Liputan6.com, Jakarta - Dengan kata kunci "membuatnya senyaman mungkin untuk dipakai," desainer Citra Irene menginisiasi brand fesyen hijab lokal, LaReine. Dalam koleksi perdana, mereka merilis dua seri hijab, yakni voal premium, Kralice Series, dan hijab satin premium, Lumiere Series.
"Ini merupakan cita-cita lamaku," katanya saat jumpa pers di bilangan Jakarta Pusat, Senin, 21 November 2022. Khusus hijab satin, Citra mengatakan, ia pribadi melihat banyak masalah dari pemakaiannya, termasuk cenderung gerah. "Karena itu aku cari-cari bagaimana solusinya," ia meyebut.
Akhirnya pada awal tahun ini, Citra bertemu RPM, yang kemudian jadi vendornya dalam memanfaatkan teknologi AIRify. Itu merupakan lubang mikroskopis di permukaan kain hijab satin yang memungkinkan sirkulasi udara lebih baik. Dengan begitu, pemakainya diklaim akan merasa lebih nyaman dan tidak gerah meski memakai hijab sepanjang hari.
Advertisement
Baca Juga
Hijab satin, yang umumnya dipakai ke acara-acara resmi di dalam ruangan ber-AC, diharapkan Citra juga bisa dipakai sebagai jilbab sehari-hari yang nyaman. "Karena tidak gerah itu tadi, jadi mungkin sekali (dipakai dalam keseharian)," tuturnya.
Teknologi ini pun sedang diproses untuk dipatenkan. "Tadinya mau didaftarkan juga ke rekor MURI, tapi belum sempat," Citra berujar. "Semoga ke depannya nanti bisa (didaftarkan)."
Sementara, Kralice Series adalah koleksi hijab voal premium yang terbuat dari kain ultra-fine voal signature dengan finishing laser cut. Desainnya yang mewah terinspirasi dari energi positif tiga ksatria wanita Turki: Aygul Hatun, Balla Hatun, dan Halime Hatun.
Motif Berbeda
Citra berkata bahwa dirinya sangat tergerak akan perjuangan tiga sosok pahlawan Turki tersebut. "Akhirnya saya menggali sejarah yang kemudian direfleksikan ke dalam desain hijab premium," ujarnya.
Masing-masing varian Kralice Series terdiri dari tiga pilihan warna dengan total sembilan warna untuk dipilih. Secara keseluruhan, Citra mengatakan, koleksi dua seri hijab tersebut terdiri dari palet warna pastel dan bold. Pilihannya mulai dari navy, black, maroon, mint, purple, pink, hingga earth tone yang girly. Ke depan, ia menyebut, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan merilis warna-warna hijab cerah.
Sementara itu, motifnya juga dijanjikan berbeda karena didesain sendiri. "(Motifnya) cendetung bernuansa etnik yang ke-Turki-Turki-an, tapi anggun," katanya, menambahkan bahwa persiapan merilis koleksi perdana ini memakan waktu sekitar satu tahun.
Ke depan, ia mengaku akan menambah koleksi fesyen yang tidak hanya berupa hijab, namun juga baju, tas, dan sepatu. Sementara, hijab yang jadi koleksi perdananya sudah resmi dipasarkan secara online dengan harga mulai dari Rp229 ribu.
Advertisement
Kiblat Fesyen Muslim Dunia
Di kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa keragaman budaya, kearifan lokal, serta sumber daya manusia (SDM) merupakan modal sektor fesyen muslim Indonesia merambah pasar global, lapor kanal Bisnis Liputan6.com. Keunggulan dan potensi yang dimiliki jadi kunci mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia pada 2024.
Hal tersebut disampaikan Mendag dalam acara Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 bertajuk "From Local Wisdom to Global Inspiration" yang berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, 23 Agustus 2022. Zulkifli berkata, "Beragam kain tradisional Indonesia dengan nilai filosofis jadi sumber kreativitas bagi para desainer dan pelaku usaha fesyen muslim Indonesia yang tidak dimiliki negara lain."
Selain itu, ia menjelaskan, ada dua alasan pendorong kiprah Indonesia harus lebih besar lagi di sektor fesyen muslim dan modest fashion. Pertama, populasi muslim dunia setara 25 persen total populasi dunia.
Pada 2060, jumlahnya diprediksi meningkat jadi 30 persen populasi global. Kedua, daya beli produk modest fashion meningkat 6,1 persen dalam empat tahun terakhir dan diperkirakan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah populasi.
Nilai Ekspor
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fesyen muslim pada semester I tahun 2022 tercatat sebesar 2,85 miliar dolar AS atau naik 39,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 2,04 miliar dolar AS. Sedangkan tahun 2021, ekspor fesyen muslim Indonesia tercatat sebesar 4,68 miliar dolar AS atau naik 12,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya: 4,16 miliar dolar AS.
Namun, Indonesia masih berada di posisi ke-13 eksportir pakaian muslim dunia, dengan pangsa berkisar 1,86 persen, atau berada di bawah China, Bangladesh, dan Vietnam. Adapun lima besar negara tujuan ekspor fesyen muslim Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, dan Korea Selatan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi fesyen muslim tidak selalu di negara-negara Asia dan Afrika, tapi juga Amerika Serikat dan Eropa. "Pasar dalam negeri itu penting, tapi ini saatnya untuk go global. Kementerian Perdagangan siap mendukung penuh upaya menjadikan Indonesia sebagai kiblat muslim dunia," tandasnya.
Advertisement