Liputan6.com, Jakarta - Tekstil masih menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Para produsen dituntut ikut bertanggung jawab menangani isu tersebut. Uniqlo sebagai salah satu peritel fesyen internasional menawarkan sebuah solusi agar pakaian yang dibeli konsumennya dipakai dalam jangka waktu lama.
"Ada dua alasan seseorang berhenti memakai bajunya lagi. Pertama, pakaiannya sudah bernoda atau rusak. Alasan kedua, semata-mata karena bosan," ujar Koji Yanai, Group Senior Executive Officer, FAST RETAILING CO., LTD. yang juga bertanggung jawab dalam bidang sustainability, dalam presentasi virtual UNIQLO LifeWear - Masa Depan dan Rencana Aksi, Rabu, 16 November 2022.
Advertisement
Baca Juga
Masalah bosan itu, kata dia, dipengaruhi oleh faktor psikologi. Untuk mengatasinya, perlu memberikan sentuhan baru pada baju lama agar berkenan dipakai kembali dengan upcycling atau daur ulang pakaian.Â
Uniqlo pun membuat pilot project dengan membuka studio Uniqlo di toko. Proyek itu sudah berjalan sejak akhir September 2022 di tiga tempat. Inggris menjadi lokasi pertama dengan studio berlokasi di Regent Street, London. Di Jepang, layanan serupa diuji coba di toko Uniqlo Setagaya Chitosedai di Jepang pada 22 Oktober 2022.
"Kami juga membuka Re.Uniqlo Studio di Orchard Singapura pada Oktober 2022, dalam waktu terbatas. Ternyata, pelanggan sangat menyukainya. Kami berencana untuk mengembangkannya di seluruh dunia... Pakaian dapat digunakan lebih lama adalah pola pikir yang kami kedepankan," Koji menerangkan.Â
Ia melihat layanan upcycling baju bekas sebagai peluang bisnis baru yang menjanjikan di masa depan. Hal itu lantaran semakin banyak konsumen yang menyadari pentingnya keberlanjutan dalam sumber daya. Di internal Uniqlo, pola pikir tersebut diklaim sudah terpenetrasi tidak hanya di level eksekutif, tetapi juga pegawai toko yang berhadapan dengan konsumen sehari-hari.
Ragam Layanan
Layanan perbaikan pakaian bukan hal baru untuk Uniqlo. Sebelum Re.Uniqlo Studio dibuka, mereka sudah menyediakan layanan perbaikan ringan, seperti memotong celana, mengganti kancing, dan memperbaiki resleting. Dengan rencana membuka studio daur ulang di seluruh dunia, mereka perlu meningkatkan keterampilan pegawai agar mampu memperbarui pakaian lama konsumen sehingga bisa dipakai lagi.Â
"Semua orang semakin menyadari sustainability itu elemen penting," sambung Koji.
Mengutip Forbes, Kamis (17/11/2022), Re.Uniqlo Studio yang dbuka di London merupakan cara Uniqlo dalam melaksanakannya komitmennya untuk menghasilkan 50 persen penjualan melalui daur ulang, perbaikan, isi ulang, dan penggunaan kembali pada 2023. Mereka juga sudah membuka studio serupa di toko Battersea Power Station pada 14 Oktober 2022.
Di studio, pelanggan bisa memperbaiki koleksi Uniqlo mereka. Staf terlatih menangani semuanya, mulai dari mengelim celana, menjahit kancing, memperbaiki lubang, dan kerusakan lainnya dengan biaya mulai dari 3,5 dolar AS atau sekitar Rp54 ribu.
Seiring perubahan, mereka menyediakan layanan remake yang memungkinkan pelanggan mengecilkan atau mengubah pakaian mereka. Berikutnya juga ada 'layanan tingkat tinggi' yang mengubah pakaian lama menjadi pakaian baru segar dengan sejumlah perbaikan dan penyesuaian, termasuk menerapkan teknik jahitan Sashiko Jepang.
Advertisement
Perbaikan Kualitas
Dari sisi produk, Fast Retailing Group mengklaim secara keseluruhan, persentase penggunaan bahan daur ulang serta bahan dengan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah pada produk di 2022 telah meningkat menjadi lima persen. Uniqlo menargetkan persentasenya bisa mencapai 50 persen pada 2030.
"Dari semua poliester yang digunakan, persentase poliester yang berasal dari bahan daur ulang telah meningkat menjadi sekitar 16 persen," sambung Koji.
Mulai Fall/Winter 2022, produk jaket fleece Uniqlo kini terbuat dari bahan poliester yang berasal dari botol PET daur ulang. Pihaknya bermitra dengan pihak ketiga yang menyediakan bahan baku poliester dari sampah daur ulang. Botol PET itu, kata Koji, diperoleh dari sampah di laut.Â
Ia mengungkapkan tidak mudah mendapatkan benang poliester daur ulang dengan standar kualitas yang ditetapkan Uniqlo. Mereka harus menguji berulang kali sampai mendapatkan benang yang halus saat disentuh tangan sekaligus 'bisa bernapas' agar tidak gerah ketika dipakai.
"Kami akhirnya mencapai kualitas yang memuaskan pada tahun ini," ujarnya. Setiap poduk jaket fleece beresleting yang terjual, mereka akan mendonasikan 1 dolar AS untuk upaya mengurangi sampah laut.
Â
Pelacakan dan Transparansi
Yukihiro Nitta, Group Executive Officer, FAST RETAILING CO., LTD menerangkan bahwa pihaknya menargetkan seluruh toko dan kantor Uniqlo beralih sepenuhnya menggunakan sumber energi terbarukan pada 2030. Ia mengklaim toko dan kantor Uniqlo di Eropa, Amerika Utara, Vietnam, Indonesia, dan Thailand telah sukses melaksanakan peralihan ini.Â
Langkah penghematan juga menyertakan para mitra utama yang memproduksi 90 persen produk Uniqlo dan GU. Pihaknya tengah mengembangkan langkah-langkah penghematan energi, mengurangi penggunaan batu bara, dan memanfaatkan energi terbarukan.Â
"Rencana pengurangan CO2 perusahaan terus mengalami kemajuan melalui diskusi pemecahan masalah secara teratur dengan pabrik-pabrik mitra ini," kata Nitta.
Selanjutnya, perusahaan juga telah merampungkan sistem pengonfirmasian rencana dan kinerja rantai pasokan, yang memungkinkan pelacakan manajemen data dalam sistem serta koordinasi dengan pabrik mitra dari Fall/Winter 2022. Program konfirmasi penelusuran pihak ketiga juga telah diselesaikan dan diluncurkan pada waktu yang sama.Â
Pada Spring 2023 nanti, Fast Retailing berencana untuk menerapkan Kode Etik bagi Mitra Produksi seperti pabrik pemintalan hingga melaksanakan audit lingkungan tenaga kerja dan ketertelusuran secara teratur. Inisiatif yang dimulai melalui produk UNIQLO tertentu, direncanakan akan diperluas untuk mencakup semua produk UNIQLO dan semua merek Fast Retailing Group dalam beberapa waktu ke depan.Â
Pada 2023, Uniqlo juga akan menyediakan informasi rantai pasok untuk masing-masing produk secara bertahap di toko online. Setiap halaman produk nantinya akan menampilkan nformasi negara produksi, diikuti dengan informasi negara asal bahan di fase berikutnya.
"Pada 2025, UNIQLO akan menentukan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam membuat keputusan yang tepat saat memilih produk. UNIQLO telah bekerja sama dengan para ahli untuk membangun sistem verifikasi yang memastikan informasi produk ditampilkan dengan benar untuk menghindari kesalahpahaman para pelanggan," Nitta menjelaskan.
Advertisement