Liputan6.com, Jakarta - Badan Pangan Singapura (SFA) kemungkinan akan segera mengizinkan impor dan penjualan serangga, serta produk serangga untuk konsumsi manusia dan pakan ternak. Melansir CNA, Senin, 17Â Oktober 2022, SFA mengatakan bahwa setelah "tinjauan ilmiah menyeluruh", itu dapat memungkinkan "spesies serangga tertentu dengan riwayat konsumsi manusia" untuk disajikan sebagai makanan.
16 spesies serangga telah ditinjau untuk konsumsi manusia, termasuk beberapa jenis jangkrik, belalang, kumbang, ulat tepung, ngengat, ulat sutera, dan lebah madu. Pertanian komersial serangga untuk konsumsi manusia dan pakan ternak telah dipromosikan Organisasi Pangan dan Pertanian dalam beberapa tahun terakhir, kata SFA.
Advertisement
Di Singapura, lebih dari 10 perusahaan telah menyatakan minatnya untuk mengimpor produk makanan serangga atau peternakan serangga, tambahnya. Perusahaan yang bermaksud mengimpor atau membudidayakan serangga untuk konsumsi manusia atau pakan ternak harus memenuhi persyaratan tertentu untuk keamanan pangan, kata SFA.
Ini termasuk memberikan bukti dokumen bahwa serangga yang diimpor diternakkan di "perusahaan yang diatur dengan kontrol keamanan pangan" dan bahwa tidak ada patogen atau kontaminan berbahaya yang digunakan dalam pemeliharaan atau pemberian makan serangga.
Mereka yang ingin mengimpor atau membudidayakan serangga tanpa riwayat konsumsi manusia harus melakukan dan menyerahkan penilaian keamanan pada SFA sebelum produk tersebut diizinkan untuk dijual.
SFA mengatakan, produk serangga akan menjalani pengujian makanan dan keamanan, seperti semua makanan lain yang tersedia di Singapura. "Makanan yang ditemukan tidak sesuai dengan peraturan makanan dan keamanan kami tidak akan diizinkan untuk dijual," kata SFA.
Bukan Negara Pertama
Badan ini mencari umpan balik dari masyarakat Singapura, serta industri makanan dan pakan ternak tentang kondisi impor dan persyaratan pra-lisensi tambahan untuk serangga dan produk serangga. Konsultasi publik akan berakhir pada 4 Desember 2022.
Sebelum ini, Inggris sudah lebih dulu mengembalikan ulat dan jangkrik rumah ke dalam menu makanan warganya. Penjualan serangga oleh perusahaan negara itu sempat dilarang akibat keputusannya meninggalkan Uni Eropa (UE), menurut VICE News World.
Brexit memicu aturan serangga dapat dimakan tidak lagi memiliki payung hukum yang mengatur konsumsinya di Inggris. Anggota industri serangga yang dapat dimakan di Inggris kini bisa bernapas lega setelah pemerintah mengakui seharusnya tidak menyuruh mereka berhenti menjual serangga pasca-Brexit.Â
Ketika Inggris meninggalkan UE, banyak aturan UE yang disalin dan ditempelkan ke dalam undang-undang Inggris. Tapi, itu diambil tanpa langkah-langkah transisi yang ada untuk mendukung bisnis melalui undang-undang baru tersebut.
Ini membuat perusahaan seperti Horizon Insects, yang berbasis di London, diperintahkan otoritas lokal untuk berhenti memproduksi serangga dan ditolak perusahaan asuransi. Imbasnya, mereka harus memusnahkan 100 kilogram ulat tepung dan menghentikan penjualan.
Advertisement
Terbukti Aman dan Sehat
Dalam keterangannya, SFA berkata, "FSA (Badan Standar Makanan Inggris) sekarang telah mengklarifikasi dengan otoritas lokal bahwa ketentuan transisi terus berlaku di Inggris Raya. Proposal yang ditetapkan akan memungkinkan serangga yang dapat dimakan untuk tetap dijual jika mereka ditandai di UE atau Inggris sebelum 1 Januari 2018."
Nick Rousseau, pendiri Woven Network yang mewakili industri serangga yang dapat dimakan di Inggris, mengatakan bahwa kejelasan hukum perlu ditekankan agar perusahaan dapat memperoleh asuransi lagi. Pada akhirnya, peraturan makanan barulah yang akan menghambat pembuat serangga yang dapat dimakan di Inggris.
"Serangga telah terbukti sepenuhnya sehat dan aman,” kata Rousseau. "Sebelum 2018, serangga yang dapat dimakan tidak diakui sebagai makanan baru, tidak ada batasan penggunaannya, mereka hanya makanan selama orang mengikuti praktik yang benar dan profesional."
"Sekitar 6 juta pound sterling penjualan diamankan yang berarti setidaknya satu juta orang memakannya, tapi karena FSA mengatakan mereka tidak berwenang lagi, kami telah melihat setengah dari anggota kami memutuskan mengalihkan operasi mereka ke produk non-serangga," imbuhnya.
Gagasan Sebelumnya
Rousseau menambahkan bahwa Inggris sekarang berada di belakang pesaing Eropa meski memiliki konsentrasi produsen dan inovasi yang tinggi. "Setengah lusin operasi besar ditingkatkan dan mendapat investasi di Eropa. Kami belum dapat melakukannya pada tahap ini," tuturnya.
Selain kesulitan asuransi dan dokumen yang mahal, lampu hijau dari FSA sekarang berarti bahwa enam spesies serangga kembali tersedia di Inggris karena termasuk dalam perjanjian transisi UE. Keenam spesies itu adalah ulat tepung, jangkrik rumah, ulat tepung kuning, jangkrik berpita atau berhias, belalang migrasi, dan lalat prajurit hitam.
PBBÂ mengatakan bahwa pasar serangga yang dapat dimakan dapat bernilai 6,3 miliar dolar AS (sekitar Rp93,5 triliun) pada 2030. Tercatat dua miliar orang sudah memakannya di seluruh dunia sebagai bagian dari makanan sehari-hari mereka.
Sebelumnya, chef asal New York, Joseph Yoon, telah lantang bersuara untuk mengubah persepsi publik, sehingga mereka bisa makan serangga yang "lezat, padat nutrisi, dan lebih ramah lingkungan."
"Saya sangat menyukai serangga," kata Yoon, mengutip CNN. "Fakta bahwa mereka sangat beragam, fakta bahwa ada begitu banyak spesies serangga, fakta bahwa kita sangat bergantung pada serangga untuk ekosistem dan keanekaragaman hayati, itu benar-benar menarik."
Ada lebih dari 2.100 jenis serangga yang dapat dimakan di dunia, dan mereka datang dalam berbagai rasa, seperti kacang, jeruk, keju, dan kelapa, kata direktur eksekutif Brooklyn Bugs itu, sebuah organisasi yang mempromosikan serangga yang dapat dimakan. "Apa yang saya coba lakukan adalah memberi orang banyak rasa, tekstur, dan ide tentang cara memasak serangga yang dapat dimakan," tuturnya.
Advertisement