Inggris Segera Larang Pemakaian Alat Makan Sekali Pakai demi Tekan Volume Sampah Plastik

Sebelumnya, Inggris berhasil menetapkan pelarangan penggunaan sedotan, pengaduk berbahan dasar plastik, dan korek kuping. Saat ini, pihaknya akan melarang penggunaan barang makan sekali pakai.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 16 Des 2022, 04:02 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 04:02 WIB
Sendok plastik
Ilustrasi sendok plastik (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Inggris bakal melarang penggunaan alat-alat makan sekali pakai, termasuk piring dan gelas polistirena. Polistirena adalah polimer plastik bening yang digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk pembungkus barang atau makanan. 

Melansir dari The Guardian, Selasa, 14 Desember 2022, Thérèse Coffey, Menteri Lingkungan Inggris menyatakan kesiapan untuk mengumumkan rencana pelarangan tersebut. Dia menyebutkan bahwa alat makan sekali pakai nantinya akan digantikan dengan produk yang bisa terurai alami (biodegradable) dalam beberapa minggu mendatang.

Langkah itu diambil sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik yang terus meningkat di negara tersebut dan di dunia. "Pemerintah telah bertekad untuk melangkah lebih jauh dan lebih cepat untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang lebih banyak sumber daya kita," tuturnya.

Menurutnya, saat ini penting untuk mengubah industri limbah dan memenuhi komitmen dalam rencana yang ambisius terhadap lingkungan 25 tahun mendatang. "Memotong ketergantungan kita pada plastik sekali pakai sangatlah penting," tambahnya.

Perubahan kebijakan itu melewati kajian. Pada Juni 2020 hingga Februari 2022, Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan (Defra) telah mengadakan konsultasi publik mengenai rencana pelarangan pasokan barang-barang sekali pakai dan wadah makanan dan minuman yang mengandung polistirena. 

Upaya pengurangan limbah ini sudah mulai diberlakukan pada 2020 lewat pelarangan menggunakan sedotan, korek kuping, dan pengaduk berbahan plastik yang bersifat sekali pakai. Pihaknya menyebutkan bahwa masyarakat tidak boleh memasok atau menjual plastik sekali pakai, termasuk sedotan dan korek kuping ke pengguna akhir di Inggris.

Larangan Sedotan dan Korek kuping

Ilustrasi Sedotan Plastik
Ilustrasi sedotan plastik (dok. Pixabay.com/Hans/Putu Elmira)

Namun, sedotan dan korek kuping sekali pakai masih boleh dijual ke bisnis yang lain. Melansir situs pemerintah Inggris, larangan tersebut berlaku untuk semua bisnis yang memasok produk sekali pakai ini, termasuk produsen dan pengecer. Jika melanggar, masyarakat akan dikenakan denda.

Setelah 3 Juli 2021, masyarakat Inggris tidak boleh menyediakan produk minuman dengan sedotan plastik sekali pakai yang menempel pada kemasannya. Plastik sekali pakai yang dimaksud, yaitu:

1. Sedotan yang seluruhnya dibuat dari plastik atau sebagian dari plastik dan tidak dirancang atau dimaksudkan untuk digunakan kembali

2. Korek kuping, yang dimaksudkan adalah seluruh batang atau sebagian terbuat dari plastik dengan kapas yang dililitkan pada salah satu atau kedua ujungnya dan tidak dirancang atau dimaksudkan untuk digunakan kembali

3. Pengaduk minuman dibuat sebagian atau seluruhnya dari plastik dan dirancang dan dimaksudkan untuk mengaduk minuman.

Tindakan Serupa

Ilustrasi sampah gelas plastik (pixabay)
Ilustrasi sampah gelas plastik (pixabay)

Skotlandia merupakan negara bagian Inggris pertama yang melarang penggunaan plastik mulai Juni 2022 lalu. Menurut situs pemerintahan Skotlandia, sekitar 700 juta barang sekali pakai, meliputi alat makan plastik, piring, dan pengaduk bahan plastik, digunakan di Skotlandia setiap tahunnya.

Tidak hanya Skotlandia, tindakan serupa juga dilakukan oleh Wales juga berupaya mengurangi limbah plastik yang dapat merusak lingkungan. Tindakan ini mulai berlaku pada musim gugur 2023.

Melansir dari CNN, Uni Eropa juga telah melarang piring plastik sekali pakai, peralatan makan, sedotan, tongkat balon, dan korek kuping musim panas lalu. India, negara terpadat kedua di dunia, memberlakukan larangan barang-barang plastik sekali pakai termasuk sedotan, peralatan makan, penutup telinga, film kemasan, tongkat plastik untuk balon,  bungkus permen dan es krim, dan bungkus rokok pada Juli tahun ini. Sementara, Kanada akan menindaklanjuti produksi dan pengimpor kantong plastik, peralatan makan, dan sedotan.  

Kemudian, California memberlakukan pembatasan baru pada plastik sekali pakai pada bulan Juni, mewajibkan semua kemasan sekali pakai dan peralatan makanan sekali pakai plastik dapat didaur ulang atau dibuat kompos pada tahun 2032 mendatang.

Limbah Plastik

Ilustrasi limbah plastik. (dok. Tanvi Sharma/unsplash/Adhita Diansyavira)
Ilustrasi limbah plastik. (dok. Tanvi Sharma/unsplash/Adhita Diansyavira)

Pemerintah mengatakan 1,1 miliar piring sekali pakai dan 4,25 miliar item alat makan sekali pakai digunakan di Inggris setiap tahun, setara dengan 20 piring dan 75 potong alat makan per orang. Hanya 10 persen dari tumpukan plastik raksasa ini yang didaur ulang, kata pemerintah dalam dokumen konsultasi, menambahkan bahwa peralatan makan plastik termasuk di antara 15 barang yang paling banyak berserakan di Inggris.

Sementara itu, PBB telah memperingatkan dunia sedang menghadapi masalah polusi plastik yang sangat besar jika pemerintah tidak bertindak cepat. Sebuah laporan dari Program Lingkungan PBB yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan bahwa jumlah sampah plastik yang memasuki ekosistem perairan hampir tiga kali lipat menjadi 37 juta ton per tahun pada 2040.

Plastik sekali pakai juga mempercepat perubahan iklim, karena sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi di setiap tahap siklus hidupnya. Pada tingkat produksi saat ini, emisi dari plastik mengancam kemampuan dunia untuk menjaga kenaikan suhu global dalam 1,5 derajat.

Infografis  Siklus Hidup Sampah Botol Plastik
Infografis  Siklus Hidup Sampah Botol Plastik    
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya