Liputan6.com, Jakarta - Anggapan "setengah masalah hidup orang cantik dan ganteng selesai" ternyata bisa dijelaskan dalam kacamata psikologi. Gagasan yang berkembang, yakni orang yang secara konvensional menarik berdasarkan standar kecantikan sosial memiliki lebih banyak keuntungan dan peluang dibanding mereka yang dianggap kurang menarik.
Melansir VICE, Selasa, 22 November 2022, banyak penelitian yang telah berusaha memahami hubungan antara keindahan estetika dan penilaian moral. Beberapa di antaranya kemudian menunjukkan bagaimana area otak yang serupa terlibat dalam mengenali ketampanan dan niat baik.
Advertisement
Baca Juga
"Di seluruh dunia, orang-orang yang menarik menunjukkan perolehan sumber daya dan keberhasilan reproduksi lebih besar daripada yang lain," kata sebuah penelitian. Dalam studi lain dari tahun 2009, 284 subjek menilai foto-foto orang menurut seberapa disukai, menarik, dan dapat dipercaya mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang menarik dianggap lebih dapat dipercaya daripada individu yang tidak menarik. Tapi, orang cantik dan tampan ini tidak bisa disalahkan.
Menurut ahli neuropsikologi klinis dan forensik yang berbasis di California, AS, Judy Ho, hak istimewa jadi orang cantik dapat melayani beberapa tujuan evolusioner. "Semakin simetris wajah, semakin menarik itu secara konvensional, memiliki korelasi dengan kekuatan biologis," kata Ho pada VICE.
Dengan kata lain, sesuatu tentang wajah simetris, yang kebetulan cocok dengan apa yang masyarakat anggap sebagai orang tampan maupun cantik, dapat menunjukkan gen yang kuat dan sehat. Jadi, masuk akal jika evolusi mendorong orang untuk menginginkan lebih banyak gen ini, jika hanya untuk kelangsungan hidup spesies.
Efek Halo
Bagian lain dari teka-teki hak istimewa orang-orang cantik maupun tampan adalah apa yang disebut "Efek Halo" oleh para psikolog. "Efek Halo berarti bahwa jika ada satu sifat baik dalam diri seseorang, Anda kemudian mengasosiasikan banyak sifat baik lain dengan sifat baik pertama itu," kata Ho.
"Biasanya, sifat baik pertama yang kita bicarakan adalah kecantikan fisik," imbuhnya. Ini menjelaskan mengapa orang cenderung berasumsi bahwa orang cantik juga merupakan pribadi pintar, lucu, atau berbakat.
Namun, Ho juga menunjukkan bagaimana terlihat baik terkadang memiliki efek sebaliknya, terutama bagi wanita. Orang mungkin berkata, misalnya, bahwa karena seorang wanita sangat cantik, ia pasti dangkal atau tidak begitu pintar.
Mengelompokkan sifat-sifat positif, dengan asumsi orang cantik juga orang baik, hanyalah cara lain pikiran manusia mencoba memahami dunia. Orang membuat asumsi ini, kata Ho, karena otak mereka terus mencari jalan pintas untuk memahami lingkungannya.
"Ketika mereka melihat orang yang menarik, mereka akan berkata, Oke, orang yang menarik itu mungkin juga baik dan pintar dan memiliki banyak teman dan populer,"
Advertisement
Dikembangkan Secara Lebih Jauh
Hal yang sama dapat dikatakan tentang kekayaan. "Sebagai orang kaya yang sangat aneh, Anda disebut 'eksentrik.' Sebagai orang miskin yang benar-benar aneh, Anda bisa saja disebut orang gila," kata pengusaha Frank Niu dalam video TikTok.
Orang cantik belum tentu lebih baik, lebih sehat, lebih lucu, dan lebih pintar, tapi ternyata banyak yang akhirnya mencoba memenuhi harapan orang. "Dalam beberapa hal, apa yang kami temukan adalah ketika orang diperlakukan dengan cara tertentu, mereka mengembangkan jenis keahlian tersebut secara lebih jauh," kata Ho.
Pikirkan seseorang, siapa saja, yang sudah "cantik" sejak masih kecil. Karena satu dan lain alasan, keluarga, teman, dan guru orang tersebut kemungkinan besar akan memberikan perhatian lebih positif pada anak tersebut. Sebagai hasil dari perhatian positif, anak itu mungkin tumbuh jadi lebih mahir secara sosial, ramah, atau percaya diri.
"Ini memperkuat pandangan positif tentang diri mereka sendiri dan karena pandangan positif itu dan pengembangan kepercayaan diri yang lebih baik, terkadang mereka kemudian mengembangkan keahlian lain yang membantu mereka mengumpulkan penguatan positif itu lebih banyak lagi," kata Ho.
Tidak Perlu Malu
Orang-orang yang tidak selalu cantik dan akhirnya "bersinar" mungkin dapat menarik garis antara bagaimana mereka diperlakukan orang lain bertahun-tahun sebelum memiliki hak istimewa sebagai seorang cantik, dan tahun-tahun mereka mulai memilikinya.
Dalam kasus ini, tidak hanya perempuan, pria juga mendapat hak istimewa. Seorang pengguna TikTok ingat bagaimana wanita mulai memberinya nomor mereka tanpa ditanya setelah ia kehilangan berat badan dan mulai terlihat "bugar" secara konvensional.
Orang-orang yang berpikir bahwa mereka memiliki hak istimewa seharusnya tidak malu karenanya. Sebaliknya, Ho mengatakan mereka harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik. Bagaimanapun, itu hanya diserahkan pada mereka oleh psikologi manusia dan biologi evolusioner.
"Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kehidupan orang lain, seseorang yang, misalnya, tidak memiliki hak istimewa dan mungkin tidak diberikan kesempatan yang telah diberikan pada Anda," kata Ho. "Jika ada cara Anda dapat membantu mereka, memberi mereka dorongan dan kepercayaan diri dengan cara yang berbeda, itu salah satu cara untuk membayarnya,".
Advertisement