Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan merupakan salah satu negara yang paling dikunjungi wisatawan asing. Menurut data dari Statista pada tahun lalu, sekitar 547 ribu pengunjung Negeri Gingseng tersebut berasal dari negara Asia lain, 242 ribu pengunjung dari Amerika, dan 147 ribu dari kawasan Eropa.
Sebanyak 47 persen di antaranya memilih Korea Selatan (Korsel) untuk berwisata kuliner, sisanya ingin menikmati alam dan berbelanja. Terkait hal ini, melansir dari Korea Times, Kamis (15/12/2022), Korsel berencana untuk meluncurkan dua jenis visa baru, yaitu visa K-Culture dan visa kerja untuk menarik wisatawan asing tahun depan guna membantu revitalisasi industri pariwisata lokal.
Advertisement
Baca Juga
Peluncuran kedua visa ini merupakan bagian dari rencana induk promosi pariwisata yang dibuat oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea serta lembaga terkait lainnya untuk menghidupkan kembali industri perjalanan yang terdampak pandemi. Pemerintah setempat bahkan telah menetapkan bahwa 2023 dan 2024 sebagai Tahun Kunjungan Korea.
Rencana tersebut diharapkan bisa menarik 30 juta kunjungan wisatawan asing dan diprediksi dapat menghasilkan pendapatan pariwisata senilai tiga miliar dolar pada 2027.
Kim Jang sil, Kepala Organisasi Pariwisata Korea Selatan menyebutkan bahwa ada peningkatan kebutuhan perjalanan di Korea Selatan. Hal ini didukung dengan survei yang ada bahwa Seoul berada di peringkat ke-4 di antara tujuan perjalanan yang paling dicari. Pihaknya akan melakukan kampanye ekstensif untuk mempromosikan pariwisata, seperti budaya Korea.
Visa K-Culture
K-Culture atau kebudayaan Korea belakangan telah menjadi daya tarik bagi beberapa pengunjung. Hal ini  juga merupakan salah satu yang dipikirkan oleh pemerintah Korea dengan menyiapkan visa K-culture.
Menurut pemerintah Korsel, visa ini merupakan salah satu cara untuk menarik warga asing yang ingin menjelajahi dan belajar budaya Korea. Visa ini menargetkan anak muda yang tertarik dengan konten Korea dan bersedia belajar tentang industri hiburan negara dan sistem pembuatan konten.
Visa akan disetujui dengan syarat bahwa pemohon akan menjalani program pendidikan atau pelatihan di industri konten, seperti agensi hiburan K-pop. Meskipun rinciannya belum ditentukan mengenai penerapannya, visa tersebut bertujuan untuk memanfaatkan popularitas global film, drama, dan musik Korea yang semakin meningkat dan memenuhi antusiasme penggemar internasional untuk merasakan budaya populer Korea.
Kementerian Kebudayaan mengonfirmasi bahwa visa tersebut akan diperkenalkan pada paruh pertama 2023. Disebutkan bahwa pada dua tahun ke depan, pemerintah juga berencana menggelar seratus acara K-budaya bekerja sama dengan perusahaan swasta, seperti konser dengan bintang K-pop, konser K-pop Incheon (INK), Festival One-Asia, dan Olimpiade Pemuda Musim Dingin 2024 Gangwon.
Advertisement
Visa Kerja Korea
Bukan hanya visa K-Culture yang ditunjang oleh pemerintahan Korea, tetapi juga visa kerja. Pemerintah juga akan menawarkan visa kerja yang bisa dinikmati.
Fasilitas itu didorong berkembangnya tren workcation, kombinasi kata kerja dan liburan, yang mengacu pada tren gaya hidup di mana para wisatawan bekerja dari jarak jauh selama tinggal lama di kota atau negara lain. Gaya hidup fleksibel ini berevolusi dari bleisure, yaitu bentuk perjalanan yang menggabungkan perjalanan bisnis dengan berlibur (leisure).
Hal ini menjadi populer di awal pandemi karena semakin banyak orang mulai bekerja dari jarak jauh, seperti penerapan WFH (work from home). Menurut sebuah studi global terdapat 65 persen dari 5.500 responden mengatakan mereka kemungkinan akan memperpanjang perjalanan bisnis untuk memasukkan hiburan pribadi atau sebaliknya pada 2022.
Detail implementasi visa baru juga belum diberikan informasi lebih lanjut. Namun, informasi ini disebut baru akan diperkenalkan pada paruh kedua tahun depan. Ketika sudah resmi, para pengunjung dari negara asing dapat tinggal di Korea hingga dua tahun untuk menjelajahi bidang minat mereka.Â
Otorisasi Perjalanan
Demi menunjang industri pariwisata yang lebih baik, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan Korea Electronic Travel Authorization (K-ETA). Hal ini dibuat untuk meningkatkan pengalaman perjalanan secara keseluruhan, mulai dari memasuki hingga meninggalkan Korea. Nantinya, wisatawan asing yang tiba di Korea harus mendaftarkan riwayat informasi perjalanan kesehatan serta catatan kriminal terlebih dahulu untuk keperluan otorisasi.
Pemerintah akan menambahkan layanan persetujuan en bloc untuk pelancong grup dan menambahkan layanan bahasa Cina dan Jepang untuk sistem K-ETA. Dengan rencana baru pemerintah, warga negara asing akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk bekerja di bidang pariwisata Korea dan industri lainnya.
Pemerintah juga berencana untuk melonggarkan peraturan ketenagakerjaan industri perhotelan dan pariwisata. Jumlah lowongan untuk pekerja asing dengan visa E-7 atau visa pekerjaan khusus yang bekerja di hotel akan ditingkatkan dari dua orang menjadi lima orang.
Selain itu, aturan jam kerja mahasiswa internasional akan dilonggarkan. Mereka yang belajar di Korea untuk gelar sarjana dengan visa D-2 atau visa pelajar internasional akan diizinkan bekerja maksimal 30 jam seminggu, waktu yang diberikan lebih panjang dari sebelumnya, yaitu 10 hingga 15 jam.
Advertisement