagai fumigan di bidang pertanian, untuk pengendalian hama pada bangunan dan komoditas yang disimpan, dan untuk perawatan karantina. Fumigasi adalah teknik yang memungkinkan gas untuk mencapai hama yang ada di tanah, tahan lama, mudah rusak, dan dalam struktur dan kendaraan. Bahan kimia ini mengendalikan berbagai macam hama, termasuk patogen (jamur, bakteri, dan virus yang ditularkan melalui tanah), serangga, tungau, nematoda, dan hewan pengerat.
Pelarut, Pelapis dan Perekat
Di masa lalu, penggunaan CFC-113 sangat penting dalam banyak aplikasi industri: dalam proses produksi perakitan elektronik, pembersihan presisi dan penghilangan minyak logam umum selama pembuatan, serta dalam dry cleaning dan aplikasi industri lainnya. CFC-113 mulai digunakan pada 1970-an dalam degreasing logam dan area lain karena kekhawatiran akan toksisitas pelarut terklorinasi yang digunakan sebelumnya.
Advertisement